Kembali ke soal penunjukan Tim U-22 di turnamen level senior, alasannya adalah karena para pemain naturalisasi tidak dilepas oleh klub mereka. Turnamen Piala AFF memang tidak masuk kaleder FIFA.
Namun, karena Asnawi dipanggil, kenapa Rizky Ridho dan Witan Sulaiman yang lebih muda dari Asnawi tidak ikut dipanggil.Â
Rizky dan Witan adalah pemain Persija Jakarta yang tentu bisa dibujuk agar dilepas oleh klubnya, meskipun Liga 1 Indonesia tetap bergulir.
Kedua pemain di atas merupakan langganan dipanggil STY di tim senior, dan bahkan Rizky sering jadi starter di antara banyak pemain naturalisasi.
Masih banyak pemain berpengalaman di Liga 1 yang juga muda seperti Ramadhan Sananta, Alfeandra Dewangga, Rio Fahmi, dan sebagainya.
Mungkin karena pemain tersebut usianya di atas 22 tahun, meskipun hanya lewat beberapa bulan saja, tak dipanggil oleh STY .Â
Tampaknya, para pemain yang dikirim diprediksi menjadi pemain yang akan dikirim ke SEA Games tahun depan, yang membatasi usia pemain maksimal 23 tahun di tahun depan.
Makanya, dari apa yang diberitakan media asing, terkesan Indonesia tidak menganggap penting Piala AFF tahun ini. Dengan demikian, salah satu di antara Vietnam dan Thailand, diprediksi akan jadi juara.
Apapaun juga, keputusan telah diambil dan tidak perlu kita perdebatkan lagi. Fans Timnas Garuda boleh saja kurang optimis terhadap tim kesayangannya.
Tapi, tak ada yang tak mungkin dalam sepak bola. Para pemain sama sekali tak boleh pesimis, dan harus yakin dengan kemampuan terbaiknya.
Keberuntungan, atau bahkan juga keajaiban, sering terjadi di lapangan hijau. Tentu, doa kita bersama sebagai bentuk dukungan, sangat diperlukan.