Mohon tunggu...
Iryan Sofhiyan
Iryan Sofhiyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa dari unikom bandung semester 5

Selanjutnya

Tutup

Politik

Janji Prabowo dan Gibran Untuk Pangkas Kemiskinan

5 November 2024   22:45 Diperbarui: 5 November 2024   22:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Janji Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk memangkas kemiskinan di Indonesia menjadi salah satu sorotan utama setelah pelantikan mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024. Dalam pidato perdananya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menghilangkan kemiskinan, yang dianggapnya sebagai tantangan nyata yang dihadapi oleh jutaan rakyat Indonesia. Meskipun angka kemiskinan secara persentase menunjukkan penurunan, jumlah absolut orang miskin justru meningkat, terutama akibat dampak pandemi COVID-19. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2023, sekitar 9,54% dari total populasi Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

Oleh karena itu, langkah-langkah konkret harus diambil untuk memastikan bahwa bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran, sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat merasakan manfaatnya.Salah satu strategi utama yang dijanjikan adalah penyaluran subsidi langsung kepada masyarakat miskin dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan menggunakan aplikasi dan platform digital, pemerintah berharap dapat meningkatkan efisiensi distribusi bantuan sosial dan mengurangi potensi penyalahgunaan. Program bantuan tunai dapat disalurkan melalui dompet digital, memungkinkan penerima untuk mengakses dana secara langsung dan aman. Hal ini juga akan memudahkan pemerintah dalam memantau dan mengevaluasi efektivitas program-

program tersebut. Selain itu, Prabowo menargetkan swasembada pangan dalam waktu lima tahun ke depan. Dia percaya bahwa Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri tanpa tergantung pada impor. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah berencana untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui inovasi teknologi dan pelatihan bagi petani, sehingga pendapatan mereka dapat meningkat dan berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan .Di sisi lain, Prabowo juga menekankan pentingnya swasembada energi sebagai bagian dari upaya mengatasi kemiskinan. 

Ketergantungan pada energi fosil harus dikurangi untuk menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pemerintah berencana untuk memanfaatkan sumber daya energi terbarukan seperti matahari dan angin guna memastikan ketahanan energi nasional. Investasi dalam infrastruktur energi akan membuka peluang kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, untuk mencapai semua janji ini, diperlukan kebijakan yang terintegrasi dan berkelanjutan. Sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter sangat penting agar program-program sosial dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.Meskipun janji-janji ini menunjukkan komitmen kuat dari pemerintahan Prabowo-Gibran, tantangan besar tetap ada di depan mereka. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa semua program yang diluncurkan tidak hanya efektif tetapi juga transparan

. Korupsi dan penyalahgunaan wewenang sering kali menjadi penghalang dalam penyaluran bantuan sosial. Oleh karena itu, evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan efektivitas setiap program yang diluncurkan serta akuntabilitas penggunaan anggaran negara. Selain itu, menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya partisipasi mereka dalam program-program pemerintah juga menjadi tantangan tersendiri.Dengan visi besar untuk menurunkan tingkat kemiskinan di bawah 6% pada tahun 2029, pemerintahan ini harus berkomitmen pada pelaksanaan kebijakan yang responsif dan berbasis data. Kebijakan-kebijakan tersebut harus melibatkan partisipasi masyarakat agar kebutuhan riil mereka dapat terakomodasi dengan baik. Jika berhasil, langkah-langkah ini tidak hanya akan mengurangi angka kemiskinan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. 

Masyarakat yang sejahtera akan menciptakan fondasi yang kuat bagi pembangunan bangsa kedepannya,menjadikan Indonesia lebih berdaya saing tinggi di kancah global serta mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan dengan lebih baik. Setelah pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024, janji mereka untuk memangkas kemiskinan menjadi sorotan utama. Dalam pidato perdananya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menghilangkan kemiskinan, yang dianggapnya sebagai tantangan nyata bagi jutaan rakyat Indonesia. 

Meskipun angka kemiskinan secara persentase menunjukkan penurunan, jumlah absolut orang miskin justru meningkat, terutama akibat dampak pandemi COVID-19. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2023, sekitar 9,54% dari total populasi Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk memastikan bahwa bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran

, sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat merasakan manfaatnya.Salah satu strategi utama yang dijanjikan oleh Prabowo adalah penyaluran subsidi langsung kepada masyarakat miskin dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan menggunakan aplikasi dan platform digital, pemerintah berharap dapat meningkatkan efisiensi distribusi bantuan sosial dan mengurangi potensi penyalahgunaan. Program bantuan tunai akan disalurkan melalui dompet digital, memungkinkan penerima untuk mengakses dana secara langsung dan aman. Hal ini juga akan memudahkan pemerintah dalam memantau dan mengevaluasi efektivitas program-program tersebut. Selain itu, Prabowo menargetkan swasembada pangan dalam waktu lima tahun ke depan.

 Dia percaya bahwa Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri tanpa tergantung pada impor. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah berencana untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui inovasi teknologi dan pelatihan bagi petani, sehingga pendapatan mereka dapat meningkat dan berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan.Di sisi lain, Prabowo juga menekankan pentingnya swasembada energi sebagai bagian dari upaya mengatasi kemiskinan. Ketergantungan pada energi fosil harus dikurangi untuk menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pemerintah berencana untuk memanfaatkan sumber daya energi terbarukan seperti matahari dan angin guna memastikan ketahanan energi nasional. Investasi dalam infrastruktur energi akan membuka peluang kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, untuk mencapai semua janji ini, diperlukan kebijakan yang terintegrasi dan berkelanjutan

. Sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter sangat penting agar program-program sosial dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.Meskipun janji-janji ini menunjukkan komitmen kuat dari pemerintahan Prabowo-Gibran, tantangan besar tetap ada di depan mereka. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa semua program yang diluncurkan tidak hanya efektif tetapi juga transparan. Korupsi dan penyalahgunaan wewenang sering kali menjadi penghalang dalam penyaluran bantuan sosial. Oleh karena itu, evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan efektivitas setiap program yang diluncurkan serta akuntabilitas penggunaan anggaran negara. 

Selain itu, menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya partisipasi mereka dalam program-program pemerintah juga menjadi tantangan tersendiri.Dengan visi besar untuk menurunkan tingkat kemiskinan di bawah 6% pada tahun 2029, pemerintahan ini harus berkomitmen pada pelaksanaan kebijakan yang responsif dan berbasis data. Kebijakan-kebijakan tersebut harus melibatkan partisipasi masyarakat agar kebutuhan riil mereka dapat terakomodasi dengan baik. Jika berhasil, langkah-langkah ini tidak hanya akan mengurangi angka kemiskinan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Masyarakat yang sejahtera akan menciptakan fondasi yang kuat bagi pembangunan bangsa ke depannya, menjadikan Indonesia lebih berdaya saing tinggi di kancah global serta mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan dengan lebih baik. Dalam konteks ini, perhatian terhadap pendidikan juga menjadi aspek krusial; peningkatan kualitas pendidikan akan membantu menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik dan siap bersaing di pasar global.Kepemimpinan Prabowo-Gibran diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam pengentasan kemiskinan dengan pendekatan yang komprehensif dan inklusif. 

Dengan dukungan dari semua elemen masyarakat serta komitmen untuk memberantas korupsi dan memastikan transparansi dalam setiap program, harapan untuk mencapai swasembada pangan dan energi dapat terwujud. Jika semua langkah ini dilaksanakan dengan baik, Indonesia tidak hanya akan mampu mengatasi masalah kemiskinan tetapi juga membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. Dengan fokus yang kuat pada pengurangan kemiskinan, pemerintahan Prabowo-Gibran berencana untuk melibatkan berbagai sektor, termasuk sektor swasta, dalam program-program yang dirancang untuk mendukung masyarakat. 

Kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan swasta dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja, mendukung usaha kecil dan menengah, serta memperkuat jaringan distribusi produk lokal. Pendekatan ini tidak hanya berpotensi mengurangi angka kemiskinan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Melalui insentif pajak atau program kemitraan, diharapkan perusahaan-perusahaan dapat berinvestasi dalam pelatihan keterampilan dan pengembangan sumber daya manusia, yang sangat penting dalam membangun daya saing nasional.

Selanjutnya, edukasi dan pelatihan bagi masyarakat menjadi langkah penting dalam membangun keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar. Program pendidikan dan pelatihan vokasi yang diintegrasikan dengan dunia industri harus diperkuat. Ini tidak hanya akan meningkatkan peluang kerja bagi individu, tetapi juga menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan kompetitif. Pemerintah perlu bekerja sama dengan institusi pendidikan dan pelatihan untuk memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, termasuk dalam bidang teknologi dan inovasi. Dengan demikian, masyarakat akan lebih siap menghadapi perubahan pasar dan perkembangan teknologi yang cepat. 

Prabowo juga menekankan pentingnya penyuluhan tentang manajemen keuangan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang menerima bantuan sosial. Masyarakat perlu diberdayakan agar dapat menggunakan dana yang diterima dengan bijak, sehingga bantuan tersebut benar-benar memberikan dampak positif dalam jangka panjang. Program penyuluhan ini dapat meliputi cara mengelola anggaran, investasi kecil, dan membangun usaha mikro. Dengan meningkatkan literasi keuangan, masyarakat akan lebih mandiri dan mampu berkontribusi pada perekonomian lokal. Selain itu, isu lingkungan tidak boleh diabaikan dalam agenda pengentasan kemiskinan. 

Pembangunan berkelanjutan harus menjadi landasan dari setiap kebijakan yang diambil. Pemerintah perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap program, baik dalam sektor pertanian, energi, maupun infrastruktur. Misalnya, penggunaan teknik pertanian yang ramah lingkungan dan praktik energi terbarukan tidak hanya akan membantu menjaga kelestarian alam, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor tersebut. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi, tetapi juga lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Dalam upaya mencapai swasembada pangan

Prabowo berencana untuk memanfaatkan potensi lokal dengan memberikan dukungan kepada petani melalui penyuluhan, akses ke teknologi modern, serta bantuan keuangan untuk pengadaan alat pertanian. Melalui peningkatan produktivitas pertanian, diharapkan pendapatan petani dapat meningkat, yang pada gilirannya akan membantu menurunkan tingkat kemiskinan. Program kemitraan antara petani dan perusahaan pangan besar juga dapat dikembangkan untuk memastikan rantai pasokan yang lebih baik dan harga yang lebih adil bagi petani.Terakhir, komunikasi yang transparan dan keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap pelaksanaan program sangat penting. Pemerintah perlu membuka saluran komunikasi yang efektif untuk menerima masukan dari masyarakat.

 Dengan mendengarkan suara masyarakat, kebijakan yang diambil bisa lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Evaluasi yang berkelanjutan terhadap program-program yang telah dijalankan juga perlu dilakukan agar setiap kebijakan dapat diperbaiki dan disesuaikan sesuai dengan perkembangan yang terjadi.Melalui serangkaian langkah yang komprehensif dan inklusif ini, diharapkan pemerintahan Prabowo-Gibran dapat mengatasi tantangan besar yang dihadapi dalam pengentasan kemiskinan. Dengan komitmen yang kuat, kerjasama yang sinergis, dan pendekatan yang berbasis data, harapan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berdaya saing tinggi tidaklah mustahil. Jika semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, bersatu dalam mengimplementasikan visi ini, Indonesia bisa melangkah menuju masa depan yang lebih baik dan lebih cerah.

Dengan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024, harapan masyarakat terhadap pengentasan kemiskinan kembali mencuat. Dalam pidato perdananya, Prabowo menekankan bahwa kemiskinan bukan hanya angka, melainkan tantangan nyata yang dihadapi oleh jutaan rakyat Indonesia. Meskipun data menunjukkan penurunan persentase kemiskinan, kenyataan menunjukkan bahwa jumlah orang miskin dalam angka absolut malah meningkat, terutama akibat dampak dari pandemi COVID-19 yang memperburuk kondisi ekonomi banyak keluarga. 

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 9,54% dari total populasi Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2023. Ini mengindikasikan bahwa banyak masyarakat, meskipun ada kemajuan dalam beberapa aspek, masih memerlukan perhatian serius. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret dan strategis diperlukan untuk memastikan bahwa bantuan sosial dan subsidi benar-benar menjangkau mereka yang membutuhkan. Salah satu strategi utama yang dijanjikan oleh Prabowo adalah penyaluran subsidi langsung kepada masyarakat miskin dengan memanfaatkan teknologi digital. Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi distribusi bantuan, tetapi juga mengurangi potensi penyalahgunaan. 

Dengan penggunaan aplikasi dan platform digital, pemerintah berharap penerima bantuan dapat mengakses dana secara langsung dan aman melalui dompet digital. Hal ini diharapkan dapat mempermudah pemerintah dalam memantau dan mengevaluasi efektivitas program-program tersebut. Lebih lanjut, Prabowo menargetkan swasembada pangan dalam waktu lima tahun ke depan. Ia berpendapat bahwa Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri tanpa tergantung pada impor. Untuk mencapai target ini, pemerintah berencana meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengedepankan inovasi teknologi dan pelatihan bagi petani. Melalui dukungan tersebut, diharapkan pendapatan petani dapat meningkat, yang pada gilirannya berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan.

Tak hanya itu, Prabowo juga menyoroti pentingnya swasembada energi dalam konteks pengentasan kemiskinan. Dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, pemerintah berupaya menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sumber daya energi terbarukan, seperti matahari dan angin, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memastikan ketahanan energi nasional. Investasi dalam infrastruktur energi juga akan membuka peluang kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, untuk mencapai semua janji ini, kebijakan yang terintegrasi dan berkelanjutan sangat diperlukan. Sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci agar program-program sosial dapat berjalan efektif. Tantangan yang dihadapi oleh pemerintahan Prabowo-Gibran tidaklah sedikit. Salah satu yang utama adalah memastikan semua program yang diluncurkan tidak hanya efektif, tetapi juga transparan. Korupsi dan penyalahgunaan wewenang sering kali menghambat penyaluran bantuan sosial. Oleh karena itu, evaluasi berkala dan akuntabilitas penggunaan anggaran negara sangat penting.

Kesadaran masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri. Menciptakan partisipasi aktif dari masyarakat dalam program-program pemerintah diperlukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan riil mereka. Dengan visi untuk menurunkan tingkat kemiskinan di bawah 6% pada tahun 2029, pemerintah harus melaksanakan kebijakan yang responsif dan berbasis data. Masyarakat yang sejahtera akan menciptakan fondasi yang kuat bagi pembangunan bangsa di masa depan. Dalam hal ini, pendidikan menjadi aspek yang tak kalah penting. Peningkatan kualitas pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih siap bersaing di kancah global. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi langkah penting dalam menciptakan tenaga kerja yang terampil. Kepemimpinan Prabowo-Gibran diharapkan mampu membawa perubahan signifikan melalui pendekatan yang komprehensif dan inklusif. Dukungan dari semua elemen masyarakat, serta komitmen untuk memberantas korupsi, akan sangat menentukan dalam mencapai swasembada pangan dan energi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun