Secara Bahasa, Imlek berasal dari kata Im yang artinya "bulan" dan Lek dari kata "penanggalan" dari situ arti imlek adalah "penanggaln bulan" atau "kalender bulan". Kata itu berasal dari Bahasa mandarin spesifiknya dari Bahasa Hokkien. Selain imlek ada juga istilah yang kurang lebih artinya sama yaitu Sin yaitu "baru" dan Cia "bulan pertama" maka dari arti tersebut arti sincia juga diterjemahkan sebagai bulan pertama pada kalender China yang baru.
Etnis Tionghoa di Indonesia biasanya merayakan imlek dengan ucapan syukur atas rizki yang diberikan pada tahun sebelumnya dan harapan agar tahun yang akan dijalani menjadi tahun yang berkah dan lebih dari tahun yang sebelumnya.
Imlek biasanya di dominasi oleh warna merah yang memiliki arti kebahagiaan, keberuntungan, kesenangan, keberhasilan, kekayaan dan nasib baik. Orang Tionghoa percaya bahwa nasib baik akan berpihak pada orang yang baik usaha yang baik pula.
Mereka percaya bahwa manusia hanya bisa bekerja dan berusaha namun tak luput dari adanya intervensi takdir dari Tuhan. Jadi, manusia tanpa harapan tak ubahnya seperti mayat yang berjalan, begitu juga harapan yang tanpa disandarkan kepada Tuhan hanya akan terus dikejar kekecewaan.
Dalam setiap imlek dikenal juga istilah "Wan Shi Ru Yi" semoga semua keinginan terkabul. Buat mereka ini awal yang baru. Great things take time, mungkin ga semua keinginan bisa didapat secara instan maka itu, harapan dan doa harus diulang-ulang sedetail mungkin dengan diimbangi usaha secara fisik, kuatkan mental dan spiritual dengan demikian semua inmpian di tahun 2024 ini bisa terkabul Aamiin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H