Kemudian, sekitar jam 12.45 kami singgah di Jembatan Kelok Sembilan, sebuah jembatan ikonik yang sekaligus menjadi objek wisata menjelang memasuki kota Payakumbuh.
Niat semula sekadar melepas lelah karena duduk lama di kendaraan, sambil berfoto-foto dengan latar belakang jembatan yang indah tersebut.
Tapi, lagi-lagi di luar rencana, kami singgah di warung kecil di pinggir jalan. Sengaja kami tidak mencari restoran untuk makan nasi, karena telah disiapkan makan siang oleh kakak saya yang menunggu di rumahnya di Payakumbuh.
Sebetulnya, alasan singgah di warung kecil bukan karena lapar. Toh masih ada cukup roti di mobil. Tapi karena itu tadi, pegel karena duduk lama di kendaraan dan mau foto-foto.
Kopi dan berbagai minuman lain yang tinggal seduh kami pesan di kedai itu. Begitu juga, aneka kue, krupuk dan kacang. Eh, kacangnya bikin ketagihan, tak terasa kami nambah lagi dan nambah lagi makan kacang.
O ya, dalam rombongan kami terdapat 3 anak remaja yang juga cukup boros dengan memesan pop mie. Jadilah 3 lembar uang Rp 100.000-an melayang untuk acara mendadak siang itu.
Kebetulan sekarang dalam suasana libur Nataru (natal dan tahun baru), bagi mereka yang melakukan perjalanan jarak jauh, saya ingin berpesan agar perjalanan tidak "dicemari" oleh pengeluaran tidak terduga.
Pertama, jika ingin ke toilet lakukanlah di pom bensin. Di sini tersedia toilet gratis. Tidak perlu menoleh ke warung makanan kecil di dekat pom bensin.
Kedua, kalau sudah punya air mineral dan roti dalam kendaraan, sebaiknya itu yang dikonsumsi terlebih dahulu. Tidak perlu mengikuti cara saya di atas yang justru tergoda untuk singgah di warung makanan kecil.
Ketiga, kalau betul-betul lapar, lebih baik cari warung nasi yang menyediakan daftar tarif per jenis makanan. Berpikiran bahwa harga makanan kecil lebih murah dari makanan besar, tidak selalu benar.Â
Jadi, jangan beranggapan karena makanannya kecil dalam ukuran, akan kecil juga nilai rupiahnya.