Mohon tunggu...
Irza Triamanda
Irza Triamanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Hanya untuk bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Danu Kurniawan: Sembilan Tahun Berkelana Sleman-Gunungkidul Bersama JNE

29 Juni 2024   23:41 Diperbarui: 11 Juli 2024   22:44 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kios buah milik Danu di seberang jalan Patuk, Gunungkidul. (Sumber: Danu Kurniawan)

Berkelana keliling kota, menghabiskan hari di jalanan, dan menghantarkan sebungkus kebahagiaan melalui, "Paketttt!" Dialah Danu Kurniawan. Pria berusia 29 tahun asal Gunungkidul, yang telah mengukirkan cerita hidup sembilan warsa lamanya bersama JNE.

Lalu lalang motor dan mobil yang silih berganti menjemput paket, menjadi pemandangan pada keseharian. Tak ketinggalan, backsound riuh barang yang dipindahkan. Dan juga, belasan kepala yang sibuk mondar-mandir dengan berbagai urusan.

Di sanalah, di sebuah bangunan luas tanpa sekat yang diapit sawah dan kebun liar, berisi pepohonan besar khas kaki gunung. Beratap seng dengan pelengkap beberapa meja kursi di dalamnya.

Terlihat pria berkulit sawo matang, duduk fokus menatap layar komputer. Jemarinya bergantian menekan tombol keyboard di depannya dengan lincah. Sesekali dirinya mengubah posisi duduk, tanda lelah sudah bekerja seharian lamanya.

Meski begitu, letihnya tak terbaca ketika disapa untuk bercerita. Pria dengan tubuh tambun itu mengukirkan senyum simpul di bibirnya. Tak terlihat terganggu. Dirinya sangat antusias untuk berbagi kisah hidupnya.

Ia bertutur, "Dulu pernah ketemu Duta Sheila on 7. Pernah juga ketemu Mas Heru dari Shaggy Dog yang rumahnya dekat Stadion Mandala Krida. Seringnya sih, ketemu Pak Amien Rais di Condongcatur."

Menurutnya, pengalaman bertemu orang-orang penting merupakan hal yang paling menarik dari pekerjaannya menjadi kurir di JNE. Kini, jabatannya telah naik satu tingkat, yakni sebagai Leader Delivery.

Awal Karier Bersama JNE

Pria lulusan salah satu SMK di Gunungkidul tersebut memulai kariernya di JNE sejak tahun 2015. Dari berlembar-lembar lamaran kerja yang dikirim, Danu mendapat panggilan sebagai kurir di sana.

Dirinya langsung ditempatkan di JNE yang berlokasi di Jalan Gambiran, Umbulharjo, Yogyakarta. Kantor baru ini, notabenenya cukup jauh dari tempat tinggalnya di Kerjan, Patuk, Gunungkidul.

"Setelah nunggu sebulan, dapat panggilan di sana. Ya, mau enggak mau ditempatkan di situ karena pada saat itu memang lagi butuh pekerjaan," ujarnya sambil membenarkan rambutnya yang bermodel cepak.

Bak terkena durian jatuh, dirinya sangat bersyukur akan hal tersebut. Rute Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) - Condongcatur sampai menjadi jalanan yang dihafal mati oleh Danu. Bagaimana tidak, hampir sembilan tahun lamanya, dirinya harus melintasi labirin itu saban hari.

Dalam kurun waktu tersebut,  ayah dari satu anak itu berangkat dari rumahnya di Gunungkidul tiap pagi. Menempuh perjalanan sekitar 96 km rute terdekat hingga 116 km pada rute terjauh pulang-pergi.

"Jadi, dari sini (Gunungkidul) ke Gambiran dulu. Setelah itu, antar-antar barang, sampai yang paling jauh itu ke Jakal KM 9. Setelah itu, balik lagi ke kantor untuk absen sebelum pulang ke rumah," jelas Danu ketika ditemui pada Sabtu (22/6).

Hampir sembilan tahun lamanya berkutat dalam rutinitas itu, Danu mengaku jarang menemui kejenuhan. Passion-nya yang menyukai jalan-jalan membuatnya sangat menikmati pekerjaan ini, meski mengharuskan dirinya berkendara motor hampir seharian.

Baru Maret 2024 kemarin ini, Danu mendapatkan surat pemindahan kerja ke wilayah baru sekaligus dengan jabatan baru. Ia diangkat menjadi Leader Delivery atau penanggung jawab pengiriman barang di gudang JNE Gunungkidul.

Suka Duka Hidup Bersama JNE

Pemindahannya ke tempat kerja yang baru menjadi kebahagiaan sekaligus tantangan baru bagi Danu. Secara geografis, lokasi tersebut lebih dekat dengan tempat tinggalnya.

Danu hanya perlu menghabiskan 24 menit untuk sampai di gudang JNE Gunungkidul. Sebelumnya, ia harus menempuh perjalanan hampir 40 menitan setiap hari ke JNE Gambiran.

Danu menurunkan barang kiriman dari JNE Pusat DIY di Gambiran. (Sumber: Arfrian Rahmanta)
Danu menurunkan barang kiriman dari JNE Pusat DIY di Gambiran. (Sumber: Arfrian Rahmanta)

Empat bulan bekerja, Danu lebih banyak berinteraksi dengan layar komputer. Berbanding terbalik saat ia menjadi kurir. Menurutnya, "Lebih nyaman ritme kerja yang sekarang. Namun, terkadang mengantarkan barang, dingat-dingat, juga menyenangkan."

Meskipun demikian, menjadi kurir juga tak selalu mulus, seperti yang dibayangkan. Dirinya membagikan beberapa pengalaman tersebut.

Danu bercerita, "Dukanya kalau barang hilang. Misalnya, alamat kosnya sudah benar di blok sekian. Kita sudah sampai lokasi, lalu tanya, ada atas nama ini atau tidak. Katanya ada. Seringnya bilang kalau itu temannya. Setelah barang diserahkan, selang beberapa waktu, ada komplain sehingga saya yang harus mengurus."

Selain barang hilang, cuaca yang tidak menentu juga menjadi permasalahan, seperti saat Yogyakarta pernah dilanda Badai Cempaka pada November 2017. Hujan tanpa henti selama seminggu membuat jalan utama kota tergenang. Oleh karena itu, ia tak bisa menghantar paket pelanggan tepat waktu.

Dari beberapa permasalahan di atas, masih ada layanan COD yang paling dikeluhkan oleh Danu. Banyak pelanggan yang tidak mau membayar paketnya dengan berbagai alasan, seperti merasa tak memesan barang, rumahnya kosong, serta tidak mempunyai uang.

"Ada juga yang pesan sendiri. Waktu barangnya sampai, bilang enggak punya uang, minta dibatalkan. Tapi, kadang, besoknya WhatsApp lagi. Katanya uangnya udah ada," ujarnya disertai dengan senyum miring.

Semua kesulitan itu tetap dilakoninya dengan ikhlas dan senang hati. Dirinya selalu punya obat penawar setelah hari-hari yang terkadang menjengkelkan itu. Danu bertemu pacarnya, Susanti - yang kini menjadi istrinya.

"Dulu dia kerja di JNE Gambiran. Saya kerjanya juga dekat di daerah sana. Jadi, kami sering bertemu," ungkap Susanti ketika dijumpai di rumahnya pada Minggu (23/6).

Keduanya sudah saling kenal sebelum Danu bekerja di JNE. Akan tetapi, berkat kedekatan lokasi kerja ini, mereka makin lengket setiap harinya.

Menurut Susanti, hal tersebut yang menjadi salah satu kunci lancarnya komunikasi mereka. Selain itu, perasaan senasib seperjuangan dalam diri keduanya juga membuat sepasang kekasih ini lebih mudah memahami satu sama lain.

"Alhamdulillah sekarang sudah menikah enam tahun dan punya anak satu," tutur wanita berusia 27 tahun itu.

Semangat Berkreasi UMKM Bersama JNE

Setelah kurang lebih lima tahun bekerja menjadi kurir, Danu mulai mencoba untuk mengepakkan sayap di bidang bisnis UMKM rumahan, yakni dengan berjualan buah.

Pada mulanya, ide kreasi bisnis ini terinspirasi dari beberapa pelanggannya di JNE. Dirinya cukup sering mendapat jatah untuk menghantarkan paket yang berisi buah-buahan.

