Mohon tunggu...
isabella
isabella Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi saya suka berolahraga bersepeda dan running, saya juga sangat suka mendaki gunung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Danau Ranu Kumbolo

21 Agustus 2023   13:09 Diperbarui: 21 Agustus 2023   13:17 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK 

Danau Ranu Kumbolo merupakan danau yang menjadi bagian hidup dari Suku Tengger Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. dan danau ini ramai dikunjungi pendaki. Kejadian ini menarik diteliti, dengan rumusan

masalah :

1) bagaimana hubungan masyarakat Suku Tengger dengan lingkungan alam Danau Ranu Kumbolo,

2) kendala dan strategi masyarakat Suku Tengger dalam beradaptasi dengan lingkungan alam Danau Ranu Kumbolo. Penelitian ini menggunakan cara etnografi. Lokasi penelitian di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam bedasarkan pedoman wawancara. Teknik penentuan informasi secara purposive, yaitu sepuluh orang yang memberi informasi (Petugas Taman Nasiona Bromo Tengger Semeru, Tetua Desa Ranu Pani, Masyarakat desa Ranu Pani, dan Pendaki). 

Data dianalisis dengan teori Antropologi , Ekologi Haviland dan Adi Sukadana. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan masyarakat Suku Tengger dengan lingkungan alam Danau Ranu Kumbolo terkait pemanfaatan air danau untuk konsumsi air dan rekreasi bagi pendaki. Kendala yang muncul akibat hubungan itu berupa meningkatnya kuantitas sampah dari pendaki dan turunnya kualitas air. Bedasarkan pengetahuan masyarakat Suku

Tengger tentang cerita legenda Prasasti Mpu Kameswara, maka makna air danau Ranu Kumbolo bagi Suku Tengger merupakan air suci. Kondisi ini mendasari masyarakat Suku Tengger untuk mengambil keputusan mengatasi kendala meningkatnya kuantitas sampah dan turunnya kualitas air, dengan cara pemberian edukasi oleh masyarakat Suku Tengger yang bekerja sama dengan SAVER (Sahabat Volunteer Semeru) kepada pendaki. 

Edukasi ini berupa penyuluhan pra-pendakian yang diikuti pendaki sebagai syarat melakukan pendakian Gunung Semeru dan pemberian peringatan secara tersirat, seperti menceritakan mitos Air Suci Ranu Kumbolo, Legenda Prasasti Mpu Kameswara, kain putih yang disematkan di pohon-pohon tertentu, hingga pencegahan verbal dan papan peringatan. Edukasi tersebut merupakan salah satu cara dan perilaku adaptasi yang dilakukan masyarakat Suku Tengger untuk menyelamatkan lingkungan alam Danau Ranu Kumbolo dari kerusakan lingkungan. 

LATAR BELAKANG

Danau Ranu Kumbolo yang berlokasi di Gunung Semeru memiliki kekayaan sejarah dalam pembentukannya. Ranu Kumbolo terletak di ketinggian 2.390 mdpl yang lokasinya berada di antara Ranu Pani dan Puncak Semeru yaitu Mahameru 3671 mdpl. Selain menjadi shelter tempat mengisi air, para pendaki terkadang beristirahat sebentar dan mengambil foto dengan latar belakang danau Ranu Kumbolo. Bahkan karena keindahannya danau ini, orang yang tidak sanggup sampai puncak Mahameru pun akan berbangga jika dirinya telah melihat keindahan alam danau Ranu Kumbolo. Berdasarkan data menurut Kementerian ESDM Ranu Kumbolo terbentuk dari massive kawah Gunung Jambangan yang telah memadat. Sehingga air yang tertampung, secara otomatis tidak mengalir ke bawah.

Sementara nama Ranu Kumbolo memiliki arti danau pengembara yang diambil dari bahasa Suku Tengger yang mana Ranu artinya danau dan kumbolo artinya pengembara. 

Selain itu, pada sekitar Danau Ranu Kumbolo pernah ditemukan jejak sejarah peninggalan masa Hindu yang berupa prasasti pada tahun 1182 M yang bertuliskan Ling Deva Mpu Kameswara Tirthayatra. Beberapa sejarahwan seperti Slamet Muljana dan Sukarto Atmojo mengartikan jika Prabu Kameswara yang merupakan Raja Jenggala/Kadiri sering mengembara atau melakukan perjalanan spiritual hingga ke danau tersebut. 

Namun, Ismail Lutfy Dosen Arkeologi Universitas Negeri Malang pada 2021 lalu, mencoba meneliti ulang prasasti tersebut. Menurutnya gaya aksara prasasti lebih condong kebiasaan orang menulis pada abad 15-16 dan identik dengan peninggalan masa Budha. Walaupun berbeda arti tapi prasasti itu bermaknakan seseorang yang melakukan perjalanan spiritual mensucikan hati hingga ke Ranu Kumbolo. Hal itu juga bisa dilihat dari sikap masyarakat desa Ranu Pani yang mayoritasnya Suku Tengger, sangat berhati-hati kepada para pendaki ketika mengambil air sebisa mungkin anggota tubuh tidak menyentuh air danau Ranu Kumbolo.

BAGIAN INTI

Ranu kumbolo adalah sebuah danau yang terletak di Pegunungan Tengger, kaki Gunung Semeru, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Danau ini merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan berada di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Danau ini cukup cantik dengan pemandangan alamnya yang sangat mempesona. Bagi para pecinta alam, serta para backpacker, Ranu Kumbolo bukan tempat yang asing. karena danau ini juga berfungsi sebagai tempat transit, baik bagi para pendaki yang ingin menuju Mahameru, Puncak Semeru maupun bagi para pendaki yang turun dari Mahameru. Danau ini sangat cocok sebagai tempat melepas lelah sambil melihat indahnya pemandangan matahari terbit maupun matahari terbenam dari sudut danau. 

Diketahui jika sebelumnya danau ini merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan memiliki kekayaan hayati yang cukup besar baik flora maupun fauna. Sehingga untuk menjaga keasliannya agar tidak rusak, ada beberapa peraturan yang harus ditaati oleh para pendaki atau siapapun yang berkunjung ke danau ini.  Peraturan tersebut diantaranya adalah larangan berupa aktivitas yang memiliki potensi membuat kotor danau dan sekitarnya, termasuk mandi maupun berenang di danau ini. Bahkan penebaran ikan ke danau juga dilarang. Hal ini dimaksudkan untuk tetap menjaga keaslian ekosistem setempat. Ada kekhasan tersendiri di balik indahnya Ranu Kumbolo, pada saat matahari mulai terbit diantara dua buah bukit hijau yang terlihat perlahan-lahan serta membuat perhatian mata kita tidak dapat menolak untuk menikmatinya. Belum lagi situasi danau saat kabut mulai turun di saat sore hari dengan air danau sungguh pemandangan yang sangat indah dan menyejukkan. Pada malam tiba, kita akan melihat indahnya bintang-bintang di langit yang belum pasti dapat kita saksikan pada saat kita ada di kota-kota besar karena silaunya sinar lampu kota yang demikian jelas.

PENUTUP / KESIMPULAN 

Kawasan Ranu Kumbolo sudah terkenal menjadi tempat persinggahan untuk para pendaki Semeru yang ingin beristirahat sejenak. Keindahan danau tidak hanya bisa dinikmati pendaki, tetapi juga para pengunjung biasa. Terlebih, kalian bisa menyaksikan bunga Edelweis yang begitu harum dan unik. Ranu Kumbolo memang menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat menarik bagi para pencinta alam. 

Keindahan alam yang luar biasa, tempat berkemah yang nyaman dan suasana yang tenang menjadi nilai plus untuk berkunjung ke tempat ini. Meskipun begitu, pengunjung perlu waspada terhadap kekurangan yang ada seperti landasan parkir yang sempit dan tingkat kesulitan jalur pendakian yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unair.ac.id/87911/1/ABSTRAK.pdf

https://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/1478897-ranu-kumbolo

https://tripmalang.id/ranu-kumbolo/

https://www.harianhaluan.com/lifestyle/pr-105934140/jejak-sejarah-ranu-kumbolo-di-ketinggian-2390-mdpl-danau-indah-di-gunung-semeru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun