Mohon tunggu...
Isa Multazam Noor
Isa Multazam Noor Mohon Tunggu... Dokter - PsycTelston

Psikiater anak di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta Barat Kepala Instalasi Diklat Litbang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Aspek Kejiwaan Dibalik Puasa, Ada Unsur Sabar dan Memaafkan

5 Juli 2016   20:49 Diperbarui: 5 Juli 2016   20:59 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan akhir dari ibadah puasa yang telah menempa kesabaran individu muslim melawan dorongan hawa nafsu akan di syukuri pada esok hari. Sabar dan syukur menjadi kendaraan bagi umat muslim agar dapat menjadi lebih takwa kepada Allah SWT. Hadis menyebutkan: “Sesungguhnya sabar adalah tiang iman. Takwa merupakan kebajikan yang paling utama, dan takwa itu harus dengan kesabaran.”  

Hari Raya Idul Fitri yang insha allah akan kita jelang esok menjadi kemenangan bagi umat muslim melalui motivasi agama (religi) untuk kembali fitrah (suci) dari perlawanan terhadap dorongan nafsu syahwat. Mari kita sambut 1 Syawal 1437 H ini dengan rasa syukur. Bersyukur dan puasa merupakan obat bagi pejagaan hati terhadap segala karunia yang telah kita terima. Rasulullah SAW sendiri menyebutkan bahwa iman itu terdiri dari dua bagian: sebagian berupa sabar dan sebagian lagi rasa syukur.  

Ibadah puasa terasa belum lengkap apabila belum ditutup dengan saling memaafkan. Sesungguhnya inti sabar dalam berpuasa adalah dapat memaafkan orang lain. Mari sama-sama kita membuka hati untuk saling bermaaf-maafan. Suatu hasil penelitian telah menunjukkan akan dahsyatnya kekuatan memaafkan. Individu yang mampu memaafkan ternyata memiliki kesehatan fisik dan jiwa yang lebih baik. Memaafkan terbukti dapat menciptakan kebahagian, kesabaran, dan menurunkan rasa amarah berdasar paradigma kesehatan jiwa. Memaafkan menjadi obat bagi penyakit jiwa dan penyembuh bagi penyakit hati.

Sebagai akhirul kata, saya sebagai penulis mengucapkan“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Minal Aidzin Wal Faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Bathin.”                        

Daftar Pustaka

  • Al-Ghazali I. Terapi Sabar dan Syukur. Kiat Mensyukuri Nikmat dan Bersabar atas Musibah. Cetakan keempat. Khatulistiwa Press. Jakarta, Desember 2013.
  • Fad’aq AUH. Mengungkap Makna & Hikmah Sabar. Cetakan ketiga. Penerbit Lentera Basritama. Jakarta, 2002.
  • Muhyidin M. Fiqh Sakit Hati. Cetakan Pertama. Penerbit Diva Press. Jogjakarta, 2010.
  • Al-Karimi AS. Terapi Penyakit Ruhani. Cetakan 2. Pustaka Arafah. Solo, Oktober 2012.
  • Syukur MA; Usman F. Terapi Hati. Penerbit Erlangga. Jakarta, 2012.    

Dr Isa Multazam Noor, SpKJ (K) *Psikiater Anak RSJ Dr Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun