Biasanya anak muda menilai kalo orang yang keren itu adalah orang yang tatoan. Anak muda yang keren itu adalah anak muda yang malamnya di isi dengan balapan, sampe ada juga yang mengatakan anak muda yang keren itu yang punya mantan pacar sampe seratus ribuan.
Sekalipun kita survey ke lapangan, faktanya memang demikian. Bahkan ketika kita bertanya pada orang yang suka mabuk-mabukan, mereka akan menjawab. "Kan biar keliatan keren".
Sedangkan dibalik itu, orang yang biasanya suka sholat di masjid, orang biasanya suka ikut kajian, orang yang biasanya rajin mengaji, itu malah disebut "cupu". Atau bahkan "Kuper" Anak yang kurang pergaulan.
Karena orang-orang yang keren itu biasanya di contohkan seperti orang-orang yang demikian. Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya tawarkan nih, kepada teman-teman literasi yang budiman, bahwa ada keren yang lebih keren. Yaitu keren versi islam.
Sebetulnya yang menentukan keren atau tidaknya diri kita yaitu diri kita sendiri. Tinggal kita memilih mau kerennya yang seperti apa. Menjadi pemuda yang taat atau menjadi pemuda yang sesat?
Orang-orang yang saat ini sukses, masa mudanya adalah orang-orang yang taat. Taat akan aturan yang dibuat oleh dirinya sendiri, taat akan arahan gurunya, bahkan taat akan ajaran agamanya.
Coba deh kita tengok, orang-orang yang sekarang berkelakuan tidak baik seperti yang sudah kita sebutkan diatas. Biasanya masa depan mereka tidak terarah, atau biasa kita sebut "Madesu" Masa depan suram. Karena pada hakikatnya masa depan kita ditentukan dari pada apa yang kita lakukan hari ini.
Kalo kita buka sejarah, kebanyakan anak muda di zaman dahulu itu mereka disibukkan dengan kegiatan yang positif bahkan menjadi aktor penting dalam sejarah peradaban. Muhammad Al Fatih di usia 22 tahunnya bisa menaklukkan Konstantinopel ibu kota Byzantium. Â Atab bin Usaid.Â
Diangkat oleh Rasul Shallallahu'alaihi wasallam sebagai gubernur Makkah pada umur 18 tahun. Zaid bin Tsabit di usia 13 tahun sudah menjadi Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani, sehingga menjadi penerjemah Rasul Shallallu'alalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al Qur'an.
Beliau-beliau adalah orang-orang yang sangat keren. Dan tentunya latar belakang mereka adalah ketaatan. Karena untuk manjadi seseorang yang hebat perlu diawali dengan prinsip taat, makanya saya sebut "Taat itu keren"
Tetapi menjadi taat di usia muda memang tidak mudah, biasanya akan muncul pertanyaan seperti ini, "Bang saya ingin hijrah jadi orang yang taat, tapi saya gak bisa ngaji, saya gak bisa sholat, jadi saya harus gimana?"
Nah.... Untuk itu saya punya 3 tips bagi siapa saja yang ingin memulai untuk hijrah menuju taat, diantaranya;
1. Ganti makanan
Mengganti makanan kita, dalam artian menganalisis kembali dari mana hasil atau sumber untuk membeli makanan kita. Yang tentunya harus dari jalan yang halal dan di ridhoi oleh Allah SWT.
2. Ganti _lifestyle_ .
Harus bisa merubah atau minimalnya mengurangi sedikit demi sedikit kebiasaan buruk kita, seperti halnya yang biasanya nongkrong sampai subuh, ya kita kurangi sedikit demi sedikit, sampai suatu saat kita nongkrongnya di masjid misalnya. Tak bisa dipungkiri, karena memang harus demikian. kita harus mulai untuk banyak belajar, dan tentunya perlu jihad untuk melawan kebiasaan buruk kita.
Perlu diketahui juga bahwa keberhasilan merubah _lifestyle_ kita ditentukan oleh poin yang nomor tiga
3. Ganti teman
Mohon maaf saya katakan kita harus ganti teman kita, dalam artian kita harus mencari teman yang memang satu jalan untuk menuju ke arah ketaatan. Semisal teman kita saat ini tidak pernah mengingatkan kita kalo sudah masuk waktu sholat, tidak pernah saling menasehati untuk kebaikan.Â
Maka mau tidak mau kita harus balik kanan. tetapi perlu diingat juga bahwa mengganti teman itu bukan berarti kita langsung Menjudge mereka bahwa mereka orang yang tidak baik, tapi kita mulai merubah diri kita sedikit demi sedikit ke arah kebaikan dan mulai mengajak mereka kalau mereka berkenan.Â
Karena obat paling ampuh untuk merubah kebiasaan adalah merubah lingkungan terlebih dahulu. Maka saya katakan kita harus mengganti teman, tapi bukan berarti kita langsung menjauh begitu saja, kita harus bisa menjaga jarak tanpa mengurangi esensi pertemanan bersama mereka dan merubah haluan ke teman-teman yang punya orientasi ke arah ketaatan.
Jadilah pemuda pembawa perubahan bukan pemuda yang suka rebahan.
Writer: _*Muhamad Nur'alim (Ketua Umum ISC periode 2023-2024)*_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H