Mohon tunggu...
Aa
Aa Mohon Tunggu... Administrasi - Aa

Aa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ramadhan: Perubahan Menuju Kemenangan

6 Juli 2014   08:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:17 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang kita merasa bahwa diri ini memiliki begitu banyak kesalahan, kekeliruan, penyesalan. Memang di dunia ini tak ada manusia biasa yang sepenuhnya bersih dan terhindar dari dosa. Karena memang, itulah hakikat kemanusiaan, tak luput dari salah. Sekarang mungkin sebagian dari kita tengah merunduk, merenung, menyesali kesalahan yang selama ini telah menggunung. Hingga mungkin tak terhitung lagi. Atau malahan jumlah yang tercela lebih banyak dari yang terpuji. Ya, sesungguhnya setiap manusia punya catatan dosa, dan catatan amal. Kelak akan pula dipertanggungjawabkan. Jika hendak kita bertaubat memperbaiki kesalahan itu, maka Ramadhanlah saatnya, sekaranglah waktunya.

“Cahaya Ramadhan sanggup terangi gelap malam, sekalipun bulan tak bersinar dan bintang tak hiasi angkasa

Ramadhan adalah bulan kemuliaan, bulan seribu bulan, masa di mana Allah Swt. menurunkan rahmat dan hidayah tak terhitung jumlahnya. Ramadhan dengan segala aktivitas spesial dibandingkan bulan-bulan lainnya, sungguh telah memanggil, mengajak, menarik, dan mendidik kita untuk melakukan perubahan. Perubahan dari yang dahulu shalatnya masih berlubang, menjadi lengkap 5 waktu ditambah sunnahnya. Puasa yang dahulu masih setengah-setengah dan bermalas-malasan menjadi lebih giat dan bersemangat. Al-Qur’an yang mungkin telah berdebu di lemari, kini kembali dibuka dan dilantunkan dengan merdu. Harta benda, uang, dan perhiasan yang dahulu hanya untuk menghiasi diri, kini lebih dikhususkan untuk saling berbagi untuk mereka yang membutuhkan. Ramadhan mengajak kita menjadi manusia yang bertaqwa, manusia yang taat, peduli, dan ikhlas.

Mungkin momen keindahan Ramadhan ini takkan kita temui di waktu-waktu atau bulan-bulan lainnya, karena memang inilah keutamaan bulan ini. Dan mungkin, usia kita juga tak sampai untuk bertemu Ramadhan berikutnya, umur adalah rahasia Tuhan. Oleh karenanya, marilah bagi kita yang masih bermalasan, untuk segera bergiat dan bersemangat. Bagi kita yang masih lalai, untuk segera berkhusyu. Bagi kita yang belum bertaubat, untuk segera bertaubat. Bagi kita yang merindukan surga, untuk segera menjemput-Nya. Selagi ada waktu, selagi inilah Ramadhan.

Marilah di bulan mulia ini kita segerakan untuk berubah, dari hitam menuju putih, dari gelap menuju cahaya, "من الظّلمات إلى النّور". Di Ramdahan tahun ini, marilah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt., untuk raih kemenangan yang hakiki. Karena bulan ini adalah bulan kemuliaan, bulan seribu bulan, waktu yang mustajab untuk bermuhasabah, introspeksi dan berbenah diri.

Di bulan ini, dengan segala keagungannya, kita harus berubah menjadi lebih baik. Tak ubahnya seperti sekolahan. Siapa yang mendapat rapot biru, maka ialah yang menang di bulan Ramadhan menjadi insan yang lebih baik. Namun bagi siapa yang mendapat rapot merah, maka ialah yang gagal di bulan ini. Maka dari itu, kita harus bangkit dari lubang hitam apabila kita masih terperosok ke dalamnya. Kita harus bangkit meningkatkan iman dan taqwa apabila masih kurang diri ini dari esensi “insan kamil”. Kita harus bisa memanfaatkan momen Ramadhan ini sebaik-baiknya.

Bukankah Allah telah memuliakan bulan ini dibandingkan bulan-bulan lainnyanya? Ya, bulan ini adalah raja segala bulan. Allah telah menurunkan Al-Qur’an sebagai rahmat sekalian alam di bulan ini. Misi dakwah Rasulullah Muhammad Saw. pun dimulai di bulan Ramadhan. Perang Badar pun telah dimenangkan untuk kaum muslimin di bulan ini. Bahkan, kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 terjadi pada bulan Ramadhan. Oleh karenanya, inilah saat yang tepat untuk melakukan perubahan, membenahi diri, dan memperbaiki kesalahan yang lalu, menuju ketaqwaan. Ramadhan adalah bulan kebangkitan, bulan perubahan. Marilah kita jadikan momen Ramadhan sebagai masa pendidikan, masa perubahan, tanpa menyia-nyiakannya dan lewat begitu saja. Kita jadikan momen Ramadhan sebagai masa bertafakur, masa muhasabah, masa perubahan dan kebangkitan diri untuk lebih baik. Inilah saatnya, inilah kesempatan yang Allah berikan untuk menuju jannah-Nya. Jadikan Ramadhan sebagai bulan perubahan, jadikan sebagai kebangkitan untuk menjadi manusia yang mulia di sisi-Nya, manusia yang sepenuhnya meraih kemenangan.

Salam Ramadhan...

****

Alabyad, 6 Juli 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun