Mohon tunggu...
Isabella Djogo
Isabella Djogo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Baru

28 September 2017   01:23 Diperbarui: 28 September 2017   01:29 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat mendengar kata media, yang terlintas dipikiran orang kebanyakan adalah media komunikasi; baik produk maupun lembaga. Contohnya adalah media cetak, media elektronik, iklan, film, radio, penerbit, dan lain-lain. Hal tersebut adalah media berbentuk produk yang biasanya kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika diperhatikan secara lebih seksama, mungkin kita akan lebih fokus pada apa yang dilakukan lembaga dibalik produk yang mereka keluarkan.

Kita sering kali mencari tahu bagaimana sebuah informasi dari sebuah media didapat dan distribusi sehingga dapat kita nikmati. Tidak hanya itu, kita juga sering kali mencari tahu bagaimana para pemilik media mengambil kendali atas apa yang diberikan pada masyarakat. Sikap kritis ini membuat masyarakat tidak lagi cuma menerima apa yang diberikan secara sukarela. Masyarakat juga ingin berpartisipasi untuk menentukan apa yang ingin mereka peroleh dari media.

Inilah yang sekarang dipertimbangkan orang-orang yang bekerja dibalik media. Konten-konten yang mereka tampilkan berusaha disesuaikan dengan kebutuhan serta keinginan penonton. Akibatnya masyarakat tidak lagi berperan sebagai konsumen semata melainkan merangkap jadi produsen. Sebutan penonton media pun berubah menjadi pengguna media. Kenyataan tersebut membuat para pekerja media perlu lebih fleksibel untuk menerima masukan. Dengan kata lain, media harus mau bekerjasama dengan para penikmatnya.

Sesungguhnya hal ini sudah sering terjadi bahkan sedari dahulu. Para penikmat media tidak hanya datang dari kaum yang 'hanya menikmati' namun juga dari kaum yang suka memberikan kritik ataupun saran. Semua ini juga terjadi sejak lama. Namun yang membedakan media lama dengan media baru adalah jangkauan dari media itu sendiri.

Jaman sekarang, sebuah media tidak hanya dinikmati oleh orang-orang di tempat media itu berasal namun juga dapat dinikmati orang-orang lain di berbagai belahan dunia. Dengan begini, media akan lebih banyak menerima kritik. Tantangan yang dihadapi oleh media itu sendiri menjadi lebih besar. Di sinilah letak perbedaannya.

Dunia media dan komunikasi mulai menampakan perbedaan. Tidak hanya datang dari bagian-bagian kecil dari media tetapi juga dari perkembangan media itu sendiri. Dalam hal ini adalah percetakan, fotografi, televisi, dan telekomunikasi. Tentunya media berkembang tidak hanya dari segi teknologi dan institusi. Perubahan kebudayaan juga mempengaruhi dunia media. Isi media atau hal-hal yang ditampilkan oleh media harus selalu disesuaikan dengan perkembangan yang ada di dalam masyarakat.

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi dasar dari lahirnya media baru :

  • Perubahan dari modernitas ke pos-modernitas
  • Proses intens dari pengaruh globalisasi
  • Perubahan struktur dalam sebuah institusi
  • Adanya pemusatan pada sebuah geopolitik tertentu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun