Seorang pemimpin itu wajib memiliki multi talenta dan multi fungsi sehingga bisa mengkatrol apa-apa yang kurang dari sisi lemah orang yang dipimpinnya. Menjadi pemimpin juga bukan sekedar jago bekerja, pandai mengatur, tapi juga aware terhadap keadaan sekitar, mampu menempatkan diri dengan lingkungan dimana Ia berada, mampu memotivasi dan membagi tugas sehingga semua orang dalam timnya itu ikut terlibat. dan yang terakhir seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana bisa menumbuhkansense of belonging dari masing-masing anggotanya.
Menjadi Pemimpin bukan sekedar baik, namun juga Ia harus mempunyai sifat dan jiwa leadership yang kuat. Karena leadership itu bukan hanya sekedar posisi jabatan semata. Tapi jiwa, prilaku, dan pola pikir harus juga mewakili setiap pemimpin untuk menjadi suri tauladan. Bagaimana Anda berbicara, mendengar, berfikir, semua penilaian publik itu tidak hanya dari kemasan yang dilihat, namun juga dari isi/kontent yang secara obyektif akan di nilai oleh masyarakat. Identitas itu datang dari kombinasi karakter pribadinya dan opini public atasnya. Maka membangun karakter yang sesuai dengan identitas itu penting. Lalu apa saja yang mesti di pelajari agar jiwa leadership seorang pemimpin itu tumbuh.
1.Mempunyai public speaking yang baik.
Seorang pejabat publik apalagi pemimpin harus punya kemampuan retorika dan public speaking yang baikplus peka dan paham isu. Kebanyakan pemimpin mempunyai kelemahan dalam hal penyampaian untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan gagasan-gagasannya pada publik sehingga yang terjadi kontra produktif antara maksud dan hasil yang ingin dicapai oleh pemimpin tadi. Akibat dari penyampaian yang buruk maka self confidencenya berkurang, lalu timbullah rasa kikuk, demam panggung hingga originality si orator pun malah terkesan dibuat-buat.
2. Mempunyai Intelligential yang luas.
Seorang Leader sekurang-kurangnya memiliki intelligent, self confidence, determination, intergrity dan sociability yang baik dimata masyarakat. Orang yang mudah terintimidasi adalah orang yang tidak memiliki self esteem & self confidence yang baik Sehingga opininya gampang untuk di giring. Betapa hebatnya ternyata Indonesia mempunyai anak bangsa yang skor intelligent quotient (IQ)nya mencapai 152. Itu termasuk kategori jenius. Karena pada akhirnya Human Centric Intelligent Society lah yang akan menempatkan masyarakat cerdas sebagai jantungnya dunia.
3. Mempunyai Passion yang tinggi.
Pemimpin yang hebat juga lahir dari jiwa yang memiliki Passion, vision, dan berbicaradengan penuh conviction (keyakinan). Berapa banyak pemimpin di luar sana yang bekerja tanpa memiliki kecintaan terhadap apa yang dkerjakannya. Sehingga urusannnya banyak terbengkalai di tengah jalan. Steve Jobs mengungkapkan “ bahwa orang yang memiliki Passion yang tinggi bisa mengubah dunia lebih baik dari yang lain”.panggilan jiwa dengan diiringi semangat akan pasti memberikan yang terbaik dan itu akan menjadi inspirasi buat orang lain.
4. Memiliki Konsistensi dan Komitmen
Ketika anda melihat orang-orang yang sukses . Anda akan menemukan bahwa mereka bukan orang-orang yang termotivasi, tapi memiliki konsistensi dalam motivasi mereka. Kaitannya dengan momentum pilpres kali ini ternyata memiliki dimensi lain. Ia menjadi penguji konsistensi ucapan yang pernah terlontar. Orang yang tidak memiliki pendirian dan konsistensi yang baik, akan sulit untuk menjalankan kepemimpinannya.
Kesimpulannya yang pertama adalah berdoa saja tidak akan membuat orang sukses. Karena komposisi sukses terdiri dari1% ide dan 99%nya adalah kerja keras. Namun kerja keras juga belum cukup, dibutuhkan juga kerja cerdas dalam berusaha. Dan landasan dari kecerdasan itu adalah dengan ilmu yang memadai sehingga semua urusan akan bisa dikerjakannya dengan mudah. Tentunya kepandaian juga tetap diperlukan bagi sang pemimpin agar dapat memecahkan permasalahan yang muncul.
Yang kedua dibutuhkan jiwa besar bagi sang pemimpin untuk bisa mengapresiasi ide, gagasannya maupun keberhasilan yang di capai orang lain. Mungkin tidak semua orang bisa menghasilkan karya. tapi ketika semua orang bisa menyampaikan kritik idealnya sang pemimpin juga bisa belajar untuk memberikan apresiasi terhadap siapapun kompetitornya. Karena pada akhirnya hidup ini cuma permainan maka ada satu moment yang dimana kita tidak harus menjadi pemenang namun tetap bisa menyenangkan. Jangan terlalu serius dalam melihat kekurang orang lain, jangan juga gampang memutus hubungan silaturahim kepada orang lain. Life is too precious, do not destroy it with your ambitions
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H