Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

75ooo

22 Februari 2021   20:51 Diperbarui: 22 Februari 2021   21:10 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno, Bung Hatta tersenyum (alifis@corner)

Tapi bagi sebagian orang yang diburu adalah uang edisi khusus bernomor seri cantik. Jangan tanya harga. Saat itu, belum ada 24 jam hari pertama penukaran uang edisi khusus 75.ooo dibuka, platform belanja daring (e-commerce) sudah dipenuhi dengan penjualan uang tersebut. Harganya pun bervariasi. Bahkan, ada yang menjual hingga kisaran harga Rp 8 juta.

Beda lagi alasan orang yang suka dengan seni, keistimewaannya 75.ooo itu sudah di dalam uangnya sendiri, dari angka nominalnya yang tidak biasa, 75 memiliki ukuran normal sementara ketiga nol dibelakangnya kerdil. Itu untuk menunjukkan 75 tahun dirgahayu RI. Dibelakangnya bergambar berbagai macam baju adat Indonesia yang dipotret dari anak-anak di beberapa belahan budaya Nusantara, termasuk NTT. Yang memiliki uang 75.ooo yang kemudian kami dapatkan saat membayar air PDAM ini, mungkin saat itu terbawa rasa primordial bercampur emosional atas keistimewaan gambar ini. Yang kemudian rasa itu memudar seiring mendesaknya kebutuhan.

Akhirnya, niat setengah hati kala itu untuk mengoleksi uang kertas 75.ooo ini dengan sendirinya tercapai.  Walau dengan cara berbeda. Jalan yang tak terduga-duga.  Tidak dengan mengejarnya atau mesti beronline ria. Tak sengaja dicari, datang menemui. Maka saat ini uang 75.ooo sudah jadi koleksi.

Tidak didompet, tetapi disimpan dengan metode paling sederhana. Di sebuah album foto. Dalam bingkai mika ukuran 2R atau 4R lupa. Memang foto cetak tidak jaman lagi. Foto-foto saat ini disimpan di album digital. Tidak pernah memudar. Bahkan bisa dipermak agar viral. Dengan nyaman uang koleksi 75.ooo itu terselip tipis bersama dengan uang kertas koleksi lainnya. Mereka adalah uang kertas 1 rupiah tahun 1962, uang kertas 25 rupiah tahun 1958, dan uang kertas 100 rupiah tahun 1992.

Bung Karno, Bung Hatta tersenyum (alifis@corner)
Bung Karno, Bung Hatta tersenyum (alifis@corner)

Bung Karno dan Bung Hatta tampak tersenyum bahagia mengenang uang kertas kuno hadir dihadapannya. Saya pun punya secuil kenangan dengan uang kertas itu. Yang 1 rupiah adalah pelengkap 1 dari mahar 112001 rupiah saat menikah di tanggal 1 Januari 2001. Yang 100 rupiah adalah uang yang sering saya pegang saat sekolah SMA. Naik bis pulang pergi sekolah Joho -- Ploso hanya perlu 1 lembar 100 rupiah itu. Sedang yang 25 rupiah kertas, saya sama sekali tidak memiliki memori itu. Entah lupa entah karena tidak pernah memegangnya.

Yang jelas, uang-uang kertas itu telah menyejarah karena pernah berlaku di masa lalu. Tapi uang kertas 75.ooo saat ini masih berlaku, untuk transaksi maupun sekedar dikoleksi. Bagi sebagian besar orang yang mungkin sudah melepasnya dari koleksi, 75.ooo berubah fungsi, tidak lagi bermakna dan berharga tinggi. Nilainya tinggal sebatas besar angka yangtertera. 75.ooo menjadi uang biasa yang dipegang orang biasa seperti saya.

Entah 20 tahun lagi, entah 100 tahun lagi, saat anak cucu atau cicit menemukan album koleksi ini sambil membaca tulisan di blog ini, yang adalah celotehan kakek atau nenek moyangnya. Saya, kamu anda, mereka tidak tahu apa kejadian di masa runtun waktu. Di masa depan. Yang bisa dilakukan, kerjakan hal-hal yang positif. Entah membawa manfaat atau tidak disaat ini. Apalagi membawa happy.

Penfui, 220221  21:12

alifis@corner 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun