Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang-Orang Budiman di Masa Pandemi

28 Juli 2021   08:46 Diperbarui: 2 Agustus 2021   20:11 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial apapun sangat masif menyebarluaskan pernak-pernik 'apapun' terkait pandemi. Termasuk didalamnya media tayangan televisi, WAG, twitter, portal digital dan saya bisa memastikan termasuk FB dan IG yang saya tidak ikuti.

Banyak beredar di WAG keluarga dan pertemanan yang memberikan info-info sekitar virus corona, dampak global akibat pandemi, hasil penelitian, termasuk tips dan cara menyembuhkan diri selama isoman, baik yang ilmiah rasional, herbal dari alam sampai yang tidak masuk akal. 

Semua memiliki cara, metode dan media yang beragam dalam mengekspresikan kebaikannya. Hanya disini, diranah dunia maya, diksi budiman kurang sreg ditempatkan. Orang baik, kali ya ? karena tendensi dibalik sebuah chat sangat 'maya'.

Ketika anak saya dalam masa isoman, saran-saran dari orang baik itu kami terima. Kami menghargainya, tetapi kami juga mesti bijak, karena sebagian besarnya adalah pesan-pesan chat yang diteruskan berulang-ulang yang belum tentu teruji, hanya efektif untuk keadaan tertentu, atau justru memiliki dampak negatif pada orang-orang dengan bawaan tubuh yang berbeda.

Dalam benak kami, semua adalah bentuk perhatian dan konstruksi berfikirnya adalah niat baik. Anak tidak perlu mencoba semua, intinya pada asupan gizi tidak boleh diabaikan, multivitamin dan obat didisplinkan, fikiran positif dan tubuh diistirahatkan.

Interaksi sosial 'maya' biasanya dengan cepat direspon di kalangan atau lingkungan terdekat. Ada keharuan saat warga bertetangga saling membantu dan dishare di media sosial. Hal-hal yang mampu menggugah nilai kemanusiaan. 

Di timeline berbagai berseliweran cerita bagaimana donasi dikumpulkan untuk para tenaga medis, ada juga yang berniat membantu ekonomi kalangan bawah yang terdampak, apresiasi untuk para tukang ojek dan mereka yang tidak punya pilihan bekerja dari rumah, bantuan untuk usaha-usaha kecil, dan masih banyak lagi. Ini digerakkan oleh orang-orang budiman yang ide-idenya menyentuh rasa masyarakat, bahu membahu melakukan apa yang mereka bisa untuk menolong yang membutuhkan.

Disisi lainnya, media sosial juga mewadahi perdebatan-perdebatan tentang pandemi covid dalam perselisihan tak berujung pangkal. Silahkan baca di Negeri Sedang Kusut. Saya mengangkat realitas bagaimana warga dengan warga, warga dengan pemerintah terbelah yang diawali dari berita di media sosial yang tidak mampu dimanage dengan arif oleh stakeholder.

Pengusaha Yang Budiman

(dok humas polda sumsel/ kompas.com)
(dok humas polda sumsel/ kompas.com)

Ada begitu banyak pengusaha yang tergugah di masa pandemi dengan berbagai kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat, dengan memberikan bantuan dana, fasilitas bahkan terjun dalam aktivitas sosial. Sebutlah yang lagi viral, Keluarga alm. Akidi Tio pengusaha Tionghoa dari Aceh Timur yang menyumbang 2T? Terlepas ini benar atau hoax, nyatanya ada begitu banyak pengusaha yang lain yang menyumbang dalam bentuk finansial, peralatan instrumen medis, masker, APD, obat dll, atau dibawah bendera perusahaan atau Yayasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun