Hal baik yang diperoleh dalam penerapan strategi Pembelajaran Sosial Emosional berbasi kesadaran penuh dan kondisi nyaman sehat dan bahagia (mindfulness and well being) di kelas sangat menarik dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Saya selalu berharap dalam menghadapi murid di kelas dalam bentuk rupa dan warna seragam.Â
Oh, ternyata murid yang saya hadapi beraneka ragam dan saya hanya mau memperlakukan dalam satu model dan ragam saja. Ada murid ditemukan di kelas, indisipliner, belum duduk dengan tenang, sudah ada anak yang melapor ini dan itu, ada yang minta izin, ada yang tidak punya ini dan itu, ada yang belum sarapan, dan lain sebagainya kejadian yang dihadapi. Kalau tidak ada kesadaran penuh yang dimiliki, maka emosi ini akan membuncah sampai ke ubung-ubung.
Saya memncoba mempraktikkan latihan dengan berkesadaran penuh (mindfulness) yaitu STOP (Stop- Berhenti, Take e deep breathe- Tarik napas dalam, Observe- Amati, Proceed- Lanjutkan). Alhamdulillah sangat dahsyat, bisa meredam emosi negatif. Untung sekali adanya Pembelajaran sosial Emosional Berkesadaran penuh dan Well being ini, luar biasa.
Feelings (Perasaan):
Saya sedikit lebuh nyaman dalam proses belajar mengajar, kenapa sedikit, karena tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kebiasaan perlu diubah dengan kebiasaan.Â
Masih belum terlalu mudah untuk berubah dari kebiasaan yang lalu-lalu. Situasi kelas yang belum terkelola seperti apa yang diharapkan dalam pembelajaran berdiferensiasi, serta pembelajaran sosial emosional belum begitu matang dan maksimal untuk diterapkan. Memang memerlukan waktu dan kondisi kelas yang terkelola secara kolaborasi oleh seluruh warga sekolah.Â
Waktu di kelas berkisar 3 x 40 menit dalam satu pertemuan, bukan hal yang mengenakkan bagi murid. Perlu diselingi ice breaking dan pengelolaan kelas yang lebih menarik. Tapi kondisi saya agak segar dan lebih nyaman dan selalu mau menerapkan ilmu PSE berkesadaran penuh dan well being dengan menuai hasil yang menggembirakan.
Findings (Pembelajaran):
Pelajaran yang berharga bagi diri saya, Alhamdulillah dapat mengendalikan emosi (kesadaran diri), saya lebih memahami kekuatan dan kelemahan diri saya, saya harus banyak belajar dan membangun kepercayaan diri. Saya harus mampu mengelola marah, benci, jengkel, pada murid saya dengan tingkahnya yang bermacam-macam. (manajemen diri). Saya sudah faham tentang adanya perbedaan di antara murid-murid tapi saya belum berempati dan belum menghargai perbedaan itu (kesadaran sosial).Â