Mohon tunggu...
Isaura Jasmine
Isaura Jasmine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Every day might not be a good day but there is good in every day :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stop Bullying!

17 Juni 2021   19:01 Diperbarui: 24 Juni 2021   18:41 4802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying adalah penggunaan kekerasan,ancaman,atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi seseorang. Didunia pendidikan di indonesia banyak sekali kasus bullying yang terjadi disekolah-sekolah. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman,kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban. Biasanya bullying terjadi karena perbedaan ras,agama,gender,seksualitas,kekuasaan atau kemampuan yang melebihi dari teman-temannya.

Bullying seringkali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikis terhadap sesorang atau kelompok yang lebih 'lemah' oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih 'kuat'. Kejadian ini dapat membuat mental korban yang di bully menjadi rusak yang mengakibatkan terus-menerus merasa takut. Bullying tidak hanya ada di kalangan anak sd sampai smk saja tetapi dikalangan mahasiswa pun masih banyak terjadinya bullying.

stop-bullying-23-2148584735-60d46d949b65006cc97cc793.jpg
stop-bullying-23-2148584735-60d46d949b65006cc97cc793.jpg
Contoh perilaku bullying yang biasa terjadi disekolah-sekolah yaitu; a) kontak fisik langsung(meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya, memukul, menampar, mendorong, menggigit, menarik rambut, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain, pelecehan seksual); b) kontak verbal langsung(mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama(name-calling), sarkasme, merendahkan(put-downs), mencela atau mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip); c) perilaku non-verbal langsung( melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal); d) perilaku non-verbal tidak langsung( mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).

Pelaku bullying mulai dari temen sekelas, kakak kelas, adik kelas, guru, hingga anak-anak diluar sekolah. Bullying sering terjadi diruang kelas, toilet, kantin, halaman sekolah, pintu gerbang, bahkan diluar pagar sekolah. Bullying tidak selalu terjadi secara berhadapan muka tapi dapat juga di media sosial. Ini harusnya menjadi perhatian yang serius baik dari orang tua maupun guru disekolah. Deretan kasus bullying yang masih terjadi baru-baru ini menandakan masih belum ada rasa efekjera bagi tersangka bullying.

Kasus terbaru bullying di purworejo yang menghebohkan dunia pendidikan di Jawa Tengah, dimana siswi smp berkebutuhan khusus dipukuli oleh tiga siswa secara bergantian dan aksi itu direkam oleh temannya. Kejadian pemukulan itu hanya gara-gara masalah sepele yaitu siswi yang dipukuli menolak memberikan uang karena selama ini mereka sudah sering meminta uang. Akhirnya kasus ini menjadi viral di media sosial, Gubernur Jawa Tengah bapak Ganjar Pranowo pun memberikan perhatian khusus dan terusik dengan menginstruksikan agar kejadian itu untuk diusut tuntas.

mediasi-390x220-60d46e2dbb4486330456a092.jpg
mediasi-390x220-60d46e2dbb4486330456a092.jpg
Pertanyaannya saya sekarang setelah melihat terjadinya bullying tersebut bagaimana anak bisa belajar dengan baik kalau dia dalam keadaan tertekan? Bagaimana bisa berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik kalau ada yang mengancam danmemukulnya setiap hari? Sehingga sangat wajar jika dikatakan bahwa bullying sangat berbahaya dan mengganggu proses belajar mengajar.

Beberapa perilaku siswa disekolah yang masih melakukan bullying. Pertama, masih adanya anak yang merasa mempunyai kekuasaan yang lebih dibanding teman-temannya. Sehingga mereka kadang membuat geng antartemen mereka sendiri. Selanjutnya mereka memalak temennya sendiri dengan meminta uang kepada temennya yang lemah.

Kedua, bisa jadi karena sebelumnya pernah diperlakukan secara fisik oleh kakak kelasnya akhirnya ketika ada kesempatan untuk balas dendam, maka mereka membalas dendam dengan adik kelasnya atau temannya yang lebih lemah. Ini seperti dendam yang berantai dan turun temurun.

Ketiga, minimnya pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak-anaknya. Bisa jadi karena orang tua sibuk bekerja sehingga tidak bisa mengontrol pergaulan anak-anaknya. Sehingga anaknya salah bergaul dan menjadi anak yang nakal.

Bullying ternyata tidak hanya memberi dampak negatif pada korban, melainkan juga pada para pelaku. Bullying, dari berbagai kasus yang sering kita lihat ternyata sangat berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindakan bunur diri. Bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis para siswa. Para pelaku bullying berpotensi tumbuh sebagai pelaku kriminal, jika dibandingkan dengan anak-anak yang tidak melakukan bullying.

images-60d46ec506310e68e3719b62.jpeg
images-60d46ec506310e68e3719b62.jpeg
Bagi si korban biasanya akan merasakan banyak emosi negatif ( marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi seperti ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga. Dan kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademiknya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi,dan ingin bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun