Mohon tunggu...
Isar Dasuki Tasim
Isar Dasuki Tasim Mohon Tunggu... Administrasi - Profil sudah sesuai dengan data.

Sebagai Guru SMA yang bertugas sejak tahun 1989 di Teluknaga Tangerang. "berbagi semoga bermanfaat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tinggal di Cicadas

28 Mei 2020   14:21 Diperbarui: 28 Mei 2020   14:24 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal ke Bandung dari Bengkulu Selatan kami tinggal di Cicadas. Cicadas merupakan daerah padat penduduknya. Didaerah itu kakak ku sudah sekolah di SD dan saya belum sekolah. Cicadas merupakan pengalaman yang berharga walaupun saat itu usia ku masih lima tahun. Pengalaman memberikan informasi tentang nomor buntut, padahal masih kecil, tetapi tetangga mengartikan lain dengan nomor buntut.

Sebelum perjudian dilarang, Cicadas tempatnya orang menjual toto nalo, sampai kakaku lelaki yang sudah kelas 2 SD sudah di suruh berjualan buntut. Orang tuaku yang tentara bertindak sebagai penampung para penjual nomor toto nalo. Kegiatan yang tidak mendidik itu terus berlanjut, hingga suatu saat keluargaku pindah menempati rumah petak di Asrama Yon Kaveleri 8 Tank di daerah Cibangkong Turangga Bandung. Karena jarak tugas yang jauh dari Kesatuan maka para tentara yang tinggal di luar asrama dipanggil untuk menempati rumah petak yang sangat kecil.

Rumah kecil itu hanya di batasi oleh bilik. Bilik itu memisahkan dengan tetangga tentara lainnya kiri, kanan, dan belakang. Kalau sedang ribut adek dan kakak, sebelah rumah yang kebetulan pengantin baru suka memukul bilik itu, dan kami pun terdiam. Maklum ade kakaku terdiri dari enam bersaudara, dan uniknya nama depan di mulai dengan hurup I.

Anak pertama perempuan dan di beri nama Itin Tastin, anak kedua perempuan di berinama Istilah, anak ketiga laki-laki di berinama Irianto, anak ketiga, kebetulan beliau sedang bertugas untuk pembebasan Irian Barat, semuanya lahir di Kedurang Bengkulu Selatan. Anak keempat lahirlah diriku dan di berinama Isar Dasuki, anak ke lima perempuan di beri nama Isni Hartati dan lahir si Bungsu laki-laki diberi nama Irawan Dinata Mesalam, nah ketiga anak yang lahir belakangan larhir di daerah Bandung. Dengan rumah petak yang kecil, membuat kita tidur seperti pindang berhimpitan, ada yang pakai Pelbet, tempat tidur Prajurit, ada yang dikursi. Oleh karena itu tetangga sebelah yang sedang berbulan madu merasa terganggu.

Kejadian tersebut sampailah ke Komandan Kompi. Penyelesaiaanya penganten Baru pindah ke barak bintara blok D namanya, karena beliau berpangkat Sersan Mayor. Sementara Bapakku yang kopral tetap berada disitu, hanya menjadi dua petak lebih luas.

Tinggal di Cicadas mengontrak satu rumah milik penduduk setempat, sampai usiaku sekolah kelas satu baru pindah ke asrama. Pengalaman di Cicadas tidak banyak di ingat, mungkin karena masih sangat kecil. Di Cicadas juga ada beberapa saudara orang tua yang ikut di rumah kontrakan. Ada 3 (tiga) pemuda yang sedang tugas belajar di Bandung, salah satu nya di Telkom, Penerangan dan satu lagi menunggu panggilan kerja yaitu cpns.

Yang belajar di Penerangan keadaan orang tuanya tidak begitu mendukung, sehingga sering kali kesulitan dalam kehidupan di Bandung. Kesulitan itu di lalui dengan berdagang gorengan di Gang Sukasirna, goreng pisang, goreng singkong dan golrengan lainnya. Aku pernah ikut berdagang dengan beliau, sampai terkantuk-kantuk.

Sementara yang sekolah di Telkom sangat mewah karena memilik penghasilan dari ikatan dinas. Pernah suatu ketika yang dari Telkom pulang dari sekolah, didapati makanan belum tersedia, beliau langsung mengajak saya ke pasar untuk membeli ikan mas, ikan mas itu langsung di olah dan di makan bersama-sama. Memang kesulitan di tahun 1970-an terasa begitu prihatin. Pemuda yang menunggu panggilan masih saudara dengan Ibu ku, karena dia merupakan anak dari Kakak Ibu ku, tidak lama datanglah surat panggilan dalam surat panggilan itu harus memilih salah satu dari tugas itu, pertama tugas di Aceh dan kedua tugas di Banyuwangi. Dia memminta pertimbangan kepada Orang tua ku, dan akhirnya di pilihlah Banyuwangi sebagai tempat bekerja di Kejaksaan Banyuwangi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun