Garuda Pertiwi, demikian julukan Timnas Putri Indonesia memperlihatkan kemajuan yang lumayan setelah dilatih oleh Satoru Mochizuki yang berasal dari Jepang.
Baru-baru ini media nasional cukup ramai memberitakan kesuksesan timnas putri meraih Piala AFF Putri 2024 yang dilaksanakan di Laos.Â
Ya, tentu kita perlu mengapresiasi suksesnya Garuda Pertiwi menorehkan sejarah baru, karena ini adalah trofi perdana yang diperoleh dalam 49 tahun atau sejak tim putri didirikan pada 1975.
Artinya, sejak timnas putri debut dalam kejuaraan internasional pada Kejuaraan Asia 1977, baru bisa mengangkat trofi pada Piala AFF Putri 2024.Â
Timnas putri Indonesia berhasil menjadi juara Piala AFF setelah mengalahkan Kamboja dengan skor 3-1, pada pertandingan final yang berlangsung di Stadion National Laos, Vientiane, Kamis malam (5/12/2024).Â
Pada laga yang seru itu, Reva Octaviani sukes menciptakan brace (mencetak dua gol), yakni pada menit ke-18 dan ke-57, dan satu gol lagi dicetak oleh Sydney Hopper pada menit ke-35.
Namun, mengingat komentar di media sosial banyak yang keliru, maka tulisan ini bermaksud untuk meluruskannya, tanpa mengurangi apresiasi pada timnas putri.
Komentar yang keliru itu seolah-olah Indonesia sudah jadi juara Asia Tenggara dengan Piala AFF 2024 itu, sesuatu yang untuk tim putra belum pernah sekalipun tercapai.
Perlu diketahui, turnamen yang dijuarai Indonesia adalah kualifikasi untuk Kejuaraan ASEAN Putri 2025, makanya yang ikut adalah negara dengan peringkat rendah.
Hanya 6 negara yang ikut, yakni Indonesia, Laos, Kamboja, Singapura, Malaysia, dan Timor Leste. Alhamdulillah, Indonesia tampil sempurna karena tak pernah kalah.
Nah, kenapa negara kuat seperti Vietnam dan Thailand tidak ikut? Karena bersama Myanmar dan Filipina, mereka langsung lolos ke Kejuaraan ASEAN Putri 2025.
Keempat negara di atas adalah semifinalis pada kejuaraan edisi sebelumnya. Australia yang juga negara kuat, diharapkan ikut karena telah bergabung di federasi AFF, diperlakukan sebagai langsung lolos.
Dengan demikian, 8 negara peserta Kejuaraan ASEAN Putri 2025 adalah 5 negara di atas, plus 3 terbaik di kualifikasi kemarin, yang Indonesia keluar sebagai juara.
Bagaimanapun, keberhasilan menjadi juara kemarin adalah modal berharga pemain putri kita bersaing dengan tim-tim Asia Tenggara yang lebih kuat di Kejuaraan ASEAN Putri 2025.Â
Dari sini juga, mimpi timnas putri untuk mendunia dimulai dan disemai, sebagai target jangka panjang.
Kita sambut hangat rencana PSSI untuk menggelar Liga Putri pada 2026, Â agar pembinaan sepak bola putri Tanah Air semakin kokoh pondasinya.
Dengan banyaknya Sekolah Sepak Bola (SSB) yang juga menerima peserta putri, seharusnya sudah punya "feeder" untuk bakal calon pemain di klub yang akan ikut Liga.
Selama ini, kompetisi dilakukan antar klub untuk kategori senior. Itupun klub yang punya tim wanita sangat terbatas dan tidak setiap tahun ada kompetisi yang rapi seperti Liga Indonesia untuk putra.
Pembinaan sepak bola putri pada level remaja selama ini mengandalkan turnamen seperti Piala Pertiwi yang diadakan oleh PSSI.Â
Namun, ajang ini belum sepenuhnya terfokus pada pesepak bola remaja atau pemain di bawah 17 tahun. Lagi pula, tidak semua provinsi menggelar turnamen ini.
Semoga Liga Putri 2026 bisa terealisasi dengan lancar dan menghasilkan para pemain yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H