Terjun langsung ke lapangan untuk mengambil data, mengumpulkan informasi, serta mengamati hal-hal yang berkaitan dengan suatu peristiwa adalah makanan sehari-hari bagi seorang jurnalis. Bahkan itulah yang wajib dilakukan untuk memperoleh akurasi data yang tepat. Seorang jurnalis pun pastinya harus selalu menjunjung tinggi sistem mencari dan memverifikasi data. Namun bagaimana kalau sekarang jurnalis tidak perlu repot-repot turun ke tempat kejadian perkara untuk mempublikasikan berita?
Tuntutan seorang jurnalis untuk terus berinovasi dan berkreasi seiring perubahan konsumsi dari masyarakat memang nyata dirasakan saat ini. Contohnya ketika masyarakat selaku audience jurnalis suka mengonsumsi internet. Media berbondong-bondong menjadikan internet sebagai platform baru dalam menyajikan informasi. Minat masyarakat terhadap media cetak pun mulai berkurang. Alhasil banyak media cetak yang gulung tikar karena tidak bisa mengimbangi perubahan ini.
Citizen Journalism
Sekarang, tidak hanya jurnalis yang sudah terlatih atau jurnalis saja yang menjadi sumber informasi utama dari masyarakat. Pernah dengan citizen journalism? Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah fenomena baru dalam dunia jurnalistik. Masyarakat selaku konsumen kini juga dapat berperan sebagai penyedia informasi. Melalui model Citizen Journalism, masyarakat diberikan wadah untuk membagikan informasi mengenai hal-hal menarik yang terjadi di sekelilingnya. Basisnya adalah berita yang direkam seperti berita televisi.
Salah satu stasiun televisi Indonesia yang menyediakan wadah ini kepada masyarakat adalah NET TV. Ada beberapa kaidah yang diperhatikan dalam Citizen Journalism, tapi kebanyakan adalah seputar bagaimana angle pengambilan gambar dan tingkat kemenarikan hal yang hendak diangkat atau diliput.
Citizen Journalism hampir mirip dengan cara rekaman amatir yang biasanya ditayangkan televisi pada saat terjadi bencana alam dan kru televisi belum memungkinkan untuk meliput. Tentunya dengan versi yang lebih baik. Biasanya juga Citizen Journalism memiliki laporan peristiwa dari warga yang meliput. Namun karena orang awam, laporan warga tersebut belum tentu sudah memenuhi unsur-unsur pemberitaan jurnalistik yaitu 5W + 1H.
Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa Citizen Journalism membantu para jurnalis untuk dapat menjamah peristiwa di tempat-tempat yang belum mampu dijangkau, entah karena kurangnya pengetahuan mengenai peristiwa tersebut ataukah kesulitan dalam menjangkau lokasi kejadian. Namun, jika hanya mengandalkan rekam dari warga saja, potensi para audience untuk tidak memperoleh informasi yang layak pun jadi lebih besar. Jurnalis pun akan sulit mengatasi hal ini karena ia tidak terjun langsung ke tempat kejadian.
Citizen Journalism adalah fenomena dunia jurnalistik yang sekarang ini kita alami. Lalu bagaimana kedepannya?
SEO Journalism
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, jurnalis harus terus berinovasi dan berkembang seiring perubahan perilaku dari masyarakat atau target audience-nya. Kini banyak jurnalis yang memanfaatkan internet sebagai platform penyajian informasi. Tetapi pernahkan terbayang di benak kalian bahwa internet tidak lagi menjadi sekedar platform melainkan sebagai sumber data utama dalam berita?
Dipaparkan oleh Arnie Kuenn dalam The Future of Content in on Online World, perkembangan internet marketing company akan mau tidak mau menuntut seorang jurnalis agar menerbitkan berita yang SEO friendly. Apa itu berita yang SEO friendly? Berita SEO friendly adalah berita yang hendaknya dipikirkan matang-matang secara konten, judul, serta isinya agar lebih mudah ditemukan oleh audience.
Dengan begini, seorang jurnalis harus berpikir secara digital, bergerak cepat, dan tepat. Jurnalis mulai menyajikan berita berdasarkan sistem kerja digital ini. Sebelum membuat berita, hendaknya melakukan riset terlebih dahulu untuk menemukan keyword yang tepat yang nantinya akan menjadi unsur judul utama berita. Riset dapat dilakukan dengan melihat trending topik di media sosial atau melihat Yahoo Answer serta forum sejenis untuk menemukan apa yang ingin diketahui publik. Selanjutnya, jurnalis harus pintar memilih platform penyajian berita yang marak digunakan oleh audience.
Target dari SEO jurnalism adalah memberikan berita yang kontennya disesuaikan dengan kebutuhan publik, menjelaskan duduk permasalahan, dan memberikan solusi kepada pembacanya. Jurnalis pun dituntut untuk memiliki ide yang berpotensi membawa beritanya menduduki peringkat nomor satu dalam search engine, mudah di-share, unik, informatif, menghibur, dan relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H