Abuya Abdul Manaf Bay atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Mahabbah lahir pada tanggal 15 Juli 1954 di Desa Teluk Rumbia, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Ayahnya bernama Yahya (Bayong) dan ibunya bernama Aminah. Beliau merupakan anak kedelapan dari 10 orang bersaudara.
Abu Mahabbah dikenal sebagai seorang tokoh agama dan sosial yang aktif dalam mensyiarkan dan mengajarkan ilmu agama Islam serta gemar membantu masyarakat di daerahnya. Beliau memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik dengan menyelesaikan pendidikan tingkat tsanawiyah di Pondok Pesantren Darussalam Labuhanhaji, Aceh Selatan, dan menyelesaikan pendidikan tingkat aliyah di Pondok Pesantren Darul Hasanah Syekh Abdurrauf Singkil.Â
Sejak muda, Abu Mahabbah aktif dalam organisasi-organisasi sosial dan kemasyarakatan di daerahnya dan terus berkontribusi dalam pengembangan agama Islam di Aceh Singkil. Ia juga memiliki banyak pengikut yang menghormatinya sebagai seorang tokoh agama dan sosial.
Di masa kecilnya, pada tahun 1961, Abuya belajar tarbiyah yang dipimpin oleh Tuan Guru Amir Syuja' di Desa Rantau Gedang. Pada tahun 1964, beliau memasuki pendidikan formal pada Madrasah Ibtidaiyah al-Waliyah Darussalam, Labuhanhaji, Aceh Selatan, yang saat itu dipimpin oleh Abuya K.H. Djamaluddin Waly. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tingkat tsanawiyah pada Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah PERTI di Pasar Perjuangan, Kec. Labuhanhaji, Kab. Aceh Selatan pada tahun 1967 dan tamat pada tahun 1970 di bawah pimpinan Abuya Syekh H. Amran Waly al-Khalidi.
Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan tingkat aliyah di Madrasah 'Aliyah Tarbiyah Islamiyah Darul Hasanah Syekh Abdurrauf Singkil pada tahun 1972 dan tamat tahun 1975 yang dipimpin oleh Abuya Syekh H. Zamzami Syam. Abuya kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengikuti pendidikan persamaan PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) selama empat tahun dan selesai pada tahun 1979.
Pada tahun 1975, saat bersuluk di Pondok Pesantren/Dayah Darussalam, Labuhanhaji, beliau mendapatkan gelar khalifah dari pimpinan suluk yakni Abuya K.H. Djamaluddin Waly. Beberapa tahun berikutnya, Abuya melanjutkan ibadah suluknya (khalwat) di Surau Riyadhul Muttaqin Desa Kuala Baru Sungai, Kecamatan Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil dan mendapatkan ijazah mursyid dari pimpinan suluk Surau Riyadhul Muttaqin yaitu Abuya Asnawi Muhammad 'Aun  pada tahun 1982.Â
Setelah itu beliau melanjutkan perjuangan agamanya dengan membuka pengajian madrasah ibtidaiyah dan membuat sebuah tempat pengajian (balai) dengan sistem halaqah. Beliau juga pernah menjabat sebagai Imam Chik pada tahun 1980 dan seterusnya beliau mengembangkan agama hingga berdirilah sebuah lembaga pendidikan pertama yang ia asuh yakni Pondok Pesantren Darul Mahabbah yang diresmikan pada tahun 2009.
Sebelum mendirikan, mengajar, sekaligus memimpin pesantren, Abuya Abdul Manaf Bay juga aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan dan politik. Dalam bidang politik, beliau pernah menjadi juru kampanye Partai Golkar Tingkat II Kabupaten Aceh Selatan selama dua periode yakni tahun 1982--1992. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai anggota MUI Kecamatan Singkil.
Abuya Mahabbah adalah sosok ulama yang peduli akan pendidikan agama Islam khusunya di Kabupaten Aceh Singkil. Terlahir dari kalangan yang taat beragama serta kecintaan ayahanda beliau kepada ulama, atas qudrah dan iradah Allah, beliau membina sejumlah lembaga pendidikan Islam di berbagai kecamatan seperti di Kecamatan Singkil, Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat, Kecamatan Singkil Utara, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Suro, dan Kecamatan Danau Paris.Â
Adapun pesantren induk dari seluruh pesantren yang tersebar di sejumlah kecamatan tadi berada di Desa Takal Pasir, Kecamatan Singkil, yaitu Pondok Pesantren/Dayah Darul Mahabbah. Pendirian pondok-pondok pesantren tadi berangkat dari kepedulian dan kecintaan Abuya yang begitu besar terhadap umat. Barangkali, karena kepedulian dan kecintaan yang begitu besar tadilah, beliau bergelar Abu Mahabbah. Dalam banyak kesempatan, dengan segala keterbatasan beliau saat ini, Abuya selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa pesantren yang telah dibinanya sejak tahun 2007 lalu.
***
Pada Hari Jadi Kabupaten Aceh Singkil ke-19 (tahun 2018), Abuya mendapatkan piagam penghargaan sebagai Ulama Karismatik Aceh Singkil oleh Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid. Penyerahan piagam tersebut dilaksanakan di Lapangan Alun-alun Kecamatan Singkil oleh Bupati Aceh Singkil kepada Abuya yang diwakili oleh kemenakan beliau.
Bagi Abuya, gelar dan penghargaan tersebut tidaklah begitu penting. Yang selalu beliau pikirkan hanyalah bagaimana agar masyarakat Aceh Singkil khususnya dan umat Islam pada umumnya dapat dekat dengan Allah, dapat mencintai Allah, dan mendapatkan cinta Allah.
Bi idznillah.
Darul Mahabbah, 31 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H