“ Lalu apa yang terjadi selanjutnya?” tanya Ben lagi.
“ Penonton terdiam , karena tidak terjadi apa-apa,” sahut Jari Manis yang tiba-tiba menggantikan Telunjuk untuk menjawab pertanyaan Ben.
“ Namun 5 menit kemudian gerembolan Lalat mulai hinggap tepat diatasku, melihat hal tersebut penonton semakin histeris dan meneriakkan nama Bay. Ya Bay memenangkan pertandingan tersebut karena berhasil memanggil hewan yang lebih kecil,” sendu Telunjuk di ikuti tetesan air hidungnya.
“ Bukannya kamu harusnya senang, karena ikut andil dalam pertandingan berskala Internasional tersebut?” ujar Ben.
“ Justru kemenangan itulah yang membuat semakin sedih. Ternyata aku hanya di gunakan sebagai pengorek upil, pemeriksa pantat Ayam dan terakhir pengundang Lalat,” ungkap Telunjuk sambil mengelap air mata dan air hidungnya.
“ Maafkan aku yang tidak tau kisahmu yang sangat tragis Juk (nama panggilan Telunjuk). Aku berjanji akan membuatmu lebih baik jika kau berjanji untuk tidak meneror desaku lagi. Aku akan berbicara kepada Bay untuk mengembalikan kalian semua ke habitat yang sesungguhnya,” ujar Ben dengan penuh keyakinan.
“ Emangnya apa yang akan dilakukan Bay kepada kami nantinya?” Tanya Setan Jempol penuh harap.
“ Dia akan menggunakan kalian dengan baik. Hasil tetas kalian diatas tuts Keyboardnya dapat memberi cakrawala baru buat penghuni desa Kempesianu,” jawab Ben dengan mantap.
“ Maksudmu?” giliran Kelingking bertanya.
“Maksudku adalah, kalian dan Bay akan menghasilkan karya yang luar biasa untuk para penghuni Kempesianu. Baik itu berupa Cersil, Fiksi, dan bedah-membedah yang membuat penghuni Kempesianu dapat ilmu baru.” Jawab Ben diikuti helaan nafas panjang.
“ Tapi mengapa selama ini dia tak memperlakukan kami dengan baik,” tanya Telunjuk.