Mohon tunggu...
Iryasman Hasan
Iryasman Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Komp. BSD 1 Blok D No. 9 RT/RW 003/005 Kelurahan Pasir Nan Tigo

Kecamatan Koto Tangah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beberapa Kutipan tentang Tantangan, Karakteristik, Ciri-ciri, dan Kecakapan Guru Abad 21

26 Desember 2018   14:27 Diperbarui: 26 Desember 2018   14:48 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pilar Pendidikan

Tuntutan perkembangan global menghadapi percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa. Menghadapi tantangan yang begitu berat, dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengintegrasikan kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dunia pendidikan dituntut melahirkan peserta didik yang mampu menghadapi tantangan global. Tuntutan ini seiring dengan perkembangan pilar pendidikan yang dikembangkan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together in peace. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melengkapi pilar tersebut dengan pilar yang sangat bermakna yang sejalan tujuan pendidikan nasional, yaitu "Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia".

Belajar untuk Mencari Tahu (Learning to Know)

Proses belajar untuk mencari tahu terkait dengan cara mendapatkan pengetahuan melalui penggunaan media atau alat yang ada. Media bisa berupa buku, orang, internet, dan teknologi yang lainya. Implementasinya untuk mencari tahu tersebut di Indonesia sudah berjalan melalui proses belajar membaca, menghafal, dan mendengarkan, baik yang terjadi di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar untuk Mengerjakan (Learning to Do)

Belajar untuk melakukan atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari belajar mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Belajar untuk melakukan atau berkarya merupakan upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk keprofesionalan dalam bekerja. Terkait dengan pembelajaran didalam kelas, maka belajar untuk mengerjakan ini sangat diperlukan latihan keterampilan bagaimana peserta didik dapat menggunakan pengetahuan tentang konsep atau prinsip mata pelajaran tertentu dalam mata pelajaran lainnya atau dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian peserta didik memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dapat mempengaruhi kehidupannya dalam menentukan pilihan kerja yang ada di masyarakat.

Belajar untuk Menjadi Pribadi (Learning to Be)

Belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, belajar untuk menjadi atau berkembang secara utuh berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu karakter pada diri individu. Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara optimal yang memiliki kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadianya baik itu moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial, sehingga dalam pembelajaran, guru memiliki kewajiban untuk mengembangkan potensi peserta sesuai dengan bakat dan minatnya agar peserta didik tersebut dapat menentukan pilihannya, terlepas dari siapa dan apa pekerjaanya, tetapi yang penting adalah dia menjadi sosok yang pribadi memiliki keunggulan.

Belajar untuk Hidup Berdampingan dalam Kedamaian (Learning to Live Together in Peace)

Belajar hidup bersama ini sangat penting, karena masyarakat yang beragam, baik dilihat dari latar belakang, suku, ras, agama, etnik, atau pendidikan. Pada pembelajaran, peserta didik harus memahami bahwa keberagaman tersebut bukan untuk dibeda-bedakan, akan tetapi dipahamkan bahwa keberagaman tersebut tergabung dalam suatu lingkungan masyarakat. Oleh karena itu saling membantu dan menghargai satu dengan yang lainya sangat diperlukan agar tercipta masyarakat yang tertib dan aman, sehingga setiap individu dapat belajar dan hidup dalam kebersamaan dan kedamaian.

Belajar untuk Memperkuat Keimanan, Ketaqwaan, dan Akhlak Mulia

Pilar yang ini hanya terdapat dalam secara tersirat dalam pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Implementasi dari pilar tersebut diwujudkan secara langsung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata pelajaran PPKn, dan dalam mata pelajaran lain sebagai hasil pembelajaran tidak langsung melalui pencapaian KI-1 (Kompetensi Spiritual).

B. Tantangan Guru Abad 21

Memasuki abad 21 yang ditandai dengan percepatan teknologi informasi membawa perubahan yang sangat signifikan pada paradigma pendidikan. Lembaga pendidikan dituntut mempersiapkan lulusan untuk mampu hidup di masa depan dengan segala tantangannya. Oleh karena itu guru sebagai salah satu lembaga pendidikan dituntut menyesuaikan diri dan mengadopsi percepatan teknologi informasi memasuki era baru. Perubahan paradigma pendidikan menjadi tantangan berat bagi peran guru karena berbagai informasi terkini tidak lagi hanya datang dari guru kepada peserta didik, tetapi media teknologi informasi menjadi alternatif sumber belajar bagi peserta didik.

Disadari sepenuhnya bahwa perkembangan media informasi merubah proses berliterasi. Guru dituntut menyesuaikan perannya dalam mengikuti perkembangan literasi media informasi yang bergerak sangat cepat. Meskipun demikian, perannya di dalam proses pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap peserta didik.

Menurut Sutanto (2010:sutanto.wordpress.com/2010/04/10/), terdapat 7 (tujuh) tantangan guru di abad 21, yaitu

  • Teaching in multicultural society
  • Guru dituntut mampu mengajar ditengah masyarakat multikutural yang memiliki keberagaman sosial budaya. Untuk itu guru tidak hanya harus menguasai multi bahasa terutama penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, tetapi lebih jauh dari itu guru harus mampu mengenal dan memahami karakteristik sosial budaya masyarakat yang sangat beragam, terutama peserta didik yang memiliki karakteristik yang unik.
  • Teaching for the construction of meaning
  • Dalam proses pembelajaran, guru dituntut mampu mengkonstruksi makna dari konten materi dan pembelajaran. Guru harus membelajarkan peserta didik membagun makna dari proses pembelajaran melalui pembelajaran konstekstual yang dikaitkan dengan pengalaman belajar sehari-hari.
  • Teaching for active learning
  • Guru dituntut mendisain dan melaksanakan proses pembelajaran aktif yang berpusat pada aktivitas peserta didik. Guru memainkan peran sebagai fasilitator proses pembelajaran.
  • Teaching and technology
  • Mengajar dan teknologi dimaknai sebagai proses pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi tidak hanya sebatas memanfaatkan teknologi informasi sebagai media pembelajaran semata, tetapi juga menjadikan teknologi informasi sebagai sumber belajar.
  • Teaching with new view about abilities
  • Guru dituntut untuk mengikuti perkembangan paradigma baru tentang kompetensi guru yang juga mengalami perkembangan seiring percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Teaching and choice
  • Guru dituntut untuk berkomitmen untuk menjadikan profesi guru sebagai pilihan pengabdian dengan selalu meningkatkan kompetensinya menuju guru yang profesional.
  • Teaching and accountability
  • Guru sebagai kaum profesional dituntut untuk mampu mempertannggung jawabkan kinerjanya kepada semua stakeholder pendidikan, baik kepada kepala sekolah, peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah.
  • Tujuh tantangan guru abad 21 ini diperkaya oleh Febryani (2012:yoeyhanfebryani.blogspot.com/2012/11) yaitu:
  • Fokus pada character building
  • Guru memikul tanggung jawab besar dalam membangun karakter peserta didik agar mampu menghadapi tangangan zaman. Hal ini sejalan dengan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang sedang dikembangkan pemerintah.
  • Peduli perubahan iklim
  • Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan besar dunia. Guru dalam perannya sebagai agent of change dalam dunia pendidikan harus ikut peduli terhadap pelestarian lingkungan. Kepedulian tersebut dalam dilaksanakan diluar proses pembelajaran dan terintegrasikan dalam proses pembelajaran. 
  • Enterprenual mindset
  • Guru juga dituntut untuk mengembangkan pola pikir kewirausahaan. Guru diharapkan menjadi pionir dalam mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan, baik diluar maupun dalam proses pembelajaran. 
  • Membangun learning community
  • Guru dituntut membangun komunitas-komunitas belajar sebagai bagian dari paradigma belajar sepanjang hayat. Guru tidak hanya membangun atau membimbing komunitas belajar bagi peserta didiknya, tetapi juga membangun komunitas belajar bagi pengembangan diri guru itu sendiri.
  • Kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills)
  • Keseimbangan kreativitas yang didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dengan kecerdasan bertindak yang didukung oleh sikap yang baik sangat menentukan keberhasilan kinerja guru dalam mengemban perannya. Kecerdasan spiritual dan emosional berkontribusi sangat signifikan dalam mengembangkan kecerdasan intelektual. Guru dituntut menyeimbangkan hard skills- soft skills dalam menghadapi tantangan abad 21.

C. Karakteristik dan Ciri-ciri Guru Abad 21

Menghadapi tantangan yang begitu berat di abad 21, guru dituntut memiliki karakteristik yang spesifik. Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut (nitaanestesia31.blogspot.com/2013/09/):

  • Memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap.
  • Mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya.
  • Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi.
  • Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang berbagai permasalahan.
  • Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
  • Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.

Menurut Prof. Surya, mantan Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, ada sembilan karakteristik citra guru yang ideal, yaitu:

  • Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan.
  • Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan lingkungan.
  • Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain.
  • Memiliki etos kerja yang tinggi.
  • Memiliki kepastian pengembangan jenjang karir.
  • Memiliki kinerja profesional.
  • Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan nonmaterial.
  • Memiliki wawasan masa depan.
  • Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu.

Untuk dapat berperilaku sebagai guru yang profesional menurut Lahamuddin, (2011:edukasi.kompasiana.com/2011/10/04/), terdapat lima faktor yang harus diperhatikan oleh guru yaitu :

  • Mewujudkan kinerja ideal.
  • Memelihara citra profesi.
  • Meningkatkan profesionalisme.
  • Mengejar kualitas cita-cita profesi
  • Mempunyai kebanggaan profesi (Lahamuddin, 2011:edukasi.kompasiana.com/2011/10/04/).

Disamping memiliki karakteristik, guru abad 21 juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Tilar, 1998):

  • Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang.
  • Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik.
  • Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat.
  • Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan.
  • Menguasai subjek (kandungan kurikulum).
  • Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi.
  • Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka.
  • Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology)
  • Memiliki kemahiran konseling.

D. Kecakapan Guru Abad 21

  • Didik Cahyono (areknerut.wordpress.com/2012/12/20/) mengemukakan bahwa guru abad 21 harus memiliki beberapa kecakapan utama, meliputi:
  • Akuntabilitas dan Kemampuan Beradaptasi
  • Guru harus mampu mempertanggung jawabkan kinerja secara profesional. Disamping itu guru dituntut mampu mengikuti percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta beradaptasi dengan lingkungan sosial budaya masyarakat.
  • Kecakapan Berkomunikasi
  • Kecakapan berkomunikasi efektif menjadi penentu keberhasilan guru dalam mengembangkan ide dan gagasannya. Guru dituntut menjadi fasilitator proses pembelajaran, mengembangkan komunikasi baik lisan, tertulis, serta memanfaatkan media telekomunikasi dan informasi.
  • Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual
  • Guru dituntut mengembangkan kreativitas dalam pengembangan proses pembelajaran seiring tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu guru juga dituntut untuk selalu meningkatkan keingintahuannya terhadap perkembangan yang ada.
  • Berpikir Kritis dan Berpikir dalam Sistem
  • Kemampuan berfikir kritis menjadi salah satu kompetensi yang dituntut dalam abad 21. Guru dituntut untuk selalu kritis, baik terhadap konten materi, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, untuk membimbing peserta didik melalui proses pengalaman belajar. Dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis, guru harus mengikuti pola berfikir dalam sistem yang teruji secara ilmiah.
  • Kecakapan Melek Informasi dan Media
  • Perkembangan teknologi informasi dan media menjadi stereotipe abad 21. Oleh karen itu guru harus melek terhadap perkembangan literasi media dan teknologi sebagai sumber belajar dan informasi, serta memanfaatkan teknologi informasi sebagai media dalam proses pembelajaran.
  • Kecakapan Hubungan AntarPribadi dan Kerjasama
  • Sebagai makhluk sosial, guru harus menjadi panutan di lingkungannya dengan membangun komunikasi dan kerjasama dengan semua anggota masyarakat. Guru harus mampu bekerjasama dengan semua lini.
  • Identifikasi Masalah, Penjabaran, dan Solusi
  • Guru dituntut mampu menjadi problem solver melalui kemampuan berpikir ilmiah yang menawarkan berbagai alternatfi solusi bagi permasalahan yang ada. Melalui proses penalaran yang teruji secara ilmiah, guru dituntut mampu mengembangkan kemampuan proses berfikir yang dibangun melalui sistem. 
  • Pengarahan Pribadi
  • Guru dituntut untuk selalu merefleksi diri agar layanan yang diberikan kepada peserta didik selalu maksimal sesuai keberagaman karakteristik peserta didik itu sendiri. Disamping itu guru juga harus menyelaraskan tuntutan layanan peserta didik tersebut dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang bergerak sangat cepat dan dinamis.
  • Tanggung Jawab Sosial
  • Guru yang mengabdikan dirinya untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dituntut lebih mengutamakan kepentingan profesi diatas kepentingan pribadi. Disamping itu guru juga harus memainkan perannya sebagai panutan dalam hidup bermasyarakat.

Menghadapi tantangan abad 21, Dede Rosyada mengemukakan bahwa guru harus menguasai perkembangan ilmu pedagogi yang selalu berkembang. Paradigma pedagogi abad 21 meliputi:

  • Open up lesson (pembelajaran yang terbuka).
  • Think outside the classroom box (berfikir diluar kotak).
  • Get Personal (pelayanan personal).
  • Tap in to students digital expertise (membiasakan siswa dalam pemanfaatan teknologi informasi).
  • Get real with the project (melatih siswa untuk melakukan proyek).
  • Expect students to be teachers (melatih siswa untuk melakukan pembelajaran teman sebaya).
  • Help teachers to be students (belajar teman sebaya).
  • Measure what matters (pengukuran hasil Belajar).
  • Works with families not just children (melibatkan orang tua siswa).
  • Power to the student (berbagi kemampuan dengan siswa).

D. Penutup

Untuk mengemban amanah sebagai guru di Abad 21, guru dituntut mampu mengatasi berbagai tantangan yang menghadang. Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru dituntut memiliki karakteristik, ciri-ciri, dan kecakapan yang dibutuhkan. Sebagai landasan berpijak, guru harus memahami pilar pendidikan yang selalu berkembang sesuai tuntutan perkembangan. Dengan demikian diharapkan guru akan mampu memaknai tantangan Abad 21 sebagai peluang untuk meningkatkan perannya sebagai perancang dan pelaksana perubahan. 

Bacaan yang dikutip:

Didik Cahyono (areknerut.wordpress.com/2012/12/20/)

Febryani (2012:yoeyhanfebryani.blogspot.com/2012/11)

Lahamuddin, (2011:edukasi.kompasiana.com/2011/10/04/)

Nina Anestesia (nitaanestesia31.blogspot.com/2013/09/)

Sutanto (2010:sutanto.wordpress.com/2010/04/10/)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun