Pantai Pero, Kecamatan Kodi, SBD.
Liburan Natal 2019 yang lalu, aku diajak temanku untuk berlibur di desanya, desa wekarara, kecamatan Kodi Balaghar, kabupaten sumba barat daya. Jarak tempatnya dari tambolaka, kurang lebih 41 Km, waktu yang di tempuh dalam perjalanan kurang lebih sekitar 3 jam, dengan mengendarai sepeda motor. Selama perjalanan, saya mengamati banyak kenderaan roda dua, roda empat, simpang siur dari arah kodi-weetebula, begitupun sebaliknya. Ada yang ngegas motor dengan bunyi resing yang cukup mengganggu perjalanan kami. Perjalanan kami pun tak terasa, sampailah di pantai pero yang terletak di desa pero kecamatan kodi bangedo, kab. SBD.
Pantai pero yang berada tidak jauh dari Kampung Adat Ratenggaro ini memang sangat mengesankan. Pemandangan yang indah terlihat dari perpaduan bebatuan karang dan ombaknya yang tersebar di pinggiran pantai. Rasanya aku ingin turun berenang sambil menikmati keindahannya. Namun ombaknya yang besar membuatku dilemah dan harus menahan diri menikmati keindahannya dengan berenang.
Terlihat memang banyak pengunjung membawa kamera dan sedang membidik beberapa pemandangan di Pantai Pero. Jika tidak berhati-hati bisa bahaya lo..karena tiupan air yang ada di sana bisa membuatmu basah kuyup, seperti yang menimpah saya saat itu,ehehehe....pas lagi di foto sama temanku airnya langsung tampias deh di belakangku, heheheh....tapi tidak pa apalah guys, terkadang keindahan pantai pero bisa membuwat kita lupa jalan pulanglo...hehehe...
Waktu terus berjalan, saat itu sudah menunjukkan pukul 18.15, sang senja pun telah pulang di telan malam. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan pulang di Desa Wekara, Kec. Balaghar, di rumah temanku. Kami tiba disana kurang lebih 1/2 Jam perjalanan dari pantai pero.
Nah guys....Penasaran ya...!sampe di sana aku lagi buat apa???
Sampai di rumah temanku, aku di sambut dengan senang hati oleh keluarga di sana. Nah guys tahu nggak.? Yang pertama aku di sapa dengan kaleku atau dalam bahasa setempatnya karera, tak lama kemudian datang teh manis guys..hehehehe...asyikan...!
Jangan bilang kalo guys mau bertamu ye...hehehehe.....
Menarik memang waktu itu, sambil makan sirih pinang, dan menikmati teh manis, aku bertanya pada sang ayah dari temanku. Kak di sini sumber penghsilan apa2 saja sih...? kataku. Jawab sang ayah nak di sini jambu sama kebun itu adalah harapan kami, kata sang ayah sambil tangannya menunjuk ke arah pohon jambu yang ada di halaman rumah. Lanjut sang ayah menjelaskan dari hasil inilah kami menyekolahkan anak. Wah guys....kata sang ayah ini mengingatkanku sama keluargaku, sang ibu khususnya yang menjadikan pasar sebagai ladang harapan dengan berjualan.
Singkat cerita guys...., di tengah kesibukanku bercerita sama sang ayah, terdengar bunyi suara ayam...awok..awok..awok...