Memang apa urusannya dengan covid19. Jadi mereka masih dijalanan, di perkantoran, di dunia malam, kongkow bersama teman-teman, party tak berkesudahan. Hak menikmati hidup tidak boleh tereduksi oleh kabar burung corona. Itu sebuah konspirasi tingkat global. Karenanya jangankan social distancing, masker dan HS pun ga terpikirkan untuk memiikinya.
Satu lagi. Pandemi corona tak bermakna di desa-desa, di tengah persawahan. Di pinggiran hutan. Di pedalaman. Di daerah tertinggal. Di wilayah yang penduduknya jarang. Di sebagian benak warga Indonesia Timur yang tinggal di pelosok dusun. Yang untuk menuju kesana medan tranportasinya begitu sulit. Mereka bukan tidak peduli. Mereka tidak mengerti atas dinamika dunia di luar sana.
Mereka adalah warga negara yang sejatinya merdeka. Merdeka dari covid19 tetapi belum merdeka dari akses kehidupan yang layak, pendidikan yang layak karena terisolir oleh sarana transportasi yang rusak.
Jadi, tidak mengerti apa-apa bukan berarti tidak baik. Allah selalu memberi porsi tertentu kebaikan dari suatu keadaan.
Salam sehat, sll semangat.
Alifis, 100920 13.40 WITA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H