Mohon tunggu...
Isaro Tarabhalaga
Isaro Tarabhalaga Mohon Tunggu... -

Hidup itu adalah Perjuangan.... tapi bukan berjuang dengan jalan mencuri .... ataupun Korupsi...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

pak jokowi kecipratan

8 Juli 2014   13:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu tanggal 6 Juni kemarin udara di Australia Barat terutama di kotaPerthsangat tidakbersahabat, hujan sejak dari pagi hari disertai angin kencang yang kadang kedengarannya sepertiorang yang sedang bersiul itu sangat menakutkan.Sehari sebelumnya memang sudah diberitakan bahwa sekitar seminggu kedepan hujan dan angin kencang akan menerpakota Perth.

Padahal sehari sebelumnya cuaca sangat bagus, matahari bersinarterang meskipun udara agak dingin, begitu juga cuaca ketika kami berkumpul di pusat kota dengan teman-teman warga Indonesia yang bermukim di Perth, beberapa hari menjelangbulan Puasa.

Hari PemilihanCapres dan Wapres, untuk Australia Barat diadakan hari Minggu kemarin, di dua tempat, dan kami memilih diGedung Konsulat Indonesia, karena tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, dan dimulai darijam 9.00 pagi s/d jam 19.00.Kamitidak dapat datang pada pagi hari berhubung ada pekerjaan mendadak, jadi kami datang sekitar jam 17.00

Meskipun hujan belum juga reda, masih gerimis dan diselingi angin kencang, tapi di depan halaman Gedung Konsulatmasih dipenuhi warga Indonesia, begitu menujuhalaman belakangantrian-pun cukup panjang, padahal waktu pemilihan Calon Legslatiftgl 6 April 2014 lalu tidak seperti itu, dalam waktu kurang lebih lima menit, kami-pun sudah selesai mencoblos gambar pilihan kami.

Ketika sedang mengantri ada seorang Ibu yang berasal dari Sumatra Utara, terpaksa duduk di kursi disamping antrian, lama bangetpanjang lagiantriannya, ucapnya. Maklumlah Bu, ada orang penting nomor dua baru nampang dalam gambar, kata salah seorang yang antridibelakangnya.Saat itu kami kurang begitu memperhatikan apa yang diucapkan orang tsb.Setelah selesai memilih dan kebetulan ketemu teman-teman kami, rupanya yang dimaksud orangpenting nomor duabaru nampang dalam gambarnya ituadalah Pak Jokowi.Kelihatannyateman-teman kamijugalebihmenyenangitampangbaru yangsederhana tsb, dengan memberikan berbagaialasanmengapamemilihnya.

Pada pemilihan anggota legislatif6 Aprillalu, kami mencoblosPak Bondan Winarnoperwakilan dari Gerindra, karena menurut ceritaMbak Rosi (bukan nama sebenarnya), yaitu salah satu teman kami – Pak Bondanadalah orang yang handal di bagian Marketing Eveready - tempat bekerjanya dulu. Marketing Departemen Eveready cukup solid, well organized – kerja sama diantara staff di dalamnya cukup bagus, membuat iri departemen lainnya di perusahaan tsb.Sekian puluh tahun lalukami sendiri mengenal Pak Bonan hanya dari artikelnya di harian Kompas, membaca artikel tentangperjalanannya diluar negeri,terutamajika beliau pulang dari liburan tahunannya seperti dariSwiss atau negara lainnya.Setelah itu kami dengar beliau ikut aktif diKapalDewaruciyang mengelilingidunia,dan yang terakhir kami tahu beliauaktifdalamdunia KulinerIndonesia. Orangnyasederhana,tidak kelihatangreedy/rakus itu sajaalasan kamimemilihnya, selain itu Pak Bondanadalah teman dekat daribekas boskami juga.

Untuk pemilihan Capres dan Wapres, kali ini kaminyoblos Pak Jokowi,jadiberimbang tidak berat sebelah, disamping tentunya berdasarkanapayang kami dengar, lihatdanbacadi media cetak sertaseputarceritadaripengalaman teman-temankamibaik yang sekarang berdomisili di Perth,maupunyangberadadipelosok tanah  air Indonesia.

Apa yang kami lihat?Kampanyedari kubu Pak Prabowo kelihatannyasepertidalam kampanye dizaman ORBA, karena memangGerindra didukungolehpartaiGolkar, PKS, PPP dsb – ini nantinya jika berhasil, pastimereka-mereka dari partai tsb di atas, akan minta jatah kedudukan di pemerintahan, dan begitu mulai menjalankan Proyek Pemerintah, mereka-pun pasti akan memperhitungkanbiaya bekas kampanye, “tidak ada makan siang gratis”bukan ?setelahitusepertibiasanyatentu akanmenyunatdanaproyekbarudst – aparat pemerintahan kembali lagi mengikuti sistimlama - ORBA !

Kampanye hitam atau apalah namanya yang memojokkan Jokowi, seperti yang dikatakan orang tuanyaChina-lah dsb.  Ini mengingatkan kami kepadaAlm Gus Dur dulu, yang diisu-kanpunya wanita simpanan(yang bener saja orang punya penyakit diabetes, dan sudah susah jalan ??!! bodoh pulatuhyang menebar isu, pengetahuan medis-nya minus), danternyataitu adalah ulahnyaBpkFuadBawazier, orang yangbanyak duit, bisa membayar berapa saja buat si penebarisu,wong duitdia juga, paling hasil ngutil dari kelebihan pajak dan masuk kantong/rekeningpribadinya (bekaspejabat KantorPajak lho!), menurutkhabar dia sakit hati - tidak pernahdigubrisAlm Gus Dur,maunya barangkali ditawarinjadi menteri!!? –ini menurutceritayangberedar diGeraiSahamDanareksa.

Lain halnya denganMbak Rosi (bukan nama sebenarnya), teman kamiyang memilihno 2.Sebenarnya bila memilih Pak Prabowo tidak ada masalah, tapi itu tuh – disampingnya, jelasnya.Saudaranya itu, Pak Hasyim D, sekitar tahun 2000-ansaham Semen Cibinong-ku benar-benar hancur.Memangnya kenapakokbisamerugi. Begini ceritanya,waktu itu uang perusahaan SemenCibinong sekitar25 juta dollar (?)raibentah kemana, danPak Hasyim D yang menjadi penanggungjawabSemen Cibinong, tidak dapat memberikan jawaban/keterangan apa-apa.Akhirnyaituharga saham yang dariRp.800/1000,-melorot turun menjadiRp.250,- per lembarnya, dan harganya tidak bergeraksampai kurang lebihlima tahunan, aku beliwaktuitu masih diharga 400/600,-Pokoknya sekianpuluhjutauangkuhilang, ungkapnya dengan nada kesal.

Kami pernah jugamembaca di salah satu surat kabar ibukota, ketikaituPak Hasyim D.menjual salah satu perusahaannya kepada Alm Gus Dur - sebelum menjabatPresiden danternyata perusahaan yang dijualnya itu punyautang banyak, jaditerangsajaAlm Gus Durmarahdanngomel-ngomel(mungkin merasa ditipu, mentang-mentang penglihatan beliau sudah tidak begitu normal).Bagi kami sih tak heran, ketika dulu kami sedangmakan siang bersama salah satuadik iparnyaAlmPak Radius Prawiro, kebetulan ada yang menyapa-nya, setelah salaman dan berlalu, kemudiankami tanya, siapaitu ? Ah biasa, PakHasyim D. cuma petantang-petinting begitu saja,jawabnya dengan nada yangsinis, seolah tidak begitumempercayai dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun