Mohon tunggu...
Irwan Syach
Irwan Syach Mohon Tunggu... -

experience is the best teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pernikahan Batas Antara Syurga dan Neraka

3 Maret 2015   16:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:14 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan adalah tanda ketaqwaan seorang hamba kepada Tuhannya yang akan menjadikan keluarga akan selalu bahagia. Menikah adalah bukti kesiapan menerima segala bentuk konsekuensi dari suatu pilihan dan keputusan. selain tujuannya memuliakan sunnah, menikah adalah juga dambaan setiap insan yang ingin meneladani kehidupan Rasululloh Shollallohu alaihi wassalam. Karena dengan menikah maka setengah permasalahan hidupnya akan selesai,  salah satu contoh diantaranya akan dibukanya pintu rezeki untuk dirinya.

Namun, ketika arti pernikahan itu sudah dimaknai dengan bias, tidak lagi semata-mata ingin membangun peradaban manusia sebagai wujud peribadahan kepada Tuhannya, maka pernikahannya juga bisa berlangsung sebagai suatu kesalahan anak manusia yang sangat pedih, dan tentu saja akan bisa berlangsung panjang duka nestapanya. Karena ketika seorang manusia tidak lagi memahami esensi dari pernikahan, bahwa sesungguhnya arti dari pernikahan itu adalah jenjang pendidikan bagi dia dan pasangannya. Maka hidupnya akan terus bergulir pada satu kesalahan ke kesalahan yang lain.

Bagi sebagian orang untuk menikah engkau tidak memerlukan orang yang sempurna. Menikah adalah bab mengambil keputusan, setelah engkau melakukan proses pencarian. Jika benar dan tepat orang yang engkau cari maka engkau telah mendaptkan sebagian surga yang telah dijanjikan, namun jika salah dan meleset orang yang nikahi, maka disanalah awal pertama engkau juga akan mengalami nestapa yang berkepanjangan.

Menurut survei lebih dari 67% pengantin baru percaya bahwa konflik yang paling serius dalam tahun pertama pernikahan mereka adalah uang. Ini adalah salah satu contoh dari sebuah realita, bagaimana sebuah pasangan kurang siap mempersepsikan materi adalah sebagai sebuah sarana kebahagiaan, bukan tujuan. Survei yang lain juga menunjukan, 87% wanita di usia remaja melihat  penampilan dan wajah sebelum memilih pasangan. Artinya ada tidak kesiapan mental ketika mindset berfikir diarahkan hanya ke fisikly, bukan ditujukan ke bagaimana integritasnya, kepribadiannya, kemampuan cara berfikirnya. Maka tidak heran angka perceraian hampir setiap tahun meningkat, karena tidak adanya pembelajaran bagi calon Pasutri untuk belajar dewasa ketika akan memilih pasangannya.

Menikah adalah satu keputusan besar dalam kehidupan manusia. Didalamnya takdir kita itu diputuskan ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. Maka perlu pertimbangan yang panjang dan keyakinan yang kuat  untuk memutuskannya. Bersedih dengan orang yang tepat itu lebih baik daripada berbahagia dengan orang yang salah. Bijaklah dalam memilih pasangan. Orang yang mengabaikan dan menganggap remeh nasihat orang lain dalam memilih pasangan, itu akan jadi orang baik yang memiliki pasangan yang kurang baik.

Terakhir, carilah pasangan hidup yang nyaman, ada istilah “ carilah pasangan hidupmu itu sampai nafasmu hilang, karena mungkin ketika engkau bernafas lagi dia akan terus ada disisimu”, karena Semua orang terlihat nyaman tepat di awalnya, maka bijaksanalah. Jika kita tak juga menemukannya disaat yang tepat, maka carilah disaat orang lain mungkin tak sempat menemukannya. Yaitu dengan doa, mendekatkan diri disepertiga malam, memohon langsung agar Tuhan yang maha kuasa memberikan takdir yang baik dalam kehidupan kita maupun nanti diakhirnya bersama orang yang kita sayangi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun