Penelitian yang befokus pada durasi perilaku mager menunjukkan bahwa rata-rata waktu duduk di hari kerja adalah 9 jam 29 menit, sedangkan pada waktu akhir pekan sebanyak 8 jam 59 menit. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa waktu duduk di hari kerja di bawah 8 jam/hari pada individu dewasa muda berhubungan dengan kesehatan jiwa dan kualitas hidup yang lebih baik.
Sebagai penutup, dapat dikatakan bahwa perilaku mager akibat gawai pada anak dan remaja berpualang menjadi faktor risiko depresi.
Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian di masa pandemi covid 19 agar timbul kesadaran (awareness) dari masyarakat untuk tetap melakukan aktivitas gerak sesuai protokol kesehatan yang berlaku.Â
Perilaku mager pada anak dan remaja milenial dengan kecanggihan teknologi saat ini dapat diturunkan dengan menerapkan prinsip sebagai berikut:
- Latihan peregangan setelah penggunaan gawai dalam waktu lama
- Diet digital untuk mengontrol pemakaian device teknologi yang berlayar monitor
- Terapi perilaku terkait reward and punishment dalam pemakaian wifi di rumah
- Kebiasaan mengunakan jam modern pengontrol karbo untuk ukuran aktivitas fisik dari jumlah langkah di rumah
- Pengurangan waktu duduk harian selama 60 menit dari mager dan terakhir selalu berperilaku hidup sehat dengan berolahraga ringan.
(dr Isa Multazam Noor, MSc, SpKJ(K) – Psikiater Anak dan Remaja RSJ Dr Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta)    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H