Modest fashion terus berkembang pesat di Indonesia, terutama di kalangan Muslim yang mencari gaya berpakaian yang sopan namun tetap stylish. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi pasar strategis bagi industri fashion modest. Bahkan, brand-brand global seperti Dior, Chanel, hingga Gucci telah merambah pasar ini dengan merilis koleksi pakaian modest yang dirancang khusus untuk konsumen Muslim. Potensi besar ini juga ditangkap oleh pelaku usaha lokal.
Salah satu desainer muda berbakat Indonesia, Irwansyah Mecs yang telah fokus pada modest fashion sejak tahun 2016. Melalui konsep store multi-brand bernama The Shahdan, Irwansyah berhasil merangkul berbagai UMKM lokal yang memproduksi busana modest, memberikan mereka platform untuk memperluas pasar.
Namun, sebuah inovasi menarik muncul saat Irwansyah bertemu dengan Yuji Haikal, seorang fotografer muda asal Malaysia, dalam sebuah acara fashion di Jakarta. Pertemuan tak terduga ini melahirkan ide segar untuk membawa modest fashion ke tingkat yang lebih modern melalui konsep modest fashion street, yaitu perpaduan antara busana sopan dengan gaya streetwear yang dinamis.
Mengawinkan Modest dan Streetwear: Lahirnya Modest Fashion Street Dalam kolaborasi ini, Irwansyah dan Yuji Haikal berusaha menggabungkan dua dunia yang tampaknya berbeda, modest fashion yang berfokus pada kesopanan dan streetwear yang dikenal bebas dan ekspresif. Mereka ingin menciptakan tren baru yang tidak hanya fashionable, tetapi juga nyaman dan sesuai dengan nilai-nilai modest.
Sebagai langkah awal, keduanya menggandeng Miya Archie, model terkenal asal Malaysia yang dikenal sebagai ikon modest fashion di Asia Tenggara. Kehadirannya diharapkan mampu memperkuat konsep modest fashion street sebagai sebuah tren yang bisa diterima secara luas di dua negara dan bahkan lebih jauh lagi.Â
"Kami ingin menunjukkan bahwa modest fashion bisa beradaptasi dengan gaya urban modern tanpa meninggalkan esensi kesopanan. Streetwear sendiri saat ini sangat digandrungi oleh anak muda, jadi ini adalah perpaduan yang kami yakini bisa diterima dengan baik," kata Irwansyah Mecs dalam acara Indonesia Photographer Exhibition yang diadakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 6-8 September 2024.
Potensi Besar untuk UMKM Lokal Kolaborasi antara desainer dan fotografer ini juga menjadi peluang emas bagi UMKM lokal. Irwansyah melalui The Shahdan berharap kolaborasi ini dapat membuka pintu lebih lebar bagi produk-produk modest fashion lokal untuk merambah pasar internasional.Â
The Shahdan sendiri adalah store multi-brand yang menampung berbagai brand modest lokal, memberikan mereka ruang untuk bersaing dan tumbuh. "Indonesia punya potensi yang sangat besar di industri modest fashion. Banyak pelaku UMKM yang kreatif dan inovatif, tetapi sering kali mereka terkendala dalam hal pemasaran. Kami ingin memberi mereka panggung yang lebih luas melalui kolaborasi ini," ungkap Irwansyah.
Melalui pendekatan kolaboratif ini, Irwansyah dan Yuji berharap modest fashion street bisa menjadi fenomena baru yang merepresentasikan identitas budaya Indonesia dan Malaysia, sekaligus memberikan inspirasi bagi UMKM lokal untuk terus berinovasi dan bersaing di pasar global.
Irwansyah Mecs dan Yuji Haikal: Dua Sosok di Balik Tren Baru Di balik kesuksesan kolaborasi ini, terdapat dua sosok muda dengan visi besar. Irwansyah Mecs adalah desainer yang telah menorehkan namanya di industri modest fashion Indonesia. Dengan The Shahdan, ia menjadi pionir dalam menyatukan berbagai brand modest lokal di satu tempat.Â
Sementara itu, Yuji Haikal adalah fotografer fashion asal Malaysia yang dikenal dengan pendekatan visualnya yang unik dan berani. Melalui lensa Yuji, modest fashion street diharapkan mampu menyentuh lebih banyak orang, melintasi batas-batas tradisional fashion. Keduanya percaya bahwa kolaborasi lintas negara ini adalah langkah awal menuju revolusi modest fashion yang lebih inklusif dan dinamis.