Dibantu oleh istri dan ibunya, Danu mulai berjualan sekitar tahun 2020. Seberang jalan depan gang masuk ke rumah adalah lokasi yang dipilih sebagai tempat berdagang. Lokasi ini dirasa cukup strategis karena biasa dilewati banyak wisatawan yang menuju dan dari Pantai Gunungkidul.

"Banyak wisatawan yang balik saking pantai. Biasanya mereka tumbas oleh-oleh ten mriki rumiyen sebelum pulang," tutur Mindarsih, ibunda Danu, pada Minggu (23/6).

Kios buah milik Danu di seberang jalan Patuk, Gunungkidul. (Sumber: Danu Kurniawan)
Kios buah milik Danu di seberang jalan Patuk, Gunungkidul. (Sumber: Danu Kurniawan)

Kios buah ini buka sejak pukul 7 pagi sampai 9 malam. Danu biasanya membantu menjaga toko pada hari libur serta membantu mengurus pasokan dan pengiriman buah.

Hampir seluruh buah yang dijual merupakan pasokan dari Pasar Induk di Giwangan, Yogyakarta. Karena jarak yang tak terlalu jauh, pengiriman ini biasanya langsung dilakukan oleh distributor tanpa perlu menggunakan jasa ekspedisi.

Namun, untuk beberapa jenis buah kiriman dari luar provinsi, Danu mempercayakan hal ini pada JNE. Ia juga menggunakan layanan ini untuk mengirim permintaan buah para pelanggannya, baik ke dalam maupun luar daerah.

"Pernah kirim buah sawo mentah ke Jakarta dengan JNE," jelas pria yang sempat bekerja sebagai pengemudi ojek online tersebut.

Untuk pengiriman dengan volume yang cukup besar dan jarak lumayan jauh, Danu biasa menggunakan layanan JTR, yakni JNE Trucking.

Berdasarkan keterangan Widiana, Regional Marketing and Partnership JNE Jateng-DIY, layanan JTR ini memang menyasar para UMKM. Jangkauan volume layanan ini cukup besar dengan harga yang ringan.

"Kiriman JTR ini dihitung per 10 kilogram pertama, seperti kiriman 10 kilogram dari Jogja ke Jakarta hanya dengan biaya kirim Rp45.000," ucapnya pada Jumat (21/6).

Widiana menambahkan bahwa layanan ini merupakan bentuk dukungan JNE kepada UMKM agar lebih luas jangkauannya tanpa terbebani harga ongkos kirim yang mahal. Salah satu contohnya ialah seperti kios buah milik Danu.

Sementara itu, untuk pengiriman jarak dekat, JNE memiliki layanan instan kurir bernama Roket. Batasan jarak yang mampu ditempuh adalah 15 kilometer dengan berat kiriman 7 kilogram. Layanan inilah yang juga biasa dipilih Danu untuk mengirimkan buah ke daerah Gunungkidul dan sekitarnya.

Danu merasa sangat terbantu dengan adanya JNE bagi perkembangan UMKM miliknya ini. "Jangkauan pembeli kita lebih banyak (dari luar kota dan provinsi), sehingga buah juga lebih cepat laku," ujarnya.

JNE sendiri berkomitmen untuk terus berperan dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui jasa layanan yang disediakan bagi para UMKM. Hal ini direalisasikan dengan berbagai program serta kolaborasi yang JNE lakukan.

Widiana menjelaskan, "Sejak pandemi, kami selalu hadir mendampingi UMKM. Hingga saat ini perekonomian bangkit, kami juga selalu memberikan program-program, ruang diskusi, serta membuka kolaborasi dengan para brand owner maupun UMKM."

Danu berharap, JNE terus mampu berperan besar dalam mendukung seluruh UMKM untuk makin semangat berkreasi mengembangkan usahanya.

"Selain pengirimannya yang lebih cepat, murah, dan aman, semoga JNE makin gencar  dan merata dalam mengadakan program dukungan lain bagi UMKM untuk berkembang, meskipun mulai dari rumahan, seperti saya," harapnya. (Irza Triamanda)

___

#JNE

#ConnectingHappiness

#JNE33Tahun

#JNEContentCompetition2024

#GasssTerusSemangatKreativitasnya

Karya ini bagian dari kolaborasi dengan beritadiy.pikiran-rakyat.com pada artikel berjudul "Merekam Perjalanan Kurir JNE yang Melayani Mimpi UMKM Menembus Bilik Kos-kosan". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun