Caleg adalah calon anggota dewan legislatif atau calon anggota lembaga legislatif. Calon yang dimana merupakan individu yang akan menjadi perwakilan dari partai politik yang harus melewati dulu proses verifikasi yang dilakukan oleh KPU atau komisi pemilihan umum.
Tujuan caleg itu sendiri dipilih agar bisa mewakili setiap kepentingan masyarakat yang ada di daerah pemilihannya. Masyarakat memilih wakil diparlemen legislatif tentunya dengan harapan agar menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi mereka, membuat undang-undang yang berpihak dan mengawasi kinerja pemerintah diatasnya.
Selain populer, harusnya masyarakat diedukasi untuk lebih mengetahui tentang rekam jejak caleg yang akan dipilihnya, agar mereka tahu mana caleg yang kompeten atau yang tidak punya gagasan sama sekali. Karena ada juga caleg yang introvert, enggan membuka diri kepada masyarakat soal profilnya (private profil) bahkan menurut data suatu platform data digital independent nirlaba, non partisan, dan imparsial bernama pilihyangbener.id lebih dari 258 ribu caleg yang ada di Indonesia 18,5% nya tidak bersedia mempublikasikan profilnya. Itu berarti 1 dari 5 caleg bahkan ga  mau dikenal oleh pemilihnya.
Maka, agar masyarakat Indonesia bisa mengetahui sejauh mana wawasan program caleg yang akan ia pilih perlu adanya semacam konstestasi acara desak untuk para calegnya, jadi masyarakat ga disodorkan foto-foto caleg tanpa tahu rekam jejak atau isi otaknya. Di beberapa daerah banyak anak muda baru tamat S1 Â dapet nomor urut 1 di dalam sebuah partai yang kemungkinan besar akan lolos pencalegkannya. Ini akan sangat merugikan sekali bagi masyarakat, jika caleg yang hanya mengandalkan uang, caleg itu hampir bisa dipastikan tak akan pernah akan bertanggung jawab terhadap daerah pemilihannya.
Begitu pentingnya rekam jejak sang caleg untuk masyarakat, karena selain untuk bisa melihat track record yang baik, prestasi apa saja yang sudah ia hasilkan, bagaimana cara ia mengatasi masalah, masyarakat juga akan diperlihatkan perbandingan kualitas masing-masing personal caleg terbaiknya, dengan begitu potensi keberhasilan kerja dan pengalaman yang sudah dimiliki akan menghasilkan terobosan dan inovasi yang produktif dalam melakukan perkerjaannya.
Sangat disayangkan ketika momen pemilu ini yang di nantikan masyarakat hanya serangan fajar dari para calegnya saja, ironis sekali jika masyarakat hanya terus disuapi bansos untuk keperluan suara, juga sangat menyedihkan jika masyarakat hanya fokus dengan kata "Gratis" dari sang caleg, padahal permasalahan dilapangan begitu kompleks. Bagaimana membangun keluarga yang mandiri, bagaimana meng upgrade ekonomi agar bertumbuh, bagaimana mengoptimalkan sumber daya manusia agar bisa optimal turut serta dalam keberlangsungan pembangunan.
Kesemuanya ini dibutuhkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat agar tidak terjebak dalam strategi politik kotor para politikus hitam. Negeri ini sedang melabuhkan harapan tentang tatanan kehidupan yang ideal, maka untuk mencapai kehidupan yang ideal dibutuhkan tata nilai dan kaidah-kaidah yang muncul dari kesadaran kolektif masyarakat
Kampanye tidak hanya tentang pemilihan, tapi juga tentang membangun kesadaran politik dan mendukung keterlibatan akal sehat agar cerdas dalam memilih pemimpin.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H