Peran masyarakat dalam tata kelola sampah sangatlah penting agar melibatkan masyarakat sebagai penghasil sampah baik kaya atau miskin, tetapi konteks di sini adalah bukan menjadikan masyarakat sebagai objek melainkan subjek agar tidak menimbulkan kesan atau rasa bahwa dalam tata kelola sampah hanya dijadikan objek bisnis, sedangkan tidak diberikan haknya, hanya diminta kewajibannya saja.
Lain dari itu terkait kelembagaan sangat penting status kelembagaan itu agar masyarakat sebagai penghasil sampah mengetahui di mana posisinya dan status kepemilikan atas hasil nilai ekonomi yang ditimbulkan setelah sampah terpilah.
Asas TeknologiÂ
Yang tidak kalah pentingnya adalah mendapatkan hasil yang berkualitas serta menjadi sebuah produk kebutuhan secara umum.
Asas BisnisÂ
Bicara tata kelola sampah tidak terlepas dari dua unsur, yaitu ekonomi dan ekologi. Karena mengacu kepada bumi dan pergerakan manusia yang keduanya harus seimbang berjalan beriringan dengan kebutuhannya.Â
Sebenarnya sampah sendiri bila dikelola dengan baik dari pusat timbalannya maka nilai ekonominya jauh lebih besar, baik dari sisi organik maupun anorganik, sehingga bisa diperjualbelikan dengan aturan yang berkeadilan baik untuk penghasil sampah masyarakat dan kelompok masyarakat.Â
Antara masyarakat dan kelompok masyarakat sebenarnya sama saja. Hanya saja di situ ada sekat pemisah seperti yang di atas, yaitu kelembagaan yang jelas kepastian statusnya di bagian mana dan dapat apa.
Karena sampah memiliki nilai ekonomi yang sustainable, maka di situ perlu gotong royong antara pemilik atau penghasil bahan baku dari sampah dan di bagian pengelola sampah yang mana memerlukan transparansi bersama, dengan kata lain adalah milik bersama hanya perannya saja yang berbeda.
Mengacu itu semua dalam urusan persampahan maka garis besarnya adalah bagaimana caranya agar masyarakat merasa memiliki atas usaha itu, usaha atau bisnis dari sampah atau limbah yang ada di daerahnya.
Penanganan yang Keliru