Mohon tunggu...
Iryasman Hasan
Iryasman Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Komp. BSD 1 Blok D No. 9 RT/RW 003/005 Kelurahan Pasir Nan Tigo

Kecamatan Koto Tangah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Implementasi Dinamika Perkembangan Kurikulum 2013 dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

27 Desember 2017   11:08 Diperbarui: 29 Desember 2017   15:14 8474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nilai utama dan sub-sub nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Nilai Utama dan Sub Nilai PPK

No.Nilai UtamaSub Nilai1ReligiusCinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksanakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih, dan lain-lain.2NasionalisApresiasi budaya, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragama budaya, suku, dan agama, dan lain-lain.3MandiriKerja profesional, kreatif, keberanian, keras, tangguh, tahan banting, daya juang, pembelajar sepanjang hayat, dan lain-lain.4Gotong RoyongSaling menghargai, kerjasama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, ikap empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan, dan lain-lain.5IntegritasKejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas), dan lain-lain.

Implementasi gerakan PPK mengenal mengenal implementasi berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Khusus yang berbasis kelas, pengimplementasiannya dikembangkan oleh guru, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Tuntutan kompetensi Abad 21 salah satunya adalah kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Oleh karena itu sekolah memiliki tanggung jawab berat untuk kembali menumbuhkan minat baca, yang semakin hari semakin menurun. Dalam Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah (Kemdikbud, 2017) dijelaskan bahwa tujuan umum dari GLS adalah untuk "Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat".Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk:

  • Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah.
  • Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
  • Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
  • Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Dalam pelaksanaannya, GLS memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

  • Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya.
  • Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik.
  • Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum.
  • Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan.
  • Melibatkan kecakapan berkomunikasi lisan.
  • Mempertimbangkan keberagaman.

Implementasi GLS dalam pembelajaran menuntut guru harus merancang, melaksanakan, dan melakukan penilaian yang mendukung gerakan literasi. Literasi tidak dimaknai sekadar membaca teks, tetapi juga non teks, seperti grafik, peta, gambar, gestur, dan sebagainya, namun pada tahap awal lebih ditekankan pada kemampuan membaca, dan memaknai bacaan tersebut. Dalam pembelajaran di kelas ditekankan kepada kemampuan untuk menggali berbagai sumber. Lebih jauh lagi gerakan literasi menggiring kepada kompetensi untuk memaknai informasi secara kritis, analitis, dan reflektif.

Kompetensi Abad 21

Kompetensi Abad 21 menuntut dunia pendidikan mengintegrasikan kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi Ingermasi dan Komunikasi (TIK). Dunia pendidikan dituntut melahirkan peserta didik yang mampu menghadapi tantangan global. Tuntutan ini seiring dengan perkembangan pilar pendidikan yang dikembangkan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be,dan learning to live together in peace.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melengkapi pilar tersebut dengan pilar yang sangat bermakna yang sejalan tujuan pendidikan nasional, yaitu "Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia".

Menghadapi tuntutan dan tangan yang begitu berat, Kemdikbud mengembangkan desain pembelajaran yang mengintegrasikan kecakapan Abad 21. Dalam buku  Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran(Direktorat SMA, 2017) dipaparkan bahwa kecakapan abad 21 yang dimaksud meliputi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun