Belum lagi kalau dihitung jumlah mereka yang masuk kelompok setengah pengangguran, tentu akan membengkak dengan angka yang signifikan.
Maka, bila daya tampung sektror formal sangat terbatas, yang jadi penyelamat adalah peluang usaha di sektor UMKM yang sangat terkait dengan kewirausahaan (entrepreneurship).
Nah, ini klop dengan butir ketiga Asta Cita yang telah ditulis di atas, yang secara eksplisit mendorong kewirausahaan bagi masyarakat.
Inilah yang menjadi PR besar bagi Kabinet Merah Putih dan bersifat lintas kementerian, bukan semata-mata tugas menteri yang berkaitan dengan UMKM saja.
Sebagai contoh, kementerian keuangan akan terkait dengan pendanaan, seperti penyediaan anggaran untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga terlibat, terkait dengan penanaman nilai-nilai kewirausahaan, apalagi untuk pendidikan vokasi (sekolah kejuruan).
Kementerian Tenaga Kerja melalui Balai Latihan Kerja perlu pula memberikan bekal entrepreneurship, bukan hanya ketrampilan teknis.
Demikian pula tentang pemahaman cara berusaha dengan memanfatkan teknologi informasi, kementerian yang terkait informasi dan digitalisasi perlu dilibatkan.
Lalu, melihat pesatnya perkembangan ekonomi kreatif, materi terkait hal ini sangat diperlukan, Â dengan bekerjasama dengan kementerian yang membidangi.
Intinya, perlu edukasi yang sistematis dan massal untuk menumbuhkan spirit atau semangat entrepreneur. Edukasi ini bisa pula secara informal, dengan melibatkan para pemuka agama.
Dengan arahan Kementerian Agama, para penceramah di rumah-rumah ibadah diimbau untuk menyelipkan muatan semangat entrepreneur.