Mohon tunggu...
Isabella Djogo
Isabella Djogo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Berbasis Gambar

9 Oktober 2018   04:52 Diperbarui: 9 Oktober 2018   05:01 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di jaman modern sekarang ini, penyebaran informasi berlangsut begitu cepat. Ketika ada suatu kejadian besar, banyak media dari berbagai platform pun beramai-ramai menyajikan informasi tersebut. Hal ini membuat persaingan antar media untuk menarik perhatian masyarakat menjadi lebih ketat.

Tidak hanya dituntut untuk cepat dalam memberikan berita, hal yang tak kalah penting dalam menyebarkan informasi adalah akurasi. Sebelum sebuah berita disebarkan pada masyarakat, oknum-oknum di balik berita tersebut pun harus memastikan informasi yang diberikan adalah informasi yang benar dan bukanlah sebuah 'kabar burung' belaka.

Dalam bukunya yang bertajuk Jurnalistik : Teori dan Praktik, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat (2016, h.47) menyatakan bahwa syarat-syarat dari berita adalah akurat, lengkap, adil, dan berimbang. Akurasi merupakan yang paling utama untuk dijunjung tinggi oleh para jurnalis dimanapun mereka berada.

Sebab jika seorang jurnalis tidak dapat memberikan berita yang benar mengenai sebuah kejadian, ia harus siap menerima cap sebagai jurnalis yang tidak memiliki kredibilitas dan berpotensi kehilangan pekerjaan.

Dengan begitu, kecermatan sangat dibutuhkan oleh jurnalis baik dalam hal mengecek fakta sesuatu yang diliput secara berkala serta dalam hal penulisan berita (Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, 2016, h.48). Selain catatan lengkap mengenai waktu peliputan dan deskripsi kejadian, tidak bisa dipungkiri bahwa potret tempat kejadian perkara juga merupakan salah satu bukti pendukung akurasi berita.

 Namun hal ini tidak lagi menjadi satu-satunya pertimbangan seseorang dalam mengonsumsi sebuah berita. Tidak bisa dipungkiri bahwa cara penyajian berita pun menjadi faktor penting dalam menggugah keinginan masyarakat untuk melihat berita tersebut. Menurut saya, salah satu faktor penting dalam membuat berita terlihat menarik adalah judul berita dan gambar yang digunakan dalam penyajian berita tersebut.

 Gambar merupakan faktor yang memegang peranan besar dalam menarik perhatian pembaca. Mengapa? Seperti yang kita ketahui, manusia memiliki kecenderungan untuk tertarik pada sesuatu melalui visual. Selama berabad-abad, visual yang menarik selalu berhasil mencuri perhatian meskipun pada mulanya seseorang sedang tidak fokus (Gray, Bounegru, dan Chambers, 2012, h.134).

Teori biologi ini pun juga dapat diterapkan dalam jurnalistik. Kenyataan bahwa gambar adalah hal yang penting dalam mempersuasi orang untuk membaca sebuah artikel sama sekali tidak bisa terelakan. Sering kali seseorang membaca artikel karena tampilan gambar yang menarik. Judul yang menarik serta gambar yang bagus adalah kolaborasi yang baik untuk membuat siapapun meluangkan waktu membaca berita walau pada awalnya ada rasa enggan.

Saya melihat bahwa sekarang sudah banyak portal-portal berita online yang tidak lagi hanya mengandalkan berita singkat, padat, dan jelas dengan sebuah gambar/ilustrasi bukti pendukung. Penyajian berita yang semula lebih terfokus pada tulisan kini sudah mulai berubah. Dalam hal ini, gambar atau ilustrasi menjadi elemen paling utama dalam penyajian berita. Contohnya seperti photo story dan infografis.

Photo Story merupakan kegiatan menampilkan hasil jepretan foto dengan memberikan deskripsi yang menjadi latarbelakang cerita dari foto-foto yang diambil. Prinsipnya hampir sama dengan penyajian berita yang selama ini digunakan, namun photo story lebih mengarahkan fokus pembaca pada gambar yang disajikan. Gambar yang disajikan pun tidak boleh sembarangan dipilih. 

Berdasarkan sebuah artikel dari BBC, gambar yang dicantumkan pun harus mampu membawakan 'suasana' dari sebuah berita. Membawakan suasana yang dimaksud di sini adalah mempertegas berita yang diliput. 

Misalnya jika berita tersebut menceritakan tentang dampak buruk dari sebuah bencana alam, maka gambar yang perlu disajikan adalah gambar yang menangkap kerusakan di tempat kejadian, keadaan para korban bencana, aktivitas di tempat kejadian, serta raut kesedihan para korban-koban bencana. 

Dengan menampilkan gambar-gambar ini, pembaca seolah dibawa untuk turut merasakan penderitaan dari dampak buruk sebuah bencana alam.  Tidak hanya gambar nyata saja yang dapat disajikan. Gambar ilustrasi dari sebuah berita juga tak kalah menarik untuk dikonsumsi masyarakat. Ilustrasi merupakan gambar buatan yang dapat mewakili suasana dari berita. 

Hal yang lebih menguntungkan dari penggunaan ilustrasi adalah kita dapat menyetingnya untuk dapat menyampaikan suasana berita dengan lebih mendalam (Gracia, 2002, h.172). Gambar nyata dan gambar ilustrasi dinilai sama-sama efektif dalam membawa suasana berita. Namun, ilustrasi pun juga dapat menjadi sarana menyampaikan informasi. Cara ini disebut sebagai Infografis.

Seperti namanya, infografis merupakan perpaduan antara grafis atau gambar atau ilustrasi dengan informasi. Informasi yang diberikan biasanya berupa penjelasan atas sesuatu atau rekam jejak sebuah peristiwa. Namun bisa juga dikreasikan menjadi informasi yang beragam. Informasi yang terdapat di dalam infografis biasanya berisi point-point penting, tidak bertele-tele dan panjang seperti berita pada umumnya (Gracia, 2002, h.174).

Portal-portal berita di Indonesia juga sudah banyak yang memanfaatkan teknik infografis untuk menyajikan berita-berita yang mereka miliki. Meski tidak semua berita memakai teknik ini. Salah satu web portal berita yang memakai teknik infografis secara berkala di postingan-postingannya adalah print.kompas.com. 

Infografisnya terlihat dari poling-poling yang dilaksanakan oleh print.kompas.com itu sendiri. Namun sekarang portal berita itu sedang mengalami perbaikan sehingga pembaca belum dapat mengakses berita-berita yang ada di sana.

Salah satu infografis yang saya akses adalah infografis dari portal berita detik.com dengan postingan bertajuk Teror Penembakan di AS Tewaskan Hampir Seribu Orang. Sajiannya diilustrasikan seperti siluet korban penembangan yang tewas dan terkapar. Dari siluet itu kita dapat melihat gambar bendera Amerika Serikat. 

Dari tiap lekukan badan dari siluet korban tersebut ditarik anak-anak panah yang menyebutkan informasi-informasi penting terkali peristiwa penembakan di Amerika Serikat tersebut. Contohnya adalah jumlah korban penembakan secara keseluruhan, jumlah pelaku, jenis senjata yang digunakan oleh pelaku, jumlah senjata yang dipakai, legal dan tidaknya status senjata yang dipakai, dan di mana sajakah lokasi terjadinya penembakan tersebut.

Detik.com cukup sering membuat postingan infografis. Semuanya dapat anda liat dalam web portal beritanya dengan tagline infografis. Berita yang disampaikan sangat beragam dan memiliki ilustrasi yang menarik. Sejujurnya, saya pribadi cukup terkesan dengan infografis yang dibuat oleh detik.com.

Selain itu, Tirto.id yang adalah salah satu portal berita di Indonesia juga mengandalkan infografis untuk menarik perhatian pembaca. Ilustrasi serta informasi singkat yang dituliskan pun rasanya sudah cukup untuk memuaskan rasa penasaran saya akan sebuah peristiwa atau sebuah topik tanpa perlu membaca artikel panjang.

Melihat perkembangan jurnalisme yang kian hari kian maju, saya merasa bahwa jurnalisme masa depan berkemungkinan akan lebih mengandalkan visual dengan deskripsi singkat, padat, dan jelas dibandingkan informasi lengkap yang cenderung panjang. Hal ini cukup baik sebab masyarakat dapat memiliki kesempatan untuk mengetahui sebuah informasi tanpa membuang banyak waktu untuk membaca artikel panjang. 

Namun, dampak buruknya adalah informasi yang diterima akan terlalu minim dan mudah mengalami salah tafsir.

Daftar Pustaka

Kusumaningrat, Hikmat., & Kusumaningrat, Purnama. (2016). Jurnalistik : Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarta

Gracia, Mario. (2002). Pure Design. Florida : Miller Media.

Gray, Jonathan., Bounegru, Liliana,. & Chambers, Lucy. (2012). The Data Journalism Handbook. USA : O'Reilly Media.

BBC, Memilih Foto untuk Berita Online, http://www.bbc.co.uk/academy/indonesian/article/art20140326152132998  diakses 5 Oktober 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun