Supervisor Teknik dilapangan sepengetahuan penulis adalah kebanyakan orang-orang yang sudah malang melintang dari satu proyek ke proyek yang lain, sehingga dari sisi skill/ keterampilan teknis memasang dan loyalitas sudah tidak perlu diragukan lagi karena setiap pindah dari satu proyek ke proyek yang selanjutnya, mengerjakan pekerjaan dalam bidang yang sama, mungkin yang berbeda hanya area dan jenis equipmentnya saja yang mereka pasang. Dari sisi loyalitas, kita bisa melihatnya apabila supervisor tersebut terus kontinyu dari satu proyek ke proyek yang lainnya dalam satu perusahaan berarti yang bersangkutan kepake oleh atasannya sehingga selalu dipanggil untuk ikut proyeknya.
Konsentrasi pengembangan menurut penulis ada dari sisi pengetahuan manajerial dan leadershipnya.
Pengetahuan Managerial
Seorang Supervisor harus paham dan bisa mengimpelementasikan fungsi Manajemen yang terdiri dari Planning, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengendalian/ pengawasan. Penjelasanya apa itu fungsi manajemen sudah penulis sampaikan pada aktikel sebelumnya, silahkan di cek.
Yang penulis mau bahas pada kesempatan ini adalah bagaimana implementasinya, masalah yang mereka hadapi dan solusi improvement yang harus dilakukan.
Dalam implementasinya karena mereka datang eksekutor dilapangan, sehingga seharusnya sebagai seorang Nakhoda dari sebuah kapal, lebih sering berada Anjungan Kapal, namun yang terjadi lebih sering berada digeladak kapal untuk menyelesaikan permasalahan kecil yang ada di geladak kapal seperti membantu mematikan kebakaran dengan menyemprotkan air yang seharusnya itu bisa dilakukan oleh Anak Buah Kapal (ABK) bukan oleh Nakhoda. Begitu pula dalam proyek, Supervisor lalai akan tugasnya membuat perencanaan, ia lebih konsentrasi untuk  memasang padahal sebenarnya pekerjaan itu bisa dilakukan oleh anak buahnya, kalaupun memang harus dia lakukan, dia hanya lakukan dengan tujuan mengajarkan yang selanjutnya anak buahnya itu yang melanjutkan, bukan menjadi tugas utama dari supervisor tersebut.
Perencanaan yang seharusnya dikuatkan dalam posisi supervisor terkadang tidak dibuat secara optimal sehingga bekerja tidak berpedoman terhadap rencana kerja, cenderung melihat apa yang ada dan terlihat dilapangan itu yang dilakukan.
Penyebabnya itu tadi karena dalam mindset mereka yang lebih penting pekerjaan selesai dan perencanaan dibuat secara detail hanyalah pekerjaan membuang-buang waktu. Padahal sebagai seorang supervisor handal dalam hal perencanaan harus :
- bisa membuat rencana kerja kerja sebulan, dimana endingnya dapat tertuang dalam sebuah Gantt Chart, dimana rangkaian aktivitas-aktivitas itu sudah terlihat, mana yang menjadi jalur kritis dan tidak kritis.
- Kebutuhan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Tools dan Consumablenya dapat digambarkan dan terlihat dalam Loadingnya.
Perencanaan tidak optimal akan berdampak pada pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang kurang baik optimal juga, karena perencanaan yang menjadi panglima tidak juga tidak optimal. Sebagaimana filosofi produksi bahwa awalnya sebagai input tidak bagus mau akhirnyapun sebagai output juga pasti tidak bagus.
Solusinya untuk hal ini adalah :
- Tanamkan dalam mindset nya bahwa perencanaan adalah panglima, pekerjaan akan baik bila memiliki perencanaan yang terukur yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan pengendalian.
- Tingkatkan kemampuan mereka dengan memberikan Training dan Mentoring.
- Selaku Atasan seharusnya lebih banyak melakukan Coaching kepada supervisor, karena dengan Coaching akan terbangun :
- Kesetaraan, Supervisor selaku orang yang sudah malang melintang di proyek akan lebih merasa dihargai kalau berikan coaching daripada hanya menerima arahan-arahan saja dan harus mengikuti sesuai dengan apa yang ada dalam pemikiran atasan.
- Sebagai Atasan fokuslah terhadap Goal/ target, mengenai bagaimana caranya, berikan kewenangan kepada supervisor tersebut bagaimana caranya.
- Komitmen dalam diri Supervisor, Supervisor kalau sudah diberikan coaching pasti dia akan lebih bertanggungjawab terhadap target yang harus dicapainya.
- Managing Progress and Accountability, dimana maksudnya lakukan Control dan secepatkan lakukan korektif kalau ditemuan ketidaksesuaian atau indikasi mengarah pada ketidaksesuaiannya, contohnya kita akan melakukan improvement terhadap supervisor dalam hal membuat Rencana Kerja dan laporan, dimana disaat Rencana kerja & laporan itu tidak dibuat maka langsung diingatkan agar konsisten, karena disaat atasan tidak mengingatkan maka akan semakin melenceng, itu adalah hal yang manusiawi.
Leadership
Improvement yang kedua adalah perihal Leadership, Ciri ciri Leader atau pemimpin yang baik adalah :
- Memahami Tugas Pokok dan Karakteristik untuk Menjadi Pemimpin Efektif
- Memahami dan menerapkan ketrampilan dalam Membangun Sasaran Tim Kerja
- Memahami dan menerapkan ketrampilan dalam Mengembangkan Kerjasama Tim
- Memahami dan menerapkan ketrampilan dalam Mengembangkan Kinerja Anggota Tim
Dengan kondisi diatas maka Leader akan mampu memberikan perhatian yang optimal pada aspek penyelesaian tugas dan sekaligus spirit dan motivasi para anggota.
Perilaku pemimpin itu ada yang Direktif, Supportif, Partisipatif dan ada yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Dari keempat gaya ini manakah yang paling bagus, keempatnya bagus kalau diterapkan dalam situasi dan kondisi yang tetap, jadi keempat empatnya perlu diterapkan oleh leader dengan melihat situasi dan kondisi bawahan seperti apa yang dihadapi.
Disini Penulis merekomendasikan, Leader as Coach bisa jadi salahsatu alternatif yang pengembangan Leadership Supervisor anda. Leader as Coach adalah istilah untuk seorang pemimpin yang mendemonstrasikan Coaching dalam aktivitas keseharian dalam Organisasi, Â baik organisasi Nirlaba ataupun Komersial.
Definisi coaching adalah kemitraan coach dan coachee untuk menggali dan mengembangkan potensi coachee utk berkembang dan mencapai kinerja lebih baik. Dalam kontek Perusahaan Leader as Coach ini maka Coach adalah atasan/ Leader dan Coachee adalah bawahan. peranan Leader bukan mengarahkan tapi menstimulasi bawahan agar keluar seluruh potensi baik pemikiran, ide, gagasan, solusi terbaik datang dari bawahan.
Contoh implementasi dalam perusahaan Jasa Konstruksi, dimana Perusahaan tersebut pastinya sudah memiliki target progress pekerjaan, jadwal, sumber daya, dan kualitas serta Safety. Disaat hal ini akan didelegasikan ke bawahan, Atasan tersebut tidak langsung menyampaikan dan me-leading apa yang harus dilakukan tapi dia akan mengajak diskusi bawahannya, menyampaikan Goal yang harus dicapai dan bertanya dari mulai apa hambatan/ kendala yang akan dihadari, bagaimana solusinya dan action plan nya bagaimana.
Apabila hal diatas tersebut bisa dilakukan, maka akan terjadi internalisasi pada bawahan terhadap goal & rencana kerja tersebut, sehingga  bawahan memiliki kesadaran dan komitmen serta bertanggung jawab dan akuntabel menjalankan rencana tindakan yang telah disepakati untuk mencapai hasil atau kinerja yang lebih baik.
Kenapa hal ini dikatakan akan sangat mendukung pencapaian hasil atau kinerja yang baik dari bawahan, karena :
- Karyawan yang bekerja itu kebanyakan sudah lama dan sudah berpengalaman, mereka lebih senang di Challenge daripada di Leading.
- Karyawan merasa dihargai karena pendapatnya di dengar.
- Karyawan akan memperjuangkan tercapainya rencana kerja, karena ia terlibat dalam membuat rencana kerja tersebut.
Demikianlah, semoga bermanfaat dan apabila anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh dan ingin mengimplementasikannya di Perusahaan Bapak ibu silahkan hubungi kami.
Salam Sukses,
irwansyah66@gmail.com
Salam Sukses
Irwansyah66@gmail.com
- Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H