Menurut saya, tukang pangkas yang jadi langganan saya itu adalah seorang profesional, dalam arti sangat menguasai bidang pekerjaannya dan mampu membangun komunikasi untuk mengetahui keinginan pelanggan.
Ia juga disiplin, dan sepertinya sudah punya standar operasional yang baik. Jam bukanya on time, padahal di kebanyakan pangkas rambut tradisional jam buka agak ngaretÂ
Jika saya membuka referensi, definisi profesional adalah ahli dalam bidangnya. Seorang manajer  yang mengaku profesional, harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya.
Si manajer harus mampu menunjukkan kualitas yang tinggi dalam pekerjaanya. Berbicara mengenai profesionalisme mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya.
Jadi, tidak berlebihan bila saya menyebut pemangkas rambut langganan saya itu seorang profesional, berbeda dengan rata-rata tukang pangkas rambut tradisional lainnyaÂ
Adapun pencukur di barbershop, berdasarkan pengalaman saya, rata-rata memang cukup profesional. Namun, tidak semua seperti itu.
Selain soal profesionalitas, perbedaan barbershop dan pangkas rambut adalah alat pemotong rambut yang dipakai. Barbershop menyediakan alat modern untuk memotong rambut, seperti hair clipper yang membuat waktu memangkas rambut lebih singkat.
Sebaliknya, mayoritas tempat pangkas rambut hanya bermodalkan cermin, gunting, alat cukur rambut yang disesuaikan dengan ketebalan/ketipisan rambut yang diinginkan konsumen, dan sisir.Â
Barbershop dan pangkas rambut menyediakan layanan perawatan rambut pria yang berbeda. Tak hanya potong rambut, barbershop juga dilengkapi dengan perawatan khusus, misalnya hair wax, pomade, dan shaving cream.
Barbershop mempunyai fasilitas keramas, menyediakan perawatan kumis dan brewok serta pijat. Sementara itu, pangkas rambut hanya mengandalkan jasa cukur tanpa fasilitas keramas.Â
Dalam urusan model rambut, barbershop menangani potongan rambut pendek dengan gaya tradisional hingga modern, seperti buzz cut, flattop, fade, atau gaya militer.