Lebih jauh lagi,
ketimpangan ekonomi juga akan mempengaruhi tingkat keberpaduan masyarakat (social cohesion) dan menyebabkan kesenjangan sosial (Social Inequality).
Masyarakat dengan ketimpangan ekonomi yang tinggi cenderung hidup berkelompok-kelompok. Mereka lebih suka hidup dengan kelompok yang 'selevel' dengannya.
Orang yang miskin akan berkumpul dengan yang miskin, Orang yang kaya dengan yang kaya, pengusaha yang sukses dengan yang sukses. Sedangkan orang yang udah kaya, sukses berat dan ganteng (pula) seperti saya pasti akan bergaul dengan orang seperti saya, hehe Kalau sudah seperti itu maka social inclusivity seperti kebersamaan, keharmonisan, kepercayaan antar masyarakat bahkan terhadap pemerintah akan terus tergerus.
Kondisi masyarakat yang seperti ini bisa diibaratkan seperti "Katak Dalam Tempurung"
     Salah peribahasa Bos!
Maaf kalo begitu, maksudnya seperti "Api Dalam Sekam", di mana kalau ada sedikit saja pergesekan, hal ini akan menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik. Partisipasi masyarakat, sebagai subjek dan objek pembangunan, menjadi minil. Â Akibatnya, usaha pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan menjadi terseok-seok. Oleh karena itu, pemerintah harus memperhatikan Ketimpangan Ekonomi dalam kebijakan yang diambil agar tidak menjadi baju ganjalan untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan dalam jangka panjang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H