Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ojek Online Saat Isoman, Layanan Sampai Tempat Pemakaman

22 Juli 2021   13:38 Diperbarui: 22 Juli 2021   14:08 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkisah supply amunisi sandang pangan anak yang isoman dari jarak jauh ini, tidak terlepas dari jasa besar ojek online. Ini unik untuk diceritakan. Apalagi saat masa PPKM Darurat. Kang ojek harus menemui rintangan pembatasan-pembatasan di jalanan plus dengan pencarian alamat yang prosesnya begitu membagongkan. :)

Jadi, sejak awal masih tinggal di sekarjaya, kami berkirim sesuatu masih mudah. Alamat konkrit. Map google akurat. Tetapi semenjak isoman setiap kali mengirim titipan, tidak bisa langsung diterima. Rumah isoman berada di dalam kompleks seluas 3 hektar. Yang memiliki beberapa pintu gerbang. Ditambah sebagian kompleks tidak terlacak maps.  Sampai 13 hari isoman anak sudsh 2 kali pindah rumah. Dua-duanya diluar maps sekaligus di dalam kompleks. Hmm.

Jika anak di Depok mengirim pesan sesuatu lewat WA ibunya di Kupang, maka kami mencari di market place online terdekat. Misal makanan kecil atau obat herbal macam habbatussauda. Tinggal arahkan pak Ojek untuk meluncur menuju titik lokasi tujuan tujuan. Tapi tunggu dulu.

Untuk barang market place tapi perlu perlakuan khusus lebih dahulu seperti kaos, celana ganti dikirimkan ke alamat tantenya di Pancoran. Perlu proses cuci dulu sebelum dipakai. Biasanya sekalian kirim disertakan juga susu, naged goreng inisiatif tantenya, bahkan sesekali mie ayam, saat anak kepingin. Jadi dibeli langsung di sekitaran daerah Pancoran. Lalu dengan jasa grab, diantar ke Depok di tujuan yang sama.

Disinilah proses yang agak runyam. kalau pak ojek dari dalam kota Depok, lancar di jalanan. Tapi, pak ojek yang dari Pancoran, saat diperbatasan kota pasti menemui penutupan jalan. Hambatan kecil sih, walau sedikit ngantri dan riweh. tetapi tidak dipaksa balik arah karena masih dikategorikan sektor esensial. Aman bisa berlanjut ke arah Depok. Lanjut.

Nah, masalah berikutnya titik lokasi rumah isoman anak tidak terdeteksi oleh maps. Titik buta ini berjarak sekitar 60 m dari lokasi rumah berlantai 2 yang sempat dihuni anak semalam saja saat menjalani swab dan disitulah tinggal 2 teman PKL yang laki-laki yang sehat. Inilah rumah yang jadi tumpuan tujuan karena bisa terdeteksi maps. Dan seorang temannya menjadi narahubung untuk menerima paket dari pak ojek.

Dari sekian kali pengiriman, maps selalu menyuguhkan simpangan. Error GPS kita maklumi bersama biasa terjadi. Untuk menuju ke titik tujuan ini, pertama melalui jalan kampung berkelok dan banyak tembusan, selalu terjadi salah jalan. Ini hal mudah jika no tujuan pengantaran bisa dihubungi. Tinggal telefon untuk kalibrasi penanda dan ketemu di satu titik, beres. Beres ?

Belum ! Nomor hape temannya anak, unik. Hanya bisa ditelfon WA, telfon biasa selalu terblokir. Sementara pak ojek, biasa konfirmasi melalui panggilan biasa. Jadinya kami atau tantenya selalu terlibat dalam proses mempertemukan keduanya di satu titik dekat lokasi. Ingat peran moderator, begitulah posisinya. Pfuihh...

Setiap kali pengiriman paket selalu begitu. Dan karena tiap mengirim driver pak ojek beda, berarti proses berulang. Merepotkan, iya. Demi anak yang isoman, babak ini mesti dilalui. Sebuah siklus yang butuh perhatian, sabar dan tidak boleh emosional. Empat serangkai berkirim kabar melingkar-lingkar.

Titik Lokasi Itu di Tempat Pemakaman

Pertama, Ibunya anak ngechat ke temannya anak di titik lokasi, bahwa barang dlm perjalanan. Kedua, pak ojek akan kontak kami/tante bahwa sudah didekat lokasi, bingung temukan titik. Ketiga, kontak teman anak untuk bertemu di mana? biasanya di gerbang rumah lantai 2. Disini komunikasi melingkar terjadi intens, untuk menemukan gerbang. Hehehe...

Mengapa ? Rumah besar putih tersebut memiliki 2 gerbang yang berbeda nama jalan, lewat depan dan belakang. Yang liku-likunya menyita waktu pak ojek. Sambil kami saling melingkarkan kabar, pergerakan update posisi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun