Mohon tunggu...
Irwin Sopyanudin
Irwin Sopyanudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

sangat tertarik dengan perkembangan teknologi berbagai bidang dan analisis data

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

INOVASI PENYULUH PERTANIAN DALAM MEMEDIASI AGRICULTURAL EXTENTION KNOWLADGE, DAN AGRICULTURAL EXTENSION SERVICES TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA DINAS PERTANIAN KOTA SERANG

24 Desember 2022   11:45 Diperbarui: 24 Desember 2022   12:50 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

INOVASI PENYULUH PERTANIAN DALAM MEMEDIASI AGRICULTURAL EXTENTION KNOWLADGE, DAN AGRICULTURAL EXTENSION SERVICES TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA DINAS PERTANIAN KOTA SERANG

PENDAHULUAN

Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian serta menjadi penghubung antara pemerintah dan petani se-bagai pelaku utama maka diperlukan sumber daya manusia pertanian yang andal, berkualitas, dan mempunyai kemampuan pengetahuan, informasi yang memadai untuk petani dan kemampuan untuk akses dan tanggap terhadap perkembangan zaman dan teknologi, yang di-peroleh melalui pendidikan dan penyuluhan pertanian.

Pembangunan sumber daya manusia pertanian yang berkualitas dan handal, memerlukan penyuluh pertanian yang profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan global dalam penyelenggaraan penyuluhan yang produktif, efektif dan efisien. Penyuluh pertanian diara-hkan untuk melaksanakan tugas pendampingan dan konsultasi bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnisnya, sehingga adopsi teknologi tepat guna dapat berjalan dengan baik dan pada gilirannya meningkatkan pemberdayaan pelaku utama, produksi, produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya.

Sistem pembangunan pertanian berupa-ya membangun kemampuan masyarakat secara persuasif dan edukatif, kedudukan penyuluhan pertanian sangat strategis, karena mempunyai mandat untuk menyelenggarakan pendidikan nonfromal bagi petani dan keluarganya serta anggota masyarakat lain di pedesaan. Menurut Departemen Pertanian (2009) dalam Setyadi (2020) Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan diluar sekolah (nonformal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community), serta menjaga kelestarian lingkunganya (better environment). Jadi dalam merencanakan program penyuluhan, penyuluh pertanian harus berusaha melibatkan petani dan mampu menganalisis potensi wilayah untuk merumus-kan tujuan penyuluhan sesuai dengan keinginan petani sehingga penyuluh pertanian dituntut un-tuk mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi.

Menurut Sedarmayanti (2007), mendefinisikan kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan yang dipadukan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).

Peran penyuluh pertanian diharapkan dapat menyokong penyediaan bahan pangan dan dalam rangka memberikan respons terhadap para petani. Namun dengan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya akses bagi penyuluh pertanian dalam melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, serta sebagai pendukung kebijakan program pemerintah yang terdampak Covid-19. Tanggung jawab penyuluh pertanian bukan hanya agar pertanian bisa maju, tetapi juga harus menggunakan cara-cara baru untuk bisa menghadirkan efektivitas atau kemampuan yang lebih baik lagi dan bisa memastikan bahwa pertanian jalan terus. Untuk itu diperlukan kinerja penyuluh pertanian yang tinggi.

Kecamatan Kasemen memiliki BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) dengan jumlah penyuluh pertanian 4 orang yaitu 3 PNS dan 2 THL. Kelurahan binaan penyuluh pertanian berjumlah 10 Kelurahan dengan 63 kelompok tani, yang terdiri dari 55 kelompok tani kelas Pemula dan 8 kelompok tani kelas Lanjut. Tingkatan kelas kelompok tani mayoritas termasuk dalam tingkat pemula sedangkan kelas kelompok tani lanjut yang masih dalam perkembangan. Ada kelompok tani yang aktif, tetapi ada juga yang hanya aktif jika ada bantuan dari pemerintah.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja penyuluh pertanian di masa pandemi Covid-19 di Kecamatan Kasemen Kota Serang ? 

Tujuan Penelitian 

Mengetahui bagaimana kinerja penyuluh pertanian di masa pandemi Covid-19 di Kecamatan Kasemen Kota Serang.

Manfaat Penelitian 

a) Sebagai sumber ilmu pengetahuan tentang kinerja penyuluh pertanian di masa pandemi Covid-19.

b) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian penyuluh pertanian di masa pandemi Covid-19.

METODE PENELITIAN 

Waktu dan Tempat Penelitian 

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kasemen. Waktu penelitian ini berlangsung dari bulan Maret hingga bulan Mei 2021 dimulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian.

Metode Pengumpulan Data 

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer bersumber dari kepala BPP, Penyuluh per-tanian lapangan dan kelompok tani binaan. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari instansi-instansi yang berkaitan yaitu kantor BPP Kecamatan Kasemen, dan studi pustaka. Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan pengamatan dan wawancara langsung kepada responden dengan bentuk daftar pertanyaan (kuesioner). Untuk kepala BPP dan anggota penyuluh lapangan digunakan pertanyaan terbuka dan untuk petani digunakan pertanyaan tertutup.

Populasi dan Sampel 

Populasi dalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian dan kelompok tani yang berada di Kecamatan Kasemen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala Balai Penyuluh Pertanian (koordinator BPP), 3 (tiga) anggota penyuluh lapangan Kecamatan Kasemen, dan kelompok tani yang ada di Kecamatan Kasemen dilakukan secara sengaja (purposive) pada kelompok tani kelas pemula 4 (empat) kelompok tani yang aktif yaitu kelompok tani Hegar, Tunas Muda, Sumber Rizki, dan Tani Makmur, pada kelompok tani kelas lanjut 3 (tiga) kelompok tani yang aktif yaitu kelompok tani Ramadani, Sri Ayu dan Badamussalam. Sampel dari kelompok tani diambil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan 3 (tiga) anggotanya. Responden untuk petani berjumlah 42 responden. yaitu petani kelompok pemula berjumlah 24 responden dan untuk petani kelompok lanjut berjumlah 18 responden.

Responden diambil berdasarkan kepentingan penelitian yaitu kepala BPP (koordinator BPP) sebagai penilaian pimpinan terhadap kinerja dari penyuluh pertanian dengan menilai secara keseluruhan. Responden penyuluh lapangan untuk mengetahui kinerjanya melalui penilaian diri sendiri sesuai kinerjanya dengan instrumen penilaian yang ada. Di pihak lain, responden petani untuk mengetahui persepsi petani terhadap kinerja dari penyuluh pertanian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun