"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik"
Dalam cuplikan ayat tersebut dalam perspektif Islam bahwa manusia dalam proses penciptaannya ada beberapa unsur yang setidak-tidaknya terdapat dua unsur yang menyelimutinya yakni unsur materi dan nonmateri sehingga manusia hidup sebagaimana semestinya. Â
Ilmu setia hati sebagai pendekatan pemahaman dan cara menguak untuk memahami apa itu zat kesah dan bagaimana manfaatnya dan dikuatkan oleh pemahaman agama secara universal tidak mentah menelannya / fanatik.
Unsur materi meliputi jasad atau badan fisik kita sebagai wadah adanya sebuah isi, wadah yakni tubuh jasad yakni terkandung unsur ruh atau jiwa, sehingga dikatakan sebagai satu kesatuan makhluk yakni disebut manusia ada dua unsur yang tidak terpisahkan, akan tetapi manusia yang beriman di ilhami sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa  diberi kelebihan yang dapat membedakan antara mahluk lainnya seperti hal ini hewan, jin ataupun malaikat.
Manusia sebagai mahluk khalifah dibumi diantara penciptaannya, sebab salah satu kelebihan manusia diberi akal untuk memahami tanda-tanda kekuasaan Tuhan atas penciptaan alam semesta ini.
Manusia sangat mulia bahkan dapat  melebihi malaikat jika manusia tersebut dapat menjadi manusia seutuhnya, dapat menguasai dan mengendalikan hawa nafsu yang sifatnya negatif,  serta dapat bersenyawa dengan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupannya baik secara lahir ataupun bathin, disitulah anggota PSHT dituntut dan diharapkan menjadi manusia berbudi luhur.
Eyang Suro sebagai tokoh legenda yang mempelopori berdirinya ilmu setia hati, beliau juga sesosok santri tebu ireng jawa timur, Namun dibalik dasar beliau yang sangat mahir dibidang pencak silatnya. penulis juga mengagumi beliau dalam hal keilmuan spiritual kesetiahatiannya, bahwa ilmu untuk mengenal diri sendiri sedalam-dalamnya sehingga dengan itu dapat mengenal tuhannya (Allah Yang Maha Esa).
penulis mengajak para kadhang saudara PSHT untuk sadar menuju diri yang sebenarnya yakni manunggal kepada dzat ilahi yang ada dalam diri manusia, lalu apa itu yang dinamakan dengan zat kesah sebagai pembahasan ini, dan bagaimana manfaatnya ? ilmu setia hati sebagai salah satu jalan menguak kelebihan manusia diciptakan diantaranya menguak zat kesah.
Bahwa perjalanan spiritual keilmuan setia hati menyebar keseluruh nusantara sampai kepada mancanegara atau diluar negara Indonesia, dari berbagai murid Eyang Suro menurunkan kepada Bpk. Kihadjar Hardjo Oetomo sebagai pendiri SH PSC dan merupakan pahlawan perintis kemerdekaan, bahwa cikal bakal Berdiri organisasi (PSHT) persaudaraan setia hati terate.
Dari keilmuan turun temurun yang diajarkan  kebeberapa murid Bpk. Hardjo hingga Kepada RM. Imam Kossoepangat sebagai Tokoh Legenda PSHT, hingga sampai suatu hari diberi julukan pandhito wesi kuning, serta sebagai salah satu tokoh yang memelopori dapat memberikan syariat aturan baku diajarkan PSHT yakni metode pembangkitan sebuah zat kesah dalam pembahasan ini.
Setiap warga atau anggota PSHT pasti sudah diberikan metode tersebut, akan tetapi tidak semua warga  mengetahui hal tersebut yakni zat kesah, untuk dapat merealisasikan pembangkitan zat tersebut maksut dari pada penulisan ini.
Bahwa untuk menjawab pertanyaan diatas, yang sebenarnya zat kesah merupakan energi positif yang sudah ada dalam diri setiap manusia akan tetapi hanya anggota PSHT Â yang mengetahui dan menerima keilmuan tersebut, sehingga dapat memahami.
Anggota PSHT yang terbimbing secara konsisiten itulah yang dapat memahami maksut  literatur pembahasan ini,  mengetahui secara benar cara dan metode untuk mencapai tujuan pembahasan ini. Banyak diluar sana anggota PSHT yang dapat memberikan penjelasanzat kesah, akan tetapi tidak banyak pula yang dapat merealisasikan.
Penulis mempunyai harapan bahwa dalam penulisan ini dapat memahami secara parsial atau sudut luarnya, akan tetapi lebih kepada pemahaman dan dan merealisasikannya.
Penulis sempat berfikir bagaimana mungkin menjelaskan segala sesuatu yang sifatnya non fisik untuk dapat ditangkap secara akal, dan dapat direalisasikan. Namun pada kenyataan jika di pelajari secara konsisiten  zat kesah yang terkandung dalam diri manusia tersebut dapat dibuktikan dan dirasakan.
Sebagai anggota  PSHT yang berkeinginan menguasai zat kesah, harus  mengetahui pula kiat-kiat yang perlu dilakukan bukan sekedar pengetahuan saja, akan tetapi benar-benar harus dibuktikan dan dilatih secara kesinambungan, selain itu juga membutuhkan ilmu atau metodenya untuk untuk mencapainya, tidak lupa pula bimbingan yang secara berkelanjutan.
Dengan tahapan tersebut dilakukan secara bertahap, berlatih berkesinambungan sampailah pada tahap penggunaan zat kesah tersebut dapat memberi manfaat besar pada setiap anggota PSHT ataupun orang lain.
Anggota dapat meraih manfaat terhadap zat kesah tersebut dengan menggunakan ilmu tersebut berbagai hal, misalnya anggota PSHT yang menguasai zat kesah dapat digunakan sebagai jalan penyembuh korban yang sakit baik medis maupun nonmedis atas ridho Allah dengan zat kesah atau ilmu setia hati
Berbagai hal besar manfaatnya dapat ditemukan jika dipelajari, namun dalam penelitian di Indonesia belum pernah secara ilmiah atau akademis membuktikan hal demikian mengetahui terkait zat kesah yang terkandung dalam diri manusia dan manfaatnya bagaimana, menurut penulis sendiri penemuan zat kesah merupakan kelebihan dari tokoh sesepuh PSHT.
bahkan penulis juga mengambil beberapa referensi terkait  penjelasan zat kesah itu ada dalam setiap manusia. sehingga dapat ditangkap secara nalar, namun di beberapa luar negeri ada juga penulis buku yang mana buku tersebut menjelaskan adanya kemiripan dengan pembahasan ilmu zat kesah.
dalam buku yang saya pelajari pula menjelaskan bahwa  keilmuan yang seperti ini tidak  cenderung pada sesuatu yang ghoib semata tetapi dapat di rasionalkan dengan pendekatan ilmu setia hati. seperti dijelaskan pula secara ilmiah namun dengan bahasa yang berbeda misalnya buku yang dikarang oleh Choe Sok kui, yang menjelaskan cara dan manfaat mengolah nafas secara halus.
Salam Persaudaraan
Muhammad Irwansyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H