Nah, kenapa negara kuat seperti Vietnam dan Thailand tidak ikut? Karena bersama Myanmar dan Filipina, mereka langsung lolos ke Kejuaraan ASEAN Putri 2025.
Keempat negara di atas adalah semifinalis pada kejuaraan edisi sebelumnya. Australia yang juga negara kuat, diharapkan ikut karena telah bergabung di federasi AFF, diperlakukan sebagai langsung lolos.
Dengan demikian, 8 negara peserta Kejuaraan ASEAN Putri 2025 adalah 5 negara di atas, plus 3 terbaik di kualifikasi kemarin, yang Indonesia keluar sebagai juara.
Bagaimanapun, keberhasilan menjadi juara kemarin adalah modal berharga pemain putri kita bersaing dengan tim-tim Asia Tenggara yang lebih kuat di Kejuaraan ASEAN Putri 2025.Â
Dari sini juga, mimpi timnas putri untuk mendunia dimulai dan disemai, sebagai target jangka panjang.
Kita sambut hangat rencana PSSI untuk menggelar Liga Putri pada 2026, Â agar pembinaan sepak bola putri Tanah Air semakin kokoh pondasinya.
Dengan banyaknya Sekolah Sepak Bola (SSB) yang juga menerima peserta putri, seharusnya sudah punya "feeder" untuk bakal calon pemain di klub yang akan ikut Liga.
Selama ini, kompetisi dilakukan antar klub untuk kategori senior. Itupun klub yang punya tim wanita sangat terbatas dan tidak setiap tahun ada kompetisi yang rapi seperti Liga Indonesia untuk putra.
Pembinaan sepak bola putri pada level remaja selama ini mengandalkan turnamen seperti Piala Pertiwi yang diadakan oleh PSSI.Â
Namun, ajang ini belum sepenuhnya terfokus pada pesepak bola remaja atau pemain di bawah 17 tahun. Lagi pula, tidak semua provinsi menggelar turnamen ini.
Semoga Liga Putri 2026 bisa terealisasi dengan lancar dan menghasilkan para pemain yang berkualitas.