Mohon tunggu...
Muhammad Irwansyah
Muhammad Irwansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Anggota PSHT dan HMI

Hidup Merupakan Pembelajaran Menuju Kesempurnaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna di Balik Sinau Bareng

1 Desember 2020   23:38 Diperbarui: 1 Desember 2020   23:41 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Al-Syibli syukur itu melihat kepada pemberi nikmat dan bukan kepada nikmatnya, yang diperkuat dengan ucapan Nabi Ayyub AS yang bersikap sabar terhadap musibah yang menimpanya, sehingga ia disebut sebagai hamba yang sebaik-baiknya.

Sebagian ahli spiritual itulah mengatakan apapun kehidupan kita alami harus kita jalanin dengan penuh rasa syukur, baik kalian menjadi seorang kalangan bawah ataupun atas, semua itu ada porsi masing masing-masing namun semua itu sangat dipengaruhi dari segi ihtiyar perjuangan hidupmu dan ketaqwaanmu dalam menggapai cita-cita hidup, dengan perjuangan itu akan menemukan pahit manisnya kehidupan

Di sisi lain tidak semua orang dapat mencapai kesuksesan akan tetapi setidaknya perjuangan itulah yang sangat mempengaruhi kalian menjadi apa? Dan siapa dirimu ?

Menurut saya tidak begitu penting kalian menjadi apa dan siapa? Terlebih yang dikejar hanya kekayaan, akan tetapi menurut saya yang lebih penting menjadi manusia yang dapat memberi manfaat pada kehidupan sesama serta mempunyai sikap yang mencerminkan kebaikan

Sehingga muncul mengapa perlunya belajar bersama, sebagai cara menghadapi realitas kehidupan ini yang penuh sandiwara dan dinamis, bahkan disetiap ruang dan tempat kalian hidup, disitulah menemukan pembelajaran terhadap kehidupan ini

Saya pernah mencoba menjalani sebuah kehidupan ini berpatokan pada rasio yang menjadi penentu sebuah kehidupan bahkan menurut saya rasio itulah penentu akhir terhadap kehidupan ini, hasil atau tidaknya usaha kita upaya rasio kita sendiri

Setelah saya pertimbangan panjang, hidup yang hanya mengandalkan rasio tidak bisa sepenuhnya kita pakai, bahwa kita terikat dengan nilai ilahiyah yang menjadi penentu terakhir terhadap hidup, setelah usaha dan doa kita terhadap takdir atau sunnatullah

Sehingga setelah usaha doa itulah kita sebagai masyarakat Indonesia mempercayai bahwa perlunya menyerahkan semua itu kepada Tuhan Yang Maha Esa  sebagai penentu terhadap usaha dan doa kita.

Saya menyimpulkan bahwa untuk menjadi bekal menghadapi persoalan hidup, perlu banyak belajar dan berbuat baik terhadap sesama manusia maupun alam, sebab rahasia hidup tentang terciptanya dunia lahir dari pancaran ilahiyah yang bersifat abadi, sehingga dalam sinau/belajar bersama dsimbolkan titik atau bulat kecil sebagai akar kehidupan dan bagian dari kesempurnaan sifat tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun