Mohon tunggu...
Isabella Djogo
Isabella Djogo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gambar dan Ilustrasi Sebagai Unsur Penting dalam Jurnalisme "Online"

2 November 2017   06:12 Diperbarui: 2 November 2017   08:14 2388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 Sesungguhnya menampilkan gambar kejadian yang mencerminkan kesakitan korban dari sebuah kejadian (contohnya dalam sebuah peperangan) tidak dilarang selama diberlakukan sensor (seperti mencetak gambar dengan tinta hitam putih). Apalagi jika jurnalis ingin membuat jurnalisme empati untuk memperjuangkan hak yang dibelanya dengan menunjukan gambar yang mampu menggugah hati pembaca. Namun sekali lagi, jurnalis juga harus memperhitungkan perasaan narasumber beritanya jika dipublikasikan seperti itu.

Sumber gambar yang dimiliki pun harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum dipublikasikan. Jikalau gambar datang dari dokumentasi pribadi sang jurnalis itu akan lebih baik  sebab dialah yang memiliki hak penuh terhadap gambarnya. Tanggungjawab yang diemban pun hanya pada diri sendiri. Namun ketika gambar didapatkan dari fotografer-fotografer freelance atau fotografer lepas, ini harus diberi perhatian lebih. Pertama-tama pastikan bahwa foto yang diberikan adalah foto yang fotografer itu ambil sendiri. Akan berbahaya jika kita mempublikasikan adalah hasil gambar orang lain dan mendapat tuntutan atas pembajakan karya. Hal itulah yang disampaikan BBC melalui webnya.  

Bila menunjukan potret kejadian dianggap terlalu berbahaya karena dapat melanggar kode etik jurnalistik, opsi lain yang dapat digunakan adalah menggunakan ilustrasi. Ilustrasi merupakan gambar buatan yang dapat mewakili suasana dari berita. Hal yang lebih menguntungkan dari penggunaan ilustrasi adalah kita dapat menyetingnya untuk dapat menyampaikan suasana berita dengan lebih mendalam (Gracia, 2002, h.172).

Cara ini sudah diterapkan oleh banyak media-media. Selain karena memiliki cita rasa seni yang unik dan menarik, penggunaan ilustrasi pada berita juga meminimalisir kemungkinan seorang jurnalis melanggar kode etik jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers. Gambar dan ilustrasi pun sama-sama mampu memikat hati pembaca. Keduanya juga sama-sama efektif untuk membawakan suasana berita.

Contoh penggunaan ilustrasi dalam postingan berita adalah artikel di portal berita kompas.com, berita yang bertajuk 'Asap Pekat Hambat Evakuasi Penghuni Apartemen Cirene Bellevue' ini mencantumkan ilustrasi bara api sederhana. Meski begitu, pembaca sudah dapat merasakan suasana mencekam yang ditimbulkan bara api tersebut karena penggunaan warna hitam pekat sebagai latar belakang api tersebut.

Benar apa yang dikatakan oleh Mario Gracia dalam bukunya yang berjudul "Pure Design" (2002, h. 172) bahwa ilustrasi dalam dunia jurnalistik biasa dimanfaatkan untuk menjadi pelengkap berita-berita kekerasan. Hal ini terbukti dari beberapa portal berita yang ada di Indonesia. Jika kita menuliskan kata kunci seputar kekerasan (misalnya pemerkosaan), maka akan muncul berita-berita yang gambarnya merupakan ilustrasi. Menurut saya, ilustrasi merupakan pilihan yang baik sebab perasaan yang hendak disampaikan terasa lebih mendalam.

Selain itu, untuk berita seputar tempat wisata, gambar yang diambil harus mampu menyajikan keindahan atau keunggulan dari tempat wisata tersebut. Dengan begitu isi berita yang kebanyakan menceritakan seputar keindahan objek wisata itu pun dapat menggugah pembaca. Yang paling penting adalah memberikan kesan bahwa objek wisata tersebut patut untuk dikunjungi para pembaca berita tersebut. Pemotret perlu mengambil gambar dari sudut terbaik untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

Hal ini pun berlaku untuk berita seputar makanan. Gambar-gambar yang ditampilkan biasanya adalah keramaian dari tempat makan tersebut, proses dibuatnya makanan, hingga tampilan makanan ketika sudah disajikan. Terkadang pemotret perlu melakukan sedikit setting pada makanan sehingga keunggulannya dapat dilihat oleh pembaca. Misalnya sebuah perkedel yang unggul karena memiliki isi keju mozarella, pemotret perlu membelah perkedel tersebut untuk menunjukan keju mozarella yang meleleh indah agar mampu memberi gambaran di benak pembaca tentang betapa enaknya si perkedel.

Ternyata, gambar dan ilustrasi tidak hanya bertujuan untuk menghidupkan artikel saja namun gambar dan ilustrasi pun juga bisa menjadi sarana menyampaikan informasi. Cara ini disebut sebagai Infografis.

Seperti namanya, infografis merupakan perpaduan antara grafis atau gambar atau ilustrasi dengan informasi. Informasi yang diberikan biasanya berupa penjelasan atas sesuatu atau rekam jejak sebuah peristiwa. Namun bisa juga dikreasikan menjadi informasi yang beragam. Informasi yang terdapat di dalam infografis biasanya bersifat singkat, padat, dan jelas. Tidak bertele-tele dan panjang seperti berita pada umumnya (Gracia, 2002, h.174).

Kebanyakan informasi dalam infografis ditulis dalam point-point inti. Inilah yang perlu diperhatikan dari infografis; informasi yang akan disampaikan dan gambar atau ilustrasi yang dipilih untuk menggambarkan tiap point. Pikirkanlah informasi apa yang hendak disajikan dan buatlah perancangan lengkapnya baru kemudian tentukan gambar atau ilustrasi yang ingin digunakan. Buatlah ilustrasi semenarik mungkin sehingga dapat membidik pembaca dengan tepat. Jangan abaikan pula informasinya, pastikan isi infografis berbobot sehingga tercipta harmoni yang baik antara gambar dan isi (Gracia, 2002, h. 174-175).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun