"Jeep nomor 41" teriakan bapak lebih dari separuh baya bersweater abu-abu dari kejauhan.
 kami mendekat dan bertanya "atas nama SMAN Tangerang kan?"
"Iya mas" jawab bapak paruh baya tersebut.
kami pun mulai memasuki  Jeep tersebut dan waktu menunjukan pukul 03:45 pagi WIB.
meskipun kami terlambat dari rombongan yang lain pada saat itu.
namun saya beserta teman-teman yang lain sangat antusias untuk  ingin segera mencapai puncakÂ
meskipun pagi itu udara sangat menusuk tubuh meski sudah terbalut jaket.
"Pak De jadi supir Jeep dari tahun berapa?" tanya  Didik yang duduk disebelah supir jeep.
" saya nyupir Jeep dari tahun 1976 de" jawab bapak tersebut.
obrolan itu terjadi hanya Didik dan sang bapak supir saja karena saya,Resna,Tomas dan Yayang hanya duduk terdiam dibangku belakang.
jalan yang berkelok dan kecepatan yang kira-kira 40 Km/jam membuat perjalanan kami terasa seru.
hingga akhirnya melewati beberapa tanjakan dan kelokan setelah sekitar 15 menitan mobil jeep yang kami tumpangi agak sedikit berat untuk menanjaki jalan yang semakin curam.
saya dan teman yang lain merasa nyaman-nyaman saja karena kami sudah mendengar pengalaman bapak supir sudah lama menjadi supir jeep dan tentunya sudah sangat berpengalaman. membuat saya yakin akan pengalamannya dalam medan ke puncak Bromo.
Namun setelah beberapa menit kemudian ditengah perjalanan yang sangat menanjak dan curam Jeep yang kami tumpangi mendadak mati.
si Bapak supir yang kami panggil Pak De bilang "kayaky bensinnya kotor deh"
"nanti saya turun dulu kalian diam saja ya" kata si pak De.
saya memegang gagang pintu Jeep yang sepertinya terkunci dengan sedikit mengecek cara membuka kunci pintu Jeep yang masih saya belum ketahui.
ternyata agak sulit untuk dibuka ini membuat saya khawatir akan tetapi saya tidak menunjukan kekawatiran itu pada teman-teman yang lain.
mobil pun bisa berjalan lagi sampai akhirnya menemui jalanan yang sangat curam dan berkelok.
mobil pun kembali mogok dan si bapak supir bilang " mas semuanya turun!"
berselang beberapa menit
"wah bahaya ini" kata si Pak De.
" saya udah ga kuat nahan rem nya" perintah si pak De dengan nada sangat khawatir.
saya dan teman-teman yang lain segera bergegas menuju pintu belakang namun pintu sulit untuk dibuka.
empat orang yang dibelakang termasuk saya semua terlihat panik ingin segera keluar dari jeep.
karena khawatir terkunci dan mobil mundur.
"ayo buruan mobilnya takut mundur" kata Tomas
suasana semakin gelisah dan deg-degan, saya yang kondisinya sambil membawa tas besar panik dan takut tidak bisa keluar.
akhirnya pintu di dorong dan ditarik gagangnya ke atas dengan dorongan yang sangat kuat oleh Yayang.
saya pun melompati pintu jeep sambil memegang tas yang kira-kira beratnya 8 Kg.
badan pun hampir tersungkur karena posisinya jalanan yang menurun jika posisi kami membelakangi pintu mobil.
udara yang sangat dingin dan kondisi yang sangat gelap membuat suasana semakin membuat panik.
akhirnya kami segera mencari batu ataupun kayu untuk mengganjal Jeep karena si pak De bilang sudah tidak kuat.
batu pun didapat dan mobil selang bensinya dibersihkan. beberapa menit mobil bisa hidup dan kami diminta untuk menaiki lagi.
hingga akhirnya pukul 05:30 kami bisa mencapai tempat yang lumayan mendekati puncak karena tidak mau mengambil resiko untuk tetap melanjutkan ke puncak Bromo.
Namun kami sangat berterima kasih kepada pak De yang tetap melayani kami sampai pulang ke parkiran Bus dengan pelayanan yang sangat ramah dan baik. meskipun kembali mogok dalam perjalanan pulangÂ
dengan cerita yang bisa kami bawa.
Terima kasih pak De dan terima kasih untuk perjalanan pertama kali yang menegangkan hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H