skripsi selalu ada saja cerita menarik di dalamnya, ditambah lagi setiap pengalaman mahasiswa memiliki cerita perjuangan yang menarik satu sama lain. Namun apakah benar skripsi sangat se sulit itu bagi mayoritas mahasiswa?
Membahas terkaitAtau itu hanya sebuah paradigma yang menjadi belive bagi banyak orang sehingga menciptakan keyakinan dan pandangan bahwa skripsi adalah hal yang sangat sulit, lama, membuat stres dan lain sebagainya.
Â
Bagi saya sebagai mahasiswa yang nggak pinter-pinter amat, skripsi tidak sesulit yang saya bayangkan di semester 1. Alasan saya:
Pertama karena itu merupakan karya tulisan kita sendiri, kita bebas sesuka hati untuk membuatnya, apakah akan kita bawa ke arah simple, atau serius dan butuh analisis mendalam.
Â
Kedua kita diberikan waktu yang cukup dan sudah terbebas dari mata kuliah, sehingga memudahkan kita untuk mengatur waktu untuk fokus mengerjakan skripsi. Bahkan kita bisa mengerjakan skripsi di tempat yang nyaman diluar kampus, bisa bersama teman, ataupun sendiri sesuai dengan kenyamanan masing-masing.
Â
Ketiga adalah dukungan internet, dengan kemajuan teknologi yang luar biasa cepat, membuat segala informasi mudah diakses, bahkan mempermudah kita melakukan riset, berdiskusi dengan narasumber di belahan dunia lain dengan mudah, mengetik dengan nyaman dengan teknologi terkini dan lain sebagainya. Teknologi benar-benar membantu dalam hal kreativitas dan menjadi faktor pendukung yang mempercepat proses penyelesaian skripsi.
Â
Keempat adalah Pandemi Covid-19, selalu ada hikmah dari setiap musibah, di situasi pandemi seperti ini akan menguntungkan bagi beberapa Mahasiswa tingkat akhir karena tidak harus terjun di lapangan, untuk mendapatkan data primer, semua bisa dibantu dengan menggunakan skema online, memang berbeda kasus jika mahasiswa yang studi nya menuntut untuk mengambil sampel offline tentu adanya pandemi ini sebagai penghambat.
Lalu apa yang sering kali membuat Mahasiswa bisa terjebak lama dalam menyelesaikan skripsinya, dari yang saya lihat kebanyakan mereka terlalu menikmati dengan batas waktu yang diberikan, skripsi yang dirancang oleh sistem Indonesia menjadi standar kelulusan, dianggap hal yang agung dan membutuhkan waktu lama, hal tersebut membuat banyak Mahasiswa memandang skripsi menjadi hal yang sangat besar dan harus di kerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh kehati-hatian, berbeda dengan tugas yang diberikan deadline dalam hitungan hari, minggu atau bulan, skripsi di Indonesia biasanya diberikan waktu pengerjaan  3 sampai 6 bulan bahkan lebih, hal tersebut  membuat Mahasiswa sering menunda karena melihat waktu masih lama, dan saat mendekati batas waktu yang hampir selesai, mereka akan beralasan waktunya tidak akan cukup karena sumber nya kurang, dan butuh waktu tambahan agar skripsinya selesai dengan sempurna dan tidak terburu-buru.
Â
Selain permasalahan waktu ada beberapa Mahasiswa yang berasalan lama menyelesaikan skripsi karena sedang bekerja atau magang dan tidak ingin diganggu oleh pengerjaan skripsi, karena harus fokus dan tidak ingin "tidak totalitas" di kedua hal tersebut. Nyatanya dunia kerja memang dituntut multitasking bukan? Namun lagi-lagi skripsi disalahkan.
Faktor lainya adalah karena sulitnya mendapatkan "ya" dari Dosen, ini adalah permasalahan yang paling saya anggap masuk akal karena memang cepat lambatnya skripsi selain faktor internal diri sendiri adalah faktor eksternal dari Dosen pembimbing.Â
Bersyukur buat kalian yang mendapatkan Dosen yang baik dan pengertian, banyak Mahasiswa yang harus menangis karena sulitnya menemui Dosen, berdiskusi, atau harus bekerja keras karena harus merubah banyak dari revisi Dosen.Â
Tapi sesulit apapun urusan dengan Dosen pasti ada jalan keluarnya, meskipun mau tidak mau kita harus selalu bilang "oke" untuk kategori Dosen yang tidak mau mendengarkan penjelasan Mahasiswa, atau harus aktif luar biasa dan cari muka ke Dosen biar cepet selesai skripsinya.Â
Dan harus bersabar dan bertindak sempurna dan hati-hati untuk menghadapi Dosen yang sensitif. Semua itu memang harus dilakukan dan anggap saja menjadi pembelajaran untuk menghadapi rekan kerja atau bos nantinya di dunia kerja, atau menghadapi mertua haha.
Bagi Para Dosen yang membaca tulisan ini, saya mohon untuk jangan susah untuk dihubungi, banyak Mahasiswa yang harus diberikan contoh yang baik. Tindakan menghilang dan susah dihubungi sepertinya bukan merupakan contoh yang baik, mereka yang berjuang membayar perkuliahan dengan mahal harus mundur dalam pengerjaan skripsi karena tidak diberikan respon oleh Dosen tentu menjadi hal yang sangat tidak patut untuk dijadikan culture di sistem pendidikan di Indonesia.
Buat teman-teman yang sedang dalam masa stuck, merasa tidak ada ide yang mengalir, tipsnya adalah "membaca, menonton, mendengar" sumber-sumber yang relevan dengan apa yang sedang dikerjakan, dan tulis apapun yang ada di kepala, tidak perlu berfikir ah jelek, ah kurang tapi kerjakan saja dulu urusan memilih yang oke dan tidak oke urusan belakang, yang jelas sekarang harus kumpulkan banyak ide, dan sumber, jadikan dulu tulisanya baru diperbaiki, bukan dengan menulis beberapa baris berfikir kurang dan dihapus, itu akan membuat otak kita lelah dan merasa selalu kurang dengan apa yang telah kita coba buat.
Â
Bagi yang sedang dalam masa berat pengerjaan skripsi, permasalahan keluarga, percintaan, pertemanan, finansial, pekerjaan, dsbnya. Ingat jadikan skripsi sebagai tantangan bukan halangan dalam pengerjaan, jadi lakukan saja semaksimalnya bukan stop dan atur waktu nanti ah yang tepat.Â
Misalkan dalam 7 hari berikan saja 2 hari full untuk fokus skripsi pasti akan mudah selesai juga, semua memang butuh dorongan dari lingkungan namun dorongan hati dan niat lebih banyak berperan daripada faktor eksternal.
Â
Ingat sesulit apapun skripsi, nanti pasti akan menjadi cerita yang menarik dan ngangenin, jadi tunggu apalagi ayo kerjakan!!!
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H