Mohon tunggu...
Isep Suprapto
Isep Suprapto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Pendidikan

Hobi : Menulis, Membaca, Jogging, Cycling, Baca Qur'an

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadikan Sekolah Sebagai Tempat Yang Suci Setelah Tempat Ibadah

1 Maret 2024   11:19 Diperbarui: 1 Maret 2024   15:01 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah "sekolah tempat yang suci" tidak umum digunakan dalam konteks umum. Secara tradisional, istilah "tempat yang suci" biasanya terkait dengan tempat-tempat ibadah seperti mesjid atau tempat ibadah lainnya dianggap sebagai tempat-tempat suci dalam berbagai agama.

Istilah "sekolah tempat yang suci," mungkin oleh sebagian besar orang dianggap sebagai penggunaan metafora atau konsep khusus dalam suatu konteks tertentu.

Namun sebagai penulis artikel ini saya mempunyai  pemahaman terhadap konsep "Sekolah yang berkonsep tempat yang suci setelah tempat ibadah" ialah :

Sekolah adalah tempat di mana proses pendidikan dipandang sebagai suatu bentuk pengabdian atau ibadah pada Tuhan Yang Maha Esa. Tempat tersebut dapat dianggap "suci" karena segala aktivitas di dalamnya dijalankan dengan tujuan spiritual dan  pembentukan karakter, etika, moral bagi warga sekolahnya.

  • Komunitas Belajar yang Keharmonisan:

Suatu sekolah dapat dianggap sebagai tempat yang suci jika warga belajar di dalamnya menciptakan suasana harmonis, saling mendukung, dan saling peduli. Konsep ini menciptakan lingkungan yang dianggap istimewa dan bernilai.

  • Kebersihan lingkungan dan Keteraturan:

Konsep "tempat yang suci" juga dapat merujuk pada kebersihan, keteraturan, dan kehormatan yang dijaga di dalam lingkungan sekolah. Dengan menciptakan atmosfer yang bersih dan teratur, lembaga pendidikan mungkin berusaha menciptakan suasana yang dianggap sakral atau istimewa.

Jika sekolah memfokuskan perhatiannya pada pembangunan karakter, moral, dan etika siswa, maka konsep "tempat yang suci" dapat menggambarkan upaya untuk menciptakan lingkungan  di mana nilai-nilai ini ditekankan dan dihormati.

  • Keberagaman dan Toleransi:

Mendorong keberagaman, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Ini dapat menciptakan atmosfer yang dianggap suci karena dihuni oleh keragaman yang dihormati dan diterima.

Transformasi sekolah menjadi tempat yang dianggap suci setelah tempat ibadah dapat melibatkan berbagai langkah dan prinsip untuk menciptakan lingkungan yang menghormati nilai-nilai spiritual dan pendidikan. Berikut beberapa ide yang mungkin bisa dipertimbangkan:

  • Menyelaraskan kurikulum dengan nilai-nilai spiritual dan etika.
  • Mengintegrasikan pelajaran tentang toleransi, keadilan, dan kasih sayang.
  • Menyediakan ruang atau sudut yang didedikasikan untuk meditasi, doa, atau refleksi.
  • Memasukkan program pembangunan karakter yang menekankan kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama.
  • Mendorong siswa untuk mengembangkan kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai etika.
  • Menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan kebudayaan yang melibatkan partisipasi semua siswa tanpa memandang latar belakang agama.
  • Memperindah ruang kelas dan lingkungan sekolah dengan unsur-unsur yang menciptakan suasana tenang dan spiritual.
  • Menyertakan seni atau dekorasi yang menginspirasi ketenangan dan introspeksi.
  • Berkolaborasi dengan komunitas keagamaan setempat untuk mengadakan program bersama dan mengundang pemimpin agama untuk memberikan ceramah atau kuliah motivasi.
  • Menyelenggarakan program pengembangan diri yang melibatkan aspek-aspek spiritual dan intelektual, mengajarkan konsep-konsep kepedulian dan tanggung jawab sosial.
  • Mendapatkan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh komunitas pendidikan, termasuk guru, staf, siswa, dan orang tua.
  • Memberikan pelatihan kepada guru dan staf untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual.
  • Mengembangkan program-program khusus atau kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan aspek spiritual siswa.
  • Mengevaluasi secara berkala terhadap kemajuan dan dampak dari langkah-langkah yang diambil, dan sesuaikan program jika diperlukan.
  • Menanamkan penghargaan terhadap keragaman dan keunikan setiap individu di sekolah, menciptakan lingkungan inklusif yang menerima perbedaan.
  • Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan atau program-program yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritual.
  • Memastikan bahwa upaya ini tidak hanya bersifat proyek, tetapi diintegrasikan sebagai bagian integral dari budaya sekolah.
  • Menyelenggarakan kelas diskusi atau sesi refleksi yang menggali nilai-nilai spiritual dan etika dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang menggabungkan nilai-nilai spiritual dengan pendidikan, menciptakan tempat yang dianggap suci setelah tempat ibadah. Semoga.

oleh  : Isep Suprapto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun