Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Tinggalkan Pembayaran Tunai, Bisa Mengurangi Nafsu Belanja

21 Januari 2025   06:03 Diperbarui: 21 Januari 2025   06:03 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini sistem pembayaran non tunai makin berkembang dengan pesat, sampai-sampai menimbulkan pertanyaan apakah ke depan kita masih memerlukan uang tunai?

Kalau masih ada orang yang membanggakan dompetnya yang tebal berisikan puluhan lembar uang bernominal Rp 100.000, orang itu bisa dikatakan ketinggalan zaman.

Betapa tidak praktisnya jika untuk berbelanja harus menggunakan uang tunai. Risikonya pun besar, yakni gampang jadi incaran penjahat.

Tapi, kemudahan hidup dalam dunia digital saat ini bukan tidak ada kelemahannya. Lihatlah bagaimana perubahan perilaku berbelanja masyarakat. 

Bukankah masyarakat menjadi lebih konsumtif, karena semua bisa dilakukan sambil rebahan. Kalaupun lagi tidak punya saldo di akun perbankan atau di dompet digitalnya, bisa menggunakan paylater.

Paylater adalah fasilitas yang diberikan kepada konsumen untuk bisa membeli barang yang diinginkannya saat ini, dan pembayarannya akan dilakukan kemudian.

Jelas, paylater itu sama dengan utang, yang akhirnya tanpa disadari akan "menggali kubur" si konsumen itu sendiri, bila ia tidak punya penghasilan yang cukup untuk membayarnya.

Nah, artikel ini bukan berpikiran mundur dengan mengatakan bahwa sistem uang tunai pada saat pembayaran digital semakin lazim dan masif, tampaknya perlu tetap dilakukan. 

Kenapa pembayaran tunai jangan ditinggalkan? Karena kebiasaan membayar belanja secara tunai dapat mengerem hasrat untuk mengeluarkan uang lebih banyak.

Jadi, bagi yang mulai menyadari kalau pola hidup konsumtif sebenarnya tidak bagus bagi kesehatan finansialnya, dan ingin beralih menerapkan pola hidup hemat, mulailah kembali menggunakan uang tunai.

Sebuah studi dari Universitas Adelaide Australia  yang diterbitkan di Journal of Retailing, seperti dikutip dari Sciencedaily, Rabu (8/1/2024), menemukan bahwa ketika menggunakan metode pembayaran non-tunai, individu cenderung menghabiskan lebih banyak uang saat berbelanja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun