Mohon tunggu...
Isar Dasuki Tasim
Isar Dasuki Tasim Mohon Tunggu... Administrasi - Profil sudah sesuai dengan data.

Sebagai Guru SMA yang bertugas sejak tahun 1989 di Teluknaga Tangerang. "berbagi semoga bermanfaat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Prajurit

21 Mei 2020   14:00 Diperbarui: 21 Mei 2020   14:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maksudnya kenapa dari daerah Jawa Barat saja yang dapat bersekolah secaba, sementara dari suku Sumatera tidak ada. Ungkapan ini hanya menutupi kekecewaan seorang prajurit, namun dalam tugas siap perintah.

Akhirnya dari tugas militer orang tuaku dapat juga kenaikan pangkat luar biasa, menjadi serda hanya dengan merayap dibawah kolong tank. Dengan kenaikan pangkat serda (sersan dua) beliau sangat gembira, karena tanpa harus sekolah.

Mendekati masa purna tugas, orangtua ku beberapa kali mutasi ke Brikav 1 Bandung. Tidak lama Brikav 1 di bubarkan, orang tua ku di mutasi ke kostrad, tidak jelas belum mendapat penugasan, masih mengisi asrama tentara.

Namun beliau ketemu dengan komandan kompi ketika masih dinas di Batalyon Kavaleri 8 Tank, dan beberapa teman yang iktut mutasi bersama-sama, termasuk rekan karibnya Supardi ikut mutasi ke Batalyon 1 Tank.

Tidak lama di Batalyon Kavaleri 1 Tank, beberapa tahun kemudian beliau menjalani masa persiapan pensiun. Sekitar Tahun 1986 beliau purna bakti sebagai prajurit Baret Hitam kebanggaannya, sampai saat ini Baret Hitam masih di pakai ketika di Undang mengikuti HUT RI di tingkat Kecamatan di kampungnya. Semboyan yang masih terbawa di tengah masyarakat yaitu; "Jaya di medan perang, berguna di masyarakat".

Kenangan di Batalyon Kavaleri 1 Tank, ada komandan Batalyon yang terkenal disiplin dan galak kepada bawahannya. Tapi tidak demikian kepada Bapak Saya. Tahun 1986 Kakaku yang lelaki akan menikah, seperti biasa sebagai TNI beliau patuh dan melapor ke Komandan Batalyon untuk memohon izin pada acara dimaksud.

Namun izin yang dimaksud hanya di beri satu hari dan segera kembali ke Batalyon. Hal ini tidak mungkin karena perjalanan Jakarta Bandung saat itu masih 4 sampai 5 jam, belum ada jalan tol Padalenyi. Beliau minta pertimbangan kepada komandan, namun komandan tidak memberikan, akhirnya terjadi perdebatan hingga geger satu Batalyon, terdengar oleh komandan kompi, para perwira berunding serta memberikan pertimbangan kepada komandan Batalyon.

Komandan mengalah dan akhirnya di beri izin selama 3 hari. Itulah kenangan selama menjadi Prajurit dalam dinas militer sebagai Prajurit Komando Baret Hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun