Mohon tunggu...
Faisal Aji Setiawan
Faisal Aji Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca yang suka nulis

Seorang fresh graduate yang baru dapat kerja dan sedang dalam masa penyesuaian untuk hidup mandiri

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pengalaman Fresh Graduate Lolos Interview Kerja di Masa Pandemi

10 November 2021   17:52 Diperbarui: 10 November 2021   18:17 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama kandidat lolos lainya dan HRD saat tanda tangan kontrak kerja/Dokpri

"Kampus swasta mana bisa cepet dapet kerja""Cie tiap hari benerin CV""Sudah daftar ke perusahaan biasa aja biar cepet kerja"
"Pulang ke rumah aja terus jaga toko"


"Di masa pandemi ngapain lulus cepet2 cari kerja juga susah"
Itulah beberapa kata yang sering diungkapkan oleh orang-orang terdekat, membuat insecure, down, dan merenung.

Bertanya kepada diri sendiri, ada apa ya dengan saya, saya kurang apa, dan apa yang harus saya lakukan, kenapa sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. 

Selama berkuliah saya cukup aktif di berbagai kegiatan, menjadi ketua organisasi, ketua pelaksana acara, mengikuti berbagai lomba, volunteer, menjadi pembawa acara dan moderator, lulus dengan predikat cumlaude, melakukan berbagai magang sebelum lulus, namun mengapa masih saja susah untuk mendapatkan pekerjaan.

Lulus di bulan April dan mulai mengirimkan lamaran pekerjaan di bulan Mei. Berminggu-minggu saya pantau terus email, LinkedIn, hingga WhatsApp; berharap ada respon dan kabar dari HRD. Dari ratusan email hanya sedikit sekali perusahaan yang bersedia memberikan respon. 

Padahal hal tersebut sangat berarti, meskipun info tersebut penolakan namun sangat berarti bagi para pencari kerja, bagi saya info tersebut saya gunakan untuk merenung sejenak setelah membaca, mencoret dari list data perusahaan yang telah didaftar dan langsung memperbaiki CV untuk mendaftar pekerjaan lainya. 

Sederhana namun sangat berarti, membuat kita tidak menunggu tanpa kepastian. Dari ratusan email tersebut saya mendapatkan kesempatan interview 5 kali, interview pertama hingga ke empat gagal dan benar-benar membuat down, merasa tidak berguna, dan tidak panas untuk bekerja di perusahaan impian.

Perjuangan setiap minggu memperbarui CV dan membuat portofolio baru, berdoa, meminta masukan dan arahan, mengikuti tips-tips dan konten terkait bagaimana cara melamar pekerjaaan yang tepat. 

Semuanya terasa sia-sia. Ingat betul di waktu interview di MNC rasanya senang namun juga takut akan gagal kembali seperti 4 lainnya. Ketika melihat aplikasi pencari kerja begitu banyak lowongan yang tersedia namun mengapa lamaran saya masih belum ada respon. 

Ditambah dengan melihat postingan orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan, benar-benar membuat bertanya kepada diri sendiri. Sempat berpikir tidak perlu mengikuti interview dan fokus saja untuk persiapan bisnis kecil-kecilan. Mungkin bagi beberapa orang ada yang berkomentar "Ah lebay, namanya juga proses ya tinggal ditunggu aja nanti juga dapat kerja" iya benar juga, namun setiap orang punya kecemasan, permasalahan, dan kewajiban masing-masing. 

Permasalahan pribadi saya pun memaksa saya untuk harus benar-benar mendapat pekerjaan setelah lulus. Masa itu benar-benar berat bagi saya, Setiap hari merasa gelisah dan tidak percaya diri.

Akhirnya tepat di tanggal 21 September setelah melewati 3 kali tahap interview, dan malam-malam yang susah tidur akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan. 

Terima kasih Tuhan telah menjawab doa-doa. Teruntuk kalian yang masih berjuang, jangan pernah berhenti berharap dan berusaha, gagal coba lagi, tidak apa-apa berhenti sebentar untuk merenung namun setelah itu coba coba dan perbaiki kembali. 

Dan yang masih kuliah, jangan pernah dengarkan kata orang jika aktif organisasi tidak berguna, IPK tinggi tidak berguna dan kegiatan positif lainnya, karena faktanya itu sangat berguna untuk mendapatkan pekerjaan. 

Fokus dan tetap balance di setiap kegiatan yang bermanfaat saat berkuliah, karena ilmu dari setiap kegiatan tersebut sangat bermanfaat buat kedepanya. Tidak papa sedih sebentar, tidak perlu malu belum mendapatkan pekerjaan dan meminta arahan dari orang yang telah berhasil, tidak perlu marah dan sedih ketika ditanya 

"Eh gimana sudah kerja dimana sekarang" Jawab simple aja, masih belum beruntung nih, minta doa ya semoga dipercepat di tempat yang nyaman" 

Saya selalu menjawab dengan meminta doa, karena bagi saya setiap keberuntungan yang kita dapat, berasal dari doa-doa baik diri sendiri dan orang lain disertai usaha tanpa menyerah. Ingat selalu bahwa jika kita gagal, Tuhan ingin menempatkan dan mempertemukan kita dengan orang-orang di tempat yang menurutnya tepat, mungkin bukan sekarang tapi nanti pasti akan ada waktunya, berusaha dan berdoa, dan berdamai dengan keadaan. Sekian dari saya, terima kasih telah membaca cerita singkat mengenai proses saya mendapatkan pekerjaan, sukses, sehat dan bahagia selalu semua pembaca Aamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun