Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pekanbaru Lautan Durian, Jadi Penggerak Ekonomi Lokal

11 Januari 2025   08:09 Diperbarui: 11 Januari 2025   08:09 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu penjual durian di Pekanbaru/dok. riau.go.id/kiprahkita.com

Sewaktu saya melakukan perjalanan darat sejauh sekitar 190 kilometer dari Payakumbuh (Sumbar) ke Pekanbaru (Riau), saya melihat banyak sekali penjual durian yang mangkal di lapak sederhana di pinggir jalan.

Memang, di Sumbar dan Riau buah durian boleh dikatakan ada kapan saja. Tapi, sejak Desember lalu, durian sangat melimpah. Inilah puncak musim durian yang membuat harganya pun jadi murah.

Kakak sepupu saya yang juga bertindak sebagai driver kendaraan, rupanya tidak tahan lagi dengan godaan durian. Di sebuah lapak durian di daerah Pangkalan (50 kilometer dari Payakumbuh), kami pun singgah.

3 buah durian langsung kami makan di tempat lapak tersebut, dan membawa satu karung kecil untuk nanti dinikmati sesampainya di rumah kakak sepupu di Pekanbaru.

Begitu memasuki kota Pekanbaru, saya makin terkejut. Betapa merajalelanya durian yang konon "raja dari segala buah".

Saya yang sehari-hari tinggal di Jakarta, belum pernah menemukan sentra penjualan durian seperti di jalan-jalan utama kota Pekanbaru, terutama sepanjang Jalan Arifin Ahmad.

Inilah yang menjadi pusat kuliner durian di ibu kota Provinsi Riau tersebut yang menciptakan daya tarik unik yang sulit diabaikan.

Suasana yang luar biasa terpantau di sepanjang Jalan Arifin Ahmad, terlihat lapak-lapak sederhana penjual durian yang berjajar rapi, Tumpukan buah durian yang dipamerkan sungguh menggiurkan.

Di kawasan pinggir kota Pekanbaru pun, terutama di Panam, sejak sore hingga larut malam, lapak durian tersebar di sejumlah titik.

Tak heran, banyak konsumen yang menggerubungi para penjual durian, mulai dari pencinta durian fanatik hingga mereka yang sekadar ingin mencoba.

Harga yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu per buah, tergantung pada ukuran dan jenis durian yang dijual.

Bahkan, jika pembeli pintar menawar dan membeli dalam jumlah banyak, bisa mendapatkan harga yang kalau dihitung per buah Rp 8.000.

Kebanyakan durian yang melimpah itu didatangkan dari daerah-daerah penghasil durian terbaik di Sumatera Barat, seperti Pasaman, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, Sijunjung, dan Pariaman.

Tak hanya membeli, pembeli juga dapat menikmati durian di tempat. Para pedagang menyediakan tikar dan bangku kecil untuk memberikan pengalaman bersantap yang santai dan nyaman. 

Menikmati durian langsung dari lapak memberikan sensasi tersendiri yang sulit ditemukan di tempat lain.

Lagi pula, penjual biasanya memberi garansi, jika durian yang dimakan di tempat penjual tersebut tidak manis, boleh diganti. Durian yang terlanjur dibuka dan dimakan, tak perlu dibayar.

Keunikan lain dari musim durian di Pekanbaru adalah keramahan pedagang. Bagi pembeli yang akan membawa pulang dan terlihat ragu-ragu, pedagang dengan tulus mengizinkan pembeli mencicipi durian sebelum membeli.

Dengan demikian, pembeli merasa puas dengan pilihannya dan dengan riang gembira membawa durian ke rumahnya untuk disantap bersama keluarga.

Musim durian di Pekanbaru bukan hanya soal menikmati raja buah. Fenomena Pekanbaru jadi lautan durian ternyata mampu menjadi penggerak roda perekonomian lokal.

Jelas, dengan ramainya penjualan durian, memberikan peluang besar bagi pedagang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 

Tapi, tidak hanya itu. Petani durian di kampung-kampung, pedagang pengumpul, pemilik truk dan driver kendaraan, dan pihak lain yang terlibat, jelas juga dapat cuan.

Bukan hanya bernilai secara ekonomis, secara sosial kehangatan musim durian tercermin dari wajah-wajah ceria pembeli dan pedagang yang saling berbagi cerita di tengah aroma khas durian.

Musim durian tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menciptakan momen kebersamaan, baik antara keluarga yang lagi melahap durian, maupun komunitas yang lagi kumpul-kumpul dengan hidangan durian.

Namun, perlu diingat, bagi konsumen yang punya penyakit tertentu, seperti hipertensi, asam urat, diabetes, dan kolesterol tinggi, cukup makan satu-dua biji saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun