Rinduku amat berbisa
Rindumu sangat berbahaya
Rindu yang akan membinasakan kita
Ini bukan tentang Romeo-Juliet atau Sampek-Engtay
Cinta orangtua cinta sejati
Tak bisa dinilai, dihargai dan dikhianati
Tulus tak bertendensi, bebas suap transaksi
Semakin jauh, semakin kuat dalam ingat
Rinduku bersahaja, obat semangat hidupnya
Saat ini rinduku berbahaya, bijakkah ku menemuinya?
Semua orang merasa
Rindu boleh meletup tapi jangan diledakkan
#JanganMudikDulu bukanlah larangan
Tapi himbauan untuk bijaksana bijaksini menahan diri
Lakumu, rinduku, hasratmu diintai virus sialan
Egois namanya selalu mengasihani diri sendiri
Bayangan Idul Fitri begitu kesepian
Di rumah antara kamar, toilet dan pekarangan
Di kosan hanya melihat hape dan rebahan
Mudik memang hak asasi
Tapi dimasa pandemi, seakan daging basi
Berbahaya dihidangkan, beracun disuapkan
Tertibkan hati, panjatkan doa untuk semuaÂ
Orang tua, diri, keluarga dan bangsa
Orang bijak sadar logika
Mudikmu setara dengan sebuah kejahatanÂ
Orang puasa menahan diri
Dari hasrat yang berlebihan
Orang tua faham rasa
Kesabaranmu bagai mutiara gemerlap ananda
Mungkin beliau meneteskan air mata
Atau sekedar berkaca-kaca
Itu bukan kesedihan
Itu ungkapan bangga dan doa untuk ananda
Itulah makna terdalam dari "Bijaksana"
Boleh hatimu bimbang, sedikit  ragu
Tetapkan hati, #JanganMudikDulu
Alihkan, ceriakan dengan #MudikOnlineÂ
Dibisiki dirimu pelan,"I am fine"
Inilah makna terkeren dari "Bijaksini"
Hmm, Lebaran sebentar lagi
alifis@corner
210520
#JanganMudikDulu, Chapter 1 Invasi Corona
#JanganMudikDulu, Chapter 2 Diary Corona
#JanganMudikDulu, Chapter 3 Ini Belagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H