(2) menjaga agar durasi karantina sesingkat mungkin,Â
(3) menggugah masyarakat untuk dapat menyaring mana informasi yang benar dan dapat digunakan terkait covid 19,Â
(4) memperhatikan ketersediaan kebutuhan pokok dan hidup dasar yang memadai,Â
(5) mengurangi kebosanan dengan melakukan aktivitas kreatif dan bermanfaat atau hobi yang sebelumnya belum sempat dilakukan (membaca buku dan menonton film),Â
(6) Â meningkatkan komunikasi melalui bantuan telepon atau perangkat digital dengan keluarga besar dan teman,Â
(7) memberikan perhatian khusus kepada tenaga kesehatan yang berjuang di garda depan penanganan wabah, danÂ
(8) altruisme atau kesuka-relaan dari masyarakat untuk tetap patuhi aturan untuk #stay at home dan bukan karena paksaan.
Sebagai simpulan, kesehatan jiwa merupakan salah satu elemen penting yang tidak dapat diabaikan dalam formulasi penanganan terhadap masyarakat yang terdampak pandemi covid 19. Dengan peningkatan ketahanan mental individu tentu akan memperbaiki daya tahan tubuh (imunitas) dalam melawan wabah penyakit menular ini. Sebagaimana slogan latin "Men sana in corpore sano" yaitu di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Â Â
Sumber Pustaka:
- Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition. DSM 5. 2013 American Psychiatric Association.
- Brooks SK; Webster RK; Smith LE; Woodland L; Wessely S; Greenberg N. The psychological impact of quarantine and how to reduce it: rapid review of the evidence. Rapid Review. Volume 395, Issue 10227, P912-920, March 14, 2020.
- Noor IM. Respons Psikologis dari Individu Terkait Lockdown Covid 19. Flyer Edukasi Wabah Covid 19. Instalasi Diklat & Litbang RSJ Dr Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta 2020. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H